Body fat percentage, menurut Fahey, et al. 2005 didapat dengan rumus sebagai berikut:
BFP = 041563 x sum of three skinfold – 0,00112 x [sum of
three skinfolds]
2
+ 0,03661 x age + 4,03653
Menurut Gou., et al 2015 penurunan body fat percentage yang didapat dengan melakukan olahraga aerobic secara rutin, dapat
menurunkan faktor resiko terkena penyakit kardiometabolik. Berikut nilai klasifikasi body fat percentage menurut Hoeger and Hoeger 2014:
Tabel II. Klasifikasi Body Fat Percentage pada Wanita
Hoeger and Hoeger, 2014. Klasifikasi
Wanita≥40 Tahun
Underweight 12,0
Normal 20,0-30,0
Overweight 30,1-35,0
Obess ≥35,1
B. Obesitas
Obesitas dan overweight didefinisikan sebagai keadaan yang abnormal atau akumulasi lemak yang berlebih yang dapat berpengaruh pada kesehatan
WHO, 2015. WHO mengklasifikasikan obesitas berdasarkan nilai BMI, dimana berat normal jika nilai BMI seseorang 18,5-24,99 kgm
2
, overweight 25,0-34,99 kgm
2
, dan obesitas 35,0-39,99 kgm
2
. Pengklasifikasian ini, berdasarkan study epidemiologi memberikan perkiraan yang baik terhadap hubungan antara massa
tubuh dan penyakit. Salah satu kriteria diagnosis untuk sindrom metabolik adalah berat badan James Linton, 2009.
Obesitas dihubungkan dengan banyak kondisi medis kronis dan mortalitas. Obesitas terkait kondisi medis antara lain gangguan kardiovaskular, diabetes tipe
2, arthritis, asma, gangguan tidur, dan depresi. Obesitas menurunkan fungsi fisik, dan mempengaruhi kualitas hidup menjadi lebih buruk. Pengatasan obesitas dapat
dilakukan dengan diet, olahraga, penggunaan obat, perubahan gaya hidup menjadi lebih baik, dan kombinasi dari yang telah disebutkan James Linton, 2009.
C. High Sensitif C-Reactif Protein
High sensitif C-Reactif Protein HsCRP adalah tes analisis kuantitatif dari protein C-reaktif CRP dengan tingkat yang sangat rendah dalam darah. Tes
HsCRP sedang sering digunakan sebagai penanda untuk penilaian risiko jantung dan sebagai alat prognostik dalam penyakit jantung. Tes CRP, selain evaluasi
lipid dan sistem penilaian risiko global, membantu dalam evaluasi risiko penyakit kardiovaskular pada individu. Protein C-reaktif merupakan protein fase akut yang
muncul beredar dalam menanggapi sitokin inflamasi, seperti interleukin-6, dan berfungsi sebagai biomarker untuk inflamasi sistemik American Heart
Association, 2001. Sensitivitas alat ada pada rentang 3-8 mgl, responden dengan kadar HsCRP 10 mgl menunjukkan adanya infeksi, proses inflamasi
atau trauma sehingga tidak termasuk dalam definisi sehat pada penelitian Ridker, 2001. Penyebab utama penyakit kardiovaskular adalah ateroklerosis yang
merupakan multi faktor. Ateroklerosis adalah suatu proses yang mendasari terbentuknya penyempitan pembuluh darah setempat oleh plak aterosklerotik.
Ateroklerosis pada dasarnya merupakan gabungan tiga komponen penting yaitu ateroma, sklerosis yang merupakan ekspansi jaringan fibrosa dan inflamasi yang
melibatkan aktivitas monosit, limfosit T dan sel mast. Dari pemahaman tersebut penyakit kardiovaskular juga merupakan penyakit inflamasi yang dipengaruhi
oleh kadar fibrinogen dan HsCRP Setiawan, 2011. Dari empat tanda peradangan yaitu HsCRP, serum amiloid A, interleukin 6 dan soluble-ICAM-1 didapatkan
bahwa HsCRP adalah prediktor yang paling signifikan dari risiko kejadian kardiovaskular Purba, 2012.
Tabel III. Kategori kadar HsCRP mgl American Heart, Association, 2001
Kadar mgl Kategori
1,00 Low
1,00-3,00 Mild
3,00 High
D. Penyakit Kardiovaskular CVDs