Perbandingan Rerata HsCRP pada Kelompok Body Fat Percentage 20,0, Body Fat Percentage 20,0-30,0

C. Perbandingan Rerata HsCRP pada Kelompok Body Fat Percentage 20,0, Body Fat Percentage 20,0-30,0

dan Body Fat Percentage ≥30,1 Tujuan analisis komparatif yaitu untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan bermakna antara body fat percentage rendah, normal dan overweight dengan kadar HsCRP. Pada bagian ini uji komparatif terlebih dahulu dilakukan pada kelompok body fat percentage rendah dan normal, kemudian kelompok body fat percentage normal dengan overweight, terakhir pada kelompok body fat percentage overweight dengan rendah. Uji normalitas terlebih dahulu dilakukan pada ketiga kelompok BFP, uji yang digunakan adalah Shapiro-Wilk karena jumlah data dari masing-masing kelompok ≤50. Hasil dari uji normalitas pada kelompok BFP 20,0 p=0,531, pada kelompok BFP 20,0-30,0 p=0,015, dan pada kelompok BFP ≥30,1 p=0,183. Terdapat satu kelompok yang tidak terdistribusi normal, yaitu kelompok dengan BFP20,0-30,0 sehingga uji komparatif yang digunakan adalah uji Kruskal-Wallis. Hasil uji komparatif ketiga kelompok dengan menggunakan uji Kruskal-Wallis menunjukkan signifikasi 0,022. Berikut ini tabel hasil dari uji komparatif rerata HsCRP pada ketiga kelompok BFP: Tabel VIII. Hasil Perbandingan rerata HsCRP pada kelompok dengan body fat percentage 20,0, 20,0- 30,0 dan ≥30,1 BFP 20,0 BFP20,0-30,0 BFP≥30,1 p n=9 n=28 n=11 HsCRP 2,29±0,88 2,85±1,26 4,19±1,76 0,022 p0,05 menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pada uji ini nilai signifikansi 0,05 menunjukkan paling tidak terdapat perbedaan antara dua kelompok, untuk mengetahui kelompok mana yang mempunyai perbedaan dilakukan analisis post hoc. Analisis post hoc untuk uji Kruskal-Wallis adalah uji Mann-Whitney Dahlan, 2014. Berikut tabel hasil analisis post hoc perbedaan rerata HsCRP antara 2 kelompok BMI: Tabel IX. Hasil analisis post hoc perbedaan rerata HsCRP antar 2 kelompok BFP Kelompok BFP P BFP 20 BFP 20-30 0,280 BFP 20 BFP 30,1 0,020 BFP 20-30 BFP 30,1 0,020 Hasil uji komparatif pada kelompok BFP 20,0 dengan kelompok BPF 20,0-30,0 menunjukkan signifikansi 0,280. Nilai signifikansi 0,05 menunjukkan tidak terdapat perbedaan pada kelompok BFP 20,0 dengan kelompok BPF 20,0-30,0. Uji komparatif selanjutnya pada kelompok BFP 20,0 dengan ≥30,1 menunjukkan nilai signifikansi 0,020 berarti terdapat perbedaan bermakna pada kelompok BFP 20,0 dengan ≥30,1. Uji komparatif yang ketiga dilakukan pada kelompok BFP 20,0-30,0 dengan kelompok BFP ≥30,1 menunjukkan nilai signifikansi 0,020 berarti terdapat perbedaan bermakna pada kelompok BFP 20,0- 30,0 dengan kelompok BFP ≥30,1. Kesimpulan dari uji yang dilakukan adalah terdapat perbedaan bermakna nilai HsCRP pada kelompok BFP rendah dibanding dengan kelompok BFP di atas normal, dan juga pada kelompok BFP normal dibanding dengan kelompok BFP di atas normal. Tidak terdapat perbedaan bermakna pada kelompok BFP rendah dibanding dengan kelompok BFP normal. Berikut boxplot perbandingan rerata kada HsCRP pada ketiga kelompok dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 11. Perbandingan rerata HsCRP pada ketiga kelompok BFP Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Shea, King, Gulliver,Sun 2010 di Canada. Subyek pada penelitian tersebut adalah laki-laki dan wanita dewasa, dimana hasil uji pada penelitian tersebut antara kadar HsCRP pada kelompok responden dengan BFP 20,0, kelompok dengan BFP 20,0- 30,0 dan kelompok dengan BFP ≥30,1 adalah terdapat perbedaan bermakna p0,05. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI D. Korelasi Body Mass Index, Abdominal Skinfold Thickness, Suprailiac Skinfold Thickness, Triceps Skinfold Thickness dan Body Fat Percentage terhadap kadar HsCRP Uji korelasi pada penelitian ini dilakukan antara Body Mass Index yang selanjutnya disebut BMI, Abdominal Skinfold Thickness selanjutnya disebut AST, Suprailiac Skinfold Thickness selanjutnya disebut SST, Triceps Skinfold Thickness selanjutnya disebut TST dan Body Fat Percentage selanjutnya disebut BFP terhadap kadar HsCRP. Dilakukan uji korelasi AST, SST, dan TST terhadap kadar HsCRP bertujuan untuk mengetahui skinfold thickness yang paling menggambarkan BFP. Pada penelitian ini digunakan Uji korelasi Spearman dan Pearson, uji korelasi menggunakan pearson dapat dilakukan apabila paling tidak terdapat salah satu variabel yang terdistribusi normal, dan menggunakan uji spearman apabila tidak terdapat variabel yang terdistribusi normal. Berdasarkan panduan interpretasi hasil uji hipotesis, hasil uji hipotesis dikatakan memiliki korelasi postif apabila nilai r bernilai positif dan mempunyai nilai korelasi bermakna apabila nilai p0,05 Dahlan, 2014. Berikut ini tabel hasil dari uji korelasi: Tabel X. Hasil Uji Korelasi BMI, AST, SST, TST dan BFP terhadap kadar HsCRP Variabel Korelasi r Signifikansi p r 2 BMI 0,469 0,001 0,325 AST 0,298 0,040 0,142 SST 0,384 0,007 0,147 TST 0,360 0,012 0,192 BFP 0,452 0,001 0,204 P0,05 menunjukkan adanya korelasi bermakna PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1. Korelasi body mass index terhadap kadar HsCRP Uji korelasi yang pertama dilakukan pada penelitian ini adalah korelasi antara BMI dan kadar HsCRP. Uji korelasi menggunakan uji spearman karena data BMI dan HsCRP tidak terdistribusi normal. Hasil dari uji ini diperoleh nilai r=0,469. Nilai r positif dengan rentang antara 0,4-0,6 menunjukkan korelasi positif, di mana semakin besar satu variabel maka semakin besar pula nilai variabel lainnya dengan kekuatan korelasi yang sedang Dahlan, 2014. Pada uji ini diperoleh nilai p=0,001 yang berarti terdapat korelasi yang bermakna antara body mass index terhadap kadar HsCRP. Menurut Dahlan 2014, jika nilai p 0,05 menunjukkan korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji, sedangkan jika nilai p0,005 maka tidak terdapat korelasi antara dua variabel yang diuji. Koefisien determinasi yang diperoleh yaitu 32,5. Hal ini menunjukkan bahwa 32,5 peningkatan kadar HsCRP terpengaruh oleh peningkatan BMI, sisanya 67,5 terpengaruh oleh faktor lainnya. Koefisien determinasi ini adalah satu ukuran yang digunakan untuk mengukur pengaruh variabel independen terhadap variasi variabel dependen Dahlan, 2014. Diagram sebaran korelasi antara BMI dan HsCRP dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 12. Diagram sebaran korelasi antara Body Mass Index dengan Kadar HsCRP Persebaran titik-titik dapat menunjukkan kekuatan korelasi. Apabila persebaran titik-titik makin mendekati garis linear korelasinya akan semakin kuat Dahlan, 2014. Pada Gambar 12, beberapa banyak titik yang mendekati garis linear, tetapi ada beberapi titik yang menjauh di atas garis linear menunjukkan kekuatan korelasi yang sedang dan berkorelasi positif antara BMI dan kadar HsCRP. Semakin tinggi BMI semakin semakin tinggi pula kadar HsCRP. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Aleksandra, Nadja, Tatjana, Milos, and Marija 2014 di Monterego dengan subyek wanita dewasa, dimana hasil korelasi yang menggunakan uji Spearman antara BMI dan kadar HsCRP didapatkan korelasi positif dengan nilai p=0,001 dengan kekuatan korelasi sedang yaitu r=0,513. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Korelasi abdominal skinfold thickness terhadap kadar HsCRP Uji korelasi yang selanjutnya dilakukan adalah korelasi antara abdominal skinfold thickness dan HsCRP. Uji spearman juga digunakan pada uji korelasi antara AST dan HsCRP sebab kedua data tidak terdistribusi normal. Hasil dari uji ini diperoleh nilai r=0,298. Nilai r positif dengan rentang antara 0,2-0,4 menunjukkan korelasi positif, di mana semakin besar satu variabel maka semakin besar pula nilai variabel lainnya dengan kekuatan korelasi yang lemah Dahlan, 2014. Pada uji ini diperoleh nilai p=0,040 yang berarti terdapat korelasi yang bermakna antara abdominal skinfold thickness terhadap kadar HsCRP. Sesuai dengan kriteria Dahlan 2014, nilai p0,05 menunjukkan korelasi yang bermakna antara kedua variabel. Koefisien determinasi yang diperoleh yaitu 14,2 Hal ini menunjukkan bahwa 14,2 peningkatan kadar HsCRP terpengaruh oleh peningkatan AST, sisanya 85,8 terpengaruh oleh faktor lainnya. Diagram sebaran korelasi antara AST dan kadar HsCRP dapat dilihat pada Gambar 13. Gambar 13. Diagram sebaran korelasi antara abdomen skinfold thickness dengan Kadar HsCRP 3. Korelasi suprailiac skinfold thickness terhadap kadar HsCRP Uji korelasi yang selanjutnya dilakukan adalah korelasi antara suprailiac skinfold thickness dan HsCRP. Uji normalitas yang sebelumnya telah dilakukan menghasilkan nilai p=0,227 pada sebaran data SST yang berarti data terdistribusi normal, dan nilai p=0,001 pada sebaran data HsCRP yang berarti data tidak terdistribusi normal. Paling tidak salah satu variabel normal dan syarat linearitas dapat terpenuhi uji korelasi yang digunakan adalah uji Pearson Dahlan, 2014. Hasil dari uji ini diperoleh nilai r=0,384. Nilai r tersebut masuk dalam rentang antara 0,2-0,4 menunjukkan korelasi positif, dengan kekuatan korelasi lemah Dahlan, 2014. Pada uji ini diperoleh nilai p=0,007 yang berarti terdapat korelasi yang bermakna antara SST terhadap kadar HsCRP. Sesuai dengan kriteria Dahlan 2014, nilai p0,05 menunjukkan korelasi yang bermakna antara kedua variabel. Koefisien determinasi yang diperoleh yaitu 14,7. Hal ini menunjukkan bahwa 14,7 peningkatan kadar HsCRP terpengaruh oleh peningkatan SST, sisanya 85,3 terpengaruh oleh faktor lainnya. Diagram sebaran korelasi antara SST dan kadar HsCRP dapat dilihat pada Gambar 14. Gambar 14. Diagram sebaran korelasi antara suprailiac skinfold thickness dengan Kadar HsCRP Nilai kekuatan korelasi r SST menunjukkan 0,384 di mana hasil tersebut paling tinggi dibandingkan nilai r AST dan TST terhadap HsCRP. Hasil ini menunjukkan SST yang paling menggambarkan nilai BFP seseorang, penelitian ini seperti yang dikatakan Sloan., et al bahwa suprailiac skinfold thickness dapat digunakan sebagai parameter yang menggambarkan keseluruhan presentasi lemak tubah pada wanita dewasa Gibson, 2005. 4. Korelasi triceps skinfold thickness terhadap kadar HsCRP Uji korelasi yang selanjutnya dilakukan adalah korelasi antara triceps skinfold thickness dan HsCRP. Uji spearman juga digunakan pada uji korelasi antara TST dan kadar HsCRP sebab kedua data tidak terdistribusi normal. Hasil dari uji ini diperoleh nilai r=0,360. Nilai r tersebut masuk dalam rentang antara 0,2-0,4 menunjukkan korelasi positif, dengan kekuatan korelasi yang lemah Dahlan, 2014. Pada uji ini diperoleh nilai p=0,012 yang berarti terdapat korelasi yang bermakna antara TST terhadap kadar HsCRP. Sesuai dengan kriteria Dahlan 2014, nilai p0,05 menunjukkan korelasi yang bermakna antara kedua variabel. Koefisien determinasi yang diperoleh yaitu 19,2. Hal ini menunjukkan bahwa 19,2 peningkatan kadar HsCRP terpengaruh oleh peningkatan TST, sisanya 80,8 terpengaruh oleh faktor lainnya Diagram sebaran korelasi antara TST dan kadar HsCRP dapat dilihat pada Gambar 15. Gambar 15. Diagram sebaran korelasi antara triceps skinfold thickness dengan Kadar HsCRP 5. Korelasi body fat percentage terhadap kadar HsCRP Uji korelasi yang terakhir dilakukan adalah korelasi antara body fat percentage dan kadar HsCRP. Uji normalitas yang sebelumnya telah dilakukan menghasilkan nilai p=0,457 pada sebaran data body fat percentage yang berarti data terdistribusi normal, dan nilai p=0,046 pada sebaran data BMI yang berarti data tidak terdistribusi normal. Paling tidak salah satu variabel normal dan syarat linearitas dapat terpenuhi uji korelasi yang digunakan adalah uji Pearson Dahlan, 2014. Hasil dari uji ini diperoleh nilai r=0,452. Nilai r tersebut masuk dalam rentang antara 0,4-0,6 menunjukkan korelasi positif, dengan kekuatan korelasi yang sedang Dahlan, 2014. Pada uji ini diperoleh nilai p=0,001 yang berarti terdapat korelasi yang bermakna antara body fat percentage terhadap kadar HsCRP. Sesuai dengan kriteria Dahlan 2014, nilai p0,05 menunjukkan korelasi yang bermakna antara kedua variabel. Koefisien determinasi yang diperoleh yaitu 20,4. Hal ini menunjukkan bahwa 20,4 peningkatan kadar HsCRP terpengaruh oleh peningkatan BFP, sisanya 79,6 terpengaruh oleh faktor lainnya Diagram sebaran korelasi antara BFP dan kadar HsCRP dapat dilihat pada Gambar 16. Gambar 16. Diagram sebaran korelasi antara body fat percentage dengan Kadar HsCRP Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Shea, King, Gulliver,Sun 2010 di Canada. Subyek pada penelitian tersebut adalah laki-laki dan wanita dewasa, dimana hasil uji pada penelitian tersebut terdapat korelasi antara body fat percentage dengan kadar HsCRP dengan nilai r=0,132 dan nilai p0,001. Penelitian lain yang juga menyerupai hasil penelitian ini dilakukan di Korea oleh Lim, Jang, Lee, Kimm, Park, Cho 2006 dengan subyek wanita dewasa, dimana hasil pada penelitian tersebut terdapat korelasi antara body fat percentage dengan kadar HsCRP dengan nilai r=0,242 dan nilai p0,001. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat korelasi positif yang bermakna dengan kekuatan sedang antara Body mass index r=0,469; p=0,001 dan Body fat percentage r=0,452; p=0,001 terhadap kadar HsCRP pada wanita dewasa sehat di desa Kepuharjo, kecamatan Cangkringan, Sleman, DIY.

B. Saran

1. Pada penelitian selanjutnya, mencari keterangan terkait gaya hidup, aktivitas dan keadaan patologis responden sehingga hasil yang didapatkan lebih menggambarkan kondisi sebenarnya. 2. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan dapat meningkatkan jumlah sampel.