Seksi Usaha Mikro Tujuan Dinas Sasaran Dinas Hasil Penelitian 1. Implementasi Kebijakan Penataan Pedagang Kaki Lima Kawasan

4. Penyelenggaraan pengembangan produksi dan pemasaran hasil usaha masyarakat skala kota. 5. Pelaksanaan dan fasilitas kebijakan usaha mikro, kecil dan menengah skala kota.

a. Seksi Usaha Mikro

Seksi Usaha Mikro dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Jabatan ini dipegang oleh Drs. Sapto Hadi, MM Seksi Usaha Mikro mempunyai tugas : 1. Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang usaha mikro. 2. Menyiapkan bahan pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis di bidang usaha mikro. 3. Menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain di bidang usaha mikro. 4. Menyiapkan bahan pengawasan dan pengendalian bidang usaha mikro. 5. Menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas. 6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Mnenengah sesuai dengan tugas dan fungsinya.

b. Seksi Usaha Kecil dan Menengah

Seksi Usaha Kecil dan Menengah dipimpin oleh Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Jabatan ini dipegang oleh Ratnawati, BA Seksi Usaha Kecil dan Menengah mempunyai tugas : 1. Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang usaha kecil dan menengah. 2. Menyiapkan bahan pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis di bidang usaha kecil dan menengah. 3. menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain di bidang usaha kecil dan menengah. 4. Menyiapkan bahan pengawasan dan pengendalian bidang usaha kecil dan menengah. 5. Menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas. 6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah sesuai dengan tugas dan fungsinya.

6. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah sesuai bidang dan kebutuhan.

7. Unit Pelaksana Teknis Dinas

UPTD adalah pelaksana Teknis Dinas Koperasi dan Sektor Informal Kota Surabaya yang mempunyai tugas melaksanakan fungsi pelayanan tertentu dibidang Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya dilapangan.

4.1.9. Karakteristik Pegawai

Adapun jumlah pegawai pada Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya adalah sebanyak 53 lima puluh tiga orang yang sudah termasuk 2 orang pegawai sebagai tenaga honorer dengan rincian sebagai berikut : Tabel 4.1 Komposisi Pegawai Berdasarkan Pangkat Golongan No. Pangkat Golongan Jumlah orang Prosentase 1. Pembina Tingkat I IV b 1 1,9 2. Pembina IV a 2 3,8 3. Penata Tingkat I III d 14 26,4 4. Penata III c 10 18,9 5. Penata Muda Tingkat I III b 9 16,9 6. Penata Muda III a 2 3,8 7. Pengatur Tingkat I II d 7 13,2 8. Pengatur II c 1 1,9 9. Pengatur Muda II a 4 7,5 10. Juru Tingkat I I d 1 1,9 11. Honorer 2 3,8 Jumlah 53 100 Sumber : Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Tahun 2009. Berdasarkan data pada tabel 4.1 diatas dapat diketahui jumlah pegawai Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya sebagian besar mempunyai golongan IIId dengan pangkat Penata Tingkat I sebanyak 14 orang dengan prosentase 26,4 dikarenakan pegawai yang senioritas. Tabel 4.2 Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan NO. Pendidikan Jumlah orang Prosentase 1. S2 8 15,1 2. S1 17 32,1 3. D3 5 9,4 4. SLTA 18 34 5. SLTP 1 1,9 6. SD 4 7,5 Jumlah 53 100 Sumber : Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Tahun 2009. Berdasarakan data pada tabel 4.2 diatas maka dapat diketahui jumlah pegawai Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya yang berpendidikan SLTA sebanyak 18 orang dengan prosentase 34 . Hal ini dikarenakan staf yang mendominasi masih berpendidikan SLTA. Tabel 4.3 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin NO. Jenis Kelamin Jumlah orang Prosentase 1. Laki-laki 29 54,7 2. Perempuan 24 45,3 Jumlah 53 100 Sumber : Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Tahun 2009. Berdasarkan data pada tabel 4.3 diatas maka dapat diketahui jumlah pegawai Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 29 orang dengan prosentase 54,7 . Hal ini dikarenakan banyaknya kegiatan lapangan yang lebih membutuhkan tenaga laki-laki dibandingkan perempuan. Tabel 4.4 Komposisi Pegawai Berdasarkan Umur NO. Umur Jumlah orang Prosentase 1. 20-25 1 1,9 2. 26-30 1 1,9 3. 31-35 4 7,5 4. 36-40 5 9,4 5. 41-45 12 22,7 6. 46-50 14 26,4 7. 51-55 16 30,2 Jumlah 53 100 Sumber : Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Tahun 2009. Berdasarakan data pada tabel 4.4 diatas maka dapat diketahui jumlah pegawai Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya yang berumur antara 51 tahun sampai dengan 55 tahun sebanyak 16 orang dengan prosentase 30,2 . Hal ini dikarenakan dibutuhkan pegawai yang berpengalaman. 4.1.1.6. Tujuan, sasaran dan strategi Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya.

a. Tujuan Dinas

Tujuan Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan dan memberdayakan masyarakat Koperasi dan UMKM serta Sektor informal. 2. Mengatasi dan mengurangi tingkat penganguran dan kemiskinan. 3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat masyarakat Koperasi, UMKM serta Sektor Informal.

b. Sasaran Dinas

Sasaran yang diinginkan kedepan, Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya adalah sebagai berikut : a. Sasaran pertama adalah terwujudnya pembinaan kelembagaan dan usaha 1.130 koperasi. b. Sasaran kedua adalah terwujudnya pembinaan kelembagaan dan usaha 1.585 Usaha Mikro dan 4000Pedagang Kaki Lima PKL. Sasaran Tahun 2006-2010 Sasaran 2006 2007 2008 2009 2010 Koperasi baik 555 665 820 975 1.130 Usaha Mikro 1.045 1.180 1.315 1.450 1.585 PKL 2000 2.500 3000 3.500 4.000 Sumber : Rencana Strategi Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

c. Strategi Dinas

Dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan tersebut Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya menetapkan beberapa kebijakan program dan kegiatan sebagai berikut 1. Kebijakan Kebijakan yang diambil oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya untuk mencapai tujuan tersebut diatas adalah sebagai berikut : a. Pemutakhiran data Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. b. Peningkatan kinerja aparatur dinas serta mekanisme pelayanan kepada masyarakat usaha mikro, kecil, dan menengah serta sektor informal. c. Peningkatan pemberdayaan terhadap koperasi, usaha mikro, kecil, dan menengah serta sektor informal. 2. Program dan Kegiatan Guna mewujudkan kebijakan yang telah ditetapkan seperti tersebut diatas Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam menetapkan program sebagai berikut : A. Program 1. Penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan. 2. Pendayagunaan Sumber Daya Aparatur. 3. Pengembangan KUKM. 4. Penataan dan Pemberdayaan PKL. B. Kegiatan 1. Penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan. a. Penyusunan LAKIP. b. Lomba dan resepsi koperasi. c. Penyediaan Hardware dan Software penunjang pelayanan masyarakat. 2. Pendayagunaan Sumber Daya Apartur. a. Kunjungan kerja bagi aparatur. b. Mengikuti diklat bagi aparatur. 3. Pengembangan KUKM. a. Penerbitan dan pembubaran Status Badan Hukum Koperasi. b. Pembinaan perkoperasian. c. Penyuluhan perkoperasian. d. Monitoring dan evaluasi pembinaan perkoperasian dan usaha mikro. e. Penyaluran dana bergulir koperasi dan usaha mikro. f. Pembinaan dan pengembangan usaha mikro. g. Pengembangan usaha mikro. h. Diklat teknis perkoperasian dan usaha mikro. i. Promosi produk unggulan dan misi dagang. 4. Penataan dan pemberdayaan PKL. a. Pembinaan dan penataan tempat usaha. b. Pembinaan dan pemberdayaan kewirausahaan. 4.1.1.7. Sarana dan prasarana Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya. Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya memiliki sarana yang sangat penting dan berguna bagi pegawainya, selain itu setiap pegawai memiliki perlengkapan kerja sendiri-sendiri yang telah disediakan oleh dinas. Seperti dapat dilihat dalam tabel 5 di bawah ini, sarana dan prasarana yang ada di Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya. Tabel 4.5 Sarana dan prasarana No. Jenis Barang Jumlah buah Kondisi 1. Komputer 30 set Baik 2. Almari besi 30 buah Baik 3. Filling kabinet 57 buah Baik 4. Televisi 13 buah Baik 5. Meja tulis 60 buah Baik 6. Kursi 69 buah Baik 7. Kursi putar 25 buah Baik 8. Kursi Tamu 17 set Baik 9. Brangkas 35 buah Baik 10. Kendaraan roda 4 5 buah Baik Sumber : Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Tahun 2009. Dapat dilihat dari tabel 4.5 bahwa sarana dan prasarana di Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya sudah sangat baik, sehingga bisa membantu pegawai dalam pelaksanaan tugas secara efektif dan efesien.

4.1.2. Gambaran Umum Kecamatan Gubeng

Kecamatan Gubeng merupakan wilayah yang terletak wilayah Kota Surabaya Timur. Kantor Kecamatan Gubeng terletak di Jalan Airlangga I No. 1. dengan luas Kecamatan Gubeng mencapai 755,95 Ha.

4.1.2.1. Batas Wilayah Kecamatan Gubeng

Batas Sebelah Utara : Kecamatan Tambaksari Batas Sebelah Selatan : Kecamatan Sukolilo Batas Sebelah Barat : Kecamatan Wonokromo Batas Sebelah Timur : Kecamatan Mulyorejo

4.1.2.2. Jumlah Penduduk

Data jumlah penduduk Kecamatan Gubeng Pemerintahan Kota Surabaya menurut jenis kelamin berjumlah 32.678 jiwa, sebagaimana yang telah diklasifikasikan pada table sebagai berikut : Tabel 4.6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Jumlah orang Prosentase 1. Laki-laki 16.507 50,5 2. Perempuan 16.171 49,5 Jumlah 32.678 100 Sumber : Monografi Kecamatan Gubeng Tahun 2009 Berdasarkan tabel 4.1 bahwa jumlah penduduk menurut jenis kelamin yang paling banyak adalah laki-laki sebesar 50,5 , sedangkan jumlah perempuan sebesar 49,5 .hal tersebut menandakan jumlah penduduk di Kecamatan Gubeng barjumlah seimbang. Sedangkan Jumlah Penduduk Kecamatan Gubeng menurut usia dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.7 Jumlah Penduduk Menurut Usia No. Usia tahun Jumlah orang Prosentase 1. 0-10 5.784 17,7 2. 11-20 6.540 20 3. 21-30 5.816 17,8 4. 31-40 5.358 16,4 5. 41-50 4.182 12,8 6. 51-60 4.803 14,7 7. 60 195 0.6 Jumlah 32.678 100 Sumber : Monografi Kecamatan Gubeng Tahun 2009 Berdasarkan tabel 4.2 bahwa jumlah penduduk menurut tingkat usia paling banyak pada usia 11-20 tahun 20 , sedangkan terendah pada usia 60 tahun yang berjumlah 0,6 . Komposisi penduduk Kecamatan Gubeng berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.8 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian No. Mata Pencaharian Jumlah orang Prosentase 1. Petani 59 0,8 2. Pengusaha sedang besar 3 0,04 3. Buruh industri 221 3 4. Buruh pabrik 96 1,3 5. Pedagang 764 10,36 6. PNS 5.512 74,7 7. TNI 617 8,4 8. Peternak 105 1,4 Jumlah 7.377 100 Sumber : Monografi Kecamatan Gubeng Tahun 2009 Berdasarkan data pada tabel 4.3 dapat diketahui sebagian besar mata pencaharian penduduk Kecamatan Gubeng adalah PNS sebesar 74,7 , sedangkan yang terkecil adalah adalah bidang pengusaha sedangbesar sebesar 0,04 . Komposisi penduduk Kecamatan Gubeng berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.9 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan No. Tingkat Pendidikan Jumlah orang Prosentase 1. Tamat S1 4325 13,2 2. Tamat D3 548 1,7 3. Tamat D1 723 2,2 4. Tamat SLTA sederajat 14916 45,7 5. Tamat SLTP sederajat 3764 11,5 6. Tamat SD Sederajat 5416 16,6 7. Tidak tamat SD sederajat 1547 4,7 8. Tidak belum sekolah 1439 4,4 Jumlah 32.678 100 Sumber : Monografi Kecamatan Gubeng Tahun 2009 Berdasarkan data penduduk pada tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar tingkat pendidikan penduduk Kecamatan Gubeng adalah tamat SLTAsederajat sebesar 45,7 . Sedangkan yang terkecil adalah tamat D3 sebesar 1,7 . Kecamatan Gubeng Kota Surabaya memiliki struktur yang tertata rapi guna memaksimalkan kinerja pada tiap bagiannya. Hal itu dapat dilihat dari struktur sebagai berikut : Gambar 3 Struktur Organisasi Kecamatan Gubeng Sub Seksi Keuangan Bambang Dwi Tjahjono Sub Seksi Umum Kepegawaian Indra Fajar Swasana, S.Sos Seksi Kentrentaman Keamanan Umum Kenny Pieter T. S.STP Sekretaris Camat Elfinita, BcKn Seksi Tata Pemerintahan Istiati Rahayu, S.Sos Seksi FisikPrasarana Sasongko, SH Kelurahan Seksi Perekonomian Hindun Irianingsih, S.Sos Seksi SosialPembe rdayaan Masyarakat Fefien Muarsiningsih Camat Drs. Imam Siswandi, MM Sumber : Kecamatan Gubeng 2009 TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI KECAMATAN 1. Camat Mempunyai tugas dan fungsi : a. Mengkoordinasikan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat. b. Mengkoordinasikan upaya Penyelenggaraan ketentraman dan Ketertiban Umum. c. Mengkoordinasikan Penerapan dan Penegakan Peraturan Perundang- undangan. d. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas Pelayanan Umum. e. Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat Kecamatan. f. Membina Penyelenggaraan Pemerintahan Kelurahan. g. Melaksanakan Pelayanan Masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya atau yang belum dapat dilaksanakan Kelurahan. 2. Sekretaris Camat Mempunyai tugas dan fungsi : a. Pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana program, anggaran dan laporan Kecamatan; b. Pelaksanaan pembinaan organisasi dan ketatalaksanaan; c. Pengelolaan administrasi kepegawaian; d. Pengelolaan surat-menyurat, dokumentasi, rumah tangga, perlengkapanperalatan kantor, kearsipan dan perpustakaan; e. Pelaksanaan hubungan masyarakat dan keprotokolan; f. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian di bidang ketatausahaan; g. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; h. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh camat sesuai dengan tugas dan fungsinya. 3. Sub Seksi Umum Kepegawaian Mempunyai tugas dan fungsi : a. Penyiapan bahan penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang umum dan kepegawian; b. Penyiapan bahan pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis di bidang umum dan kepegawaian; c. Penyiapanbahan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain di bidang umum dan kepegawaian; d. Penyiapan bahan pengawasan dan pengendalian di bidang umum dan kepegawaian; e. Penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas. 4. Sub Seksi Keuangan Mempunyai tugas dan fungsi : a. Penyiapan bahan penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang keuangan; b. Penyiapan bahan pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis di bidang keuangan; c. Penyiapan bahan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain di bidang keuangan; d. Penyiapan bahan pengawasan dan pengendalian di bidang keuangan; e. Pelaksanaan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas. 5. Seksi Pemerintahan Mempunyai tugas dan fungsi : a. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang tata pemerintahan; b. Pelaksanaan program dan petunjuk teknis di bidang tata pemerintahan; c. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain di bidang tata pemerintahan; d. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian di bidang tata pemerintahan; e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas. 6. Seksi Sosial Pemberdayaan Masyarakat Mempunyai tugas dan fungsi : a. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang sosial dan pemberdayaan masyarakat; b. Pelaksanaan program dan petunjuk teknis di bidang sosial dan pemberdayaan masyarakat; c. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain di bidang sosial dan pemberdayaan masyarakat; d. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian di bidang sosial dan pemberdayaan masyarakat; e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas. 7. Seksi Ketentraman Ketertiban Umum Mempunyai tugas dan fungsi : a. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang ketentraman dan ketertiban umum; b. Pelaksanaan program dan petunjuk teknis di bidang ketentraman dan ketertiban umum; c. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain di bidang ketentraman dan ketertiban umum; d. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian di bidang ketentraman dan ketertiban umum; e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas. 8. Seksi Perekonomian Mempunyai tugas dan fungsi : a. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang perekonomian; b. Pelaksanaan program dan petunjuk teknis di bidang perekonomian; c. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain di bidang perekonomian; d. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian di bidang perekonomian; e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas. 9. Seksi Fisik Prasarana Mempunyai tugas dan fungsi : a. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang fisik dan prasarana; b. Pelaksanaan program dan petunjuk teknis di bidang fisik dan prasarana; c. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain di bidang fisik dan prasarana; d. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian di bidang fisik dan prasarana; e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

4.1.3. Gambaran Umum PKL Dharmawangsa

Keberadaan pedagang kaki lima dalam penelitian ini disebut Sentra PKL Dharmawangsa Surabaya. Lokasi PKL tersebut terletak di daerah Dharmawangsa. Dharmawangsa sendiri berada di Kelurahan Airlangga, Kecamatan Gubeng Kota Surabaya. Pedagang kaki lima yang berada di tempat tersebut tergabung dalam suatu paguyuban yang disebut Paguyuban Sentra PKL Dharmawangsa Surabaya. Mereka berada di dalam wilayah Kelurahan Airlangga, Kecamatan Gubeng. Paguyuban ini berdidri pada awal 2009 yang mempunyai tujuan untuk mengkoordinasi para PKL yang berada di kawasan Dharmawangsa. Jumlah semua pedagang di paguyuban ini beranggotakan kurang lebih 48 orang PKL. Organisasi paguyuban Sentra PKL Dharmawangsa Surabaya dalam melaksanakan kegiatannya memiliki struktur organisasi yang berguna untuk menjalankan roda organisasi. Adapun struktur organisasinya adalah sebagai berikut : Gambar 4 Struktur Organisasi Paguyuban Sentra Pkl Dharmawangsa Surabaya Sekretaris Samsul H. Ketua I Jarwanto Ketua II Pardi Bendahara H. Bakir Keamanan Rohim Kebersihan Muhdi Humas Zubairi Sumber : Paguyuban Sentra PKL Dharmawangsa Tugas pokok dan fungsi Paguyuban Sentra PKL Dharmawangsa, adalah : 1. Ketua I Ketua I memiliki tugas memimpin dan mengkoordinasi seluruh kegiatan paguyuban dan bertanggung jawab penuh tentang segala kebijakan organisasi baik ke dalam maupun ke luar. 2. Ketua II Ketua II memiliki tugas membantu tugas dari Ketua I dalam mengkoordinasikan seluruh kegiatan paguyuban. 3. Sekretaris Sekretaris memiliki tugas membuat dan menyelenggarakan laporan organisasi serta bertanggung jawab memberikan laporan pada Ketua I. 4. Bendahara Bendahara memiliki tugas untuk mengelola keuangan paguyuban secara efisien dan efektif. 5. Keamanan Keamanan memiliki tugas mengamankan anggota paguyuban dari pungutan liar serta mengamankan area berdagang. 6. Kebersihan Kebersihan memiliki tugas untuk selalu menjaga kebersihan di area PKL melakukan usahanya. 7. Humas Humas memiliki tugas sebagai penghubung paguyuban dengan masyarakat dan menjalin kerjasama dengan pihak lain. 4.2. Hasil Penelitian 4.2.1. Implementasi Kebijakan Penataan Pedagang Kaki Lima Kawasan Dharmawangsa Surabaya Penataan pedagang kaki lima di Surabaya merupakan salah satu kebijakan yang diterapkan oleh Pemerintah Kota Surabaya yang mempunyai tujuan untuk menciptakan kota berdasarkan ketertiban dan keindahan. Dalam menciptakan tujuan ini, pemerintah kota telah melaksanakannya dalam waktu yang cukup lama. Namun seiring berjalannya waktu, pelaksanaan tersebut selalu menimbulkan masalah tersendiri karena aktivitas pedagang kaki lima tersebut. Berdasarkan Peraturan Daerah No. 17 Tahun 2003 Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima tersebut, pemerintah kota mengeluarkan kebijakan yang menetapkan antara lain : a. Sadar betul bahwa lahan yang dipergunakan untuk berjualan adalah bukan milik pribadi. b. Tidak akan melakukan jual beli, memindah tangankan tempat usahastand kepada orang lain. c. Tidak akan memperdagangkan barang-barang terlarang menurut ketentuan hukum dan undang-undang yang berlaku di Negara republic Indonesia, baik disengaja maupun tidak disengaja. d. Tidak akan membuat tempat usaha secara permanent. e. Tidak akan mempergunakan tempat usaha sebagai tempat tinggal. f. Sanggup memelihara kebersihan, keamanan dan ketertiban di lokasitempat usaha. g. Sanggup menaati segala peraturan yang disepakati antara pihak PKL dengan pihak Pemerintah Kota Surabaya. h. Sanggup mengosongkanmengembalikan dan menyerahkan kembali tanah lahanlokasi tersebut apabila sewaktu-waktu dibutuhkan dengan pemberitahuan terlebih dahulu tanpa syarat apapun serta menuntut dalam bentuk apapun. Dalam implementasi kebijakan penataan PKL di Dharmawangsa Surabaya, telah dicapai beberapa kesepakatan menyangkut penataan PKL di Dharmawangsa Surabaya yang meliputi, jumlah PKL, jenis dagangan dan alat peraga. Kesepakatan antara Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya bersama dengan Paguyuban Sentra PKL Dharmawangsa Surabaya meliputi :

1. Jumlah PKL di Sentra PKL Dharmawangsa Surabaya

Pengaturan jumlah pedagang kaki lima di Sentra PKL Dharmawangsa berjumlah kurang lebih 48 orang dengan mekanisme pendaftaran yang diatur sepenuhnya oleh Paguyuban dengan persyaratan, yaitu : a. Fotokopi KTP asli harus berdomisili di Surabaya b. Mengisi formulir pendaftaran c. Membayar sumbangan kas semampunya d. Membayar iuran bulanan sebesar Rp, 3000,- listrik dan air. Sedangkan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya hanya memberikan bimbinganarahan saja. Seperti keterangan Bapak Markum, S.Sos selaku Wakil Seksi Usaha Mikro Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya, beliau mengatakan bahwa : “Kami selaku dari pihak Dinas Koperasi dan UMKM hanya memberikan bimbingan secara teknis dan manajemen saja.” wawancara 18 juni 2010 Jawaban senada juga diungkapkan oleh Bapak Iwan Kussugiarto selaku staf Seksi Usaha Mikro Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya, beliau mengatakan bahwa : “Jumlah PKL sebenarnya itu kurang lebih 72 PKL, hanya saja untuk saat ini tinggal 30 PKL trus yang sisanya itu kebanyakan gak jualan soalnya konsumen itu untuk jalan-jalan itu cuma depan sampai tengah aja. Jadi yang jualan di belakang itu gak laku” “Kalo untuk pendaftaran menjadi pedagang di Sentra PKL Dharmawangsa, itu sepenuhnya diatur oleh pihak paguyuban” wawancara 04 juni 2010 Bapak Jarwanto dari Paguyuban Sentra PKL Dharmawangsa Surabaya, mengatakan bahwa : “Jumlahnya benar seperti yang sampeyan punya itu kurang lebih sebanyak 48 PKL yang aktif dan sampai sekarang itu ada, memang awal masuk itu 72 pedagang, tetapi teman-teman yang mendapatkan tempat di belakang itu mengundurkan diri jadi tinggal itu yang aktif” “Kalo ingin berdagang di sini mas, syaratnya harus ber-KTP Surabaya, mengisi formulir sama membayar uang pendaftaran seikhlasnya. Iuran di sini Rp. 3000,- tiap bulan” wawancara 07 juni 2010 Pendapat lainnya diungkapkan oleh Pak Pardi, pedagang bakso, beliau mengatakan bahwa : “Pedagang di sini itu ya dari depan sampe tengah mas, soalnya dari tengah sampe belakang dekat kamar mandi itu kosong mas.” “Untuk bisa jadi pedagang sini, langsung daftar aja ke ketua paguyuban Pak Jarwanto mas, terus isi formulir, sumbangan semampunya untuk isi kas. Kalo iuran di sisni bayarnya Rp. 3000,- tiap bulan.” wawancara 07 juni 2010 Jawaban senada juga dikemukakan oleh Ibu Pujiati padagang nasi campur, yang berpendapat bahwa : “Kalo anggota paguyuban ya cuma yang di dalam lokasi ini mas, kalo yang di luar itu bukan mas” “Kalo mau dagang di sini dan jadi anggota paguyuban langsung ae daftar ke ketua e di sini, tinggal fotokopi KTP trus bayar kas semampunya. Kalo masalah iuran di sini ditarik Rp. 3000,- per orang tiap satu bulan.” wawancara 07 juni 2010 Jawaban yang sama juga dilontarkan oleh Bapak Kusno pedagang tahu campur, yang mengatakan : “Kalo pedagang di sini yang saya tau jumlahnya 48 orang mas, soalnya di belakang sampai dekat kamar mandi itu kosong mas.” “Waktu pertama saya jualan di sini, saya daftar dulu ke paguyuban habis itu isi formulir, trus kasih sumbangan seikhlasnya. Masalah iuran di sini ditarik Rp. 3000,- per bulan mas.” wawancara 18 juni 2010 Hal tersebut didukung oleh pendapat Bapak Kolik pedagang soto ayam, beliau berpendapat bahwa : “Sebenernya waktu pertama masuk di sini ada 72 pedagang mas, berhubung teman-teman yang kebagian tempat di belakang mengundurkan diri, jadi ya tinggal 48 orang ini mas sisanya” “Kalo mau masuk sini harus daftar dulu lalu kasih sumbangan seikhlasnya buat dana kas. Habis itu diwajibkan membayar iuran sebesar Rp. 3000,- tiap bulan buat listrik sama air.” wawancara 18 juni 2010 Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pedagang yang berjualan di Sentra PKL Dharmawangsa Surabaya merupakan anggota paguyuban yang berdagang makanan, minuman dan hanya sebagian yang tidak berjualan makanan dan minuman, sedangkan pedagang di luar lokasi bukanlah anggota paguyuban. Tabel 4.10 Komposisi PKL Dharmawangsa Surabaya Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Jumlah Prosentase 1. Laki-laki 34 70,8 2. Perempuan 14 29,2 Total 48 100 Sumber : Paguyuban Sentra PKL Dharmawangsa Surabaya Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa PKL yang ada di Sentra PKL Dharmawangsa Surabaya berjumlah 48 pedagang yang terdiri dari 34 orang 70,8 berjenis kelamin laki-laki, dan pedagang berjenis kelamin perempuan 14 orang 29,2.

2. Jenis Barang Dagangan

Pedagang yang berjualan di Sentra PKL Dharmawangsa Surabaya menjual berbagai macam makanan dan minuman yang beragam. Beragamnya jenis makanan dan minuman yang mereka jual merupakan kesepakatan dari paguyuban itu sendiri, dan tidak ada pengelompokkan atau penyeragaman. Seperti penuturan Bapak Markum, S.Sos selaku Wakil Seksi Usaha Mikro Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya, beliau mengatakan bahwa : “Jenis barang dagangan yang ada di PKL Dharmawangsa itu makanan dan minuman foodcourt, seperti di Urip Sumoharjo itu loh mas.” wawancara 18 juni 2010 Hal senada juga disampaikan oleh Bapak Iwan Kussugiarto Selaku staf Seksi Usaha Mikro Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya, yang mengatakan bahwa : “Seharusnya jenis dagangan mereka itu mamin makanan dan minuman, tetapi dari para PKL dengan alasan memenuhi kebutuhan pengunjung rumah sakit akhirnya mereka menjual berbagai kebutuhan misalnya bantal, selimut, tikar dan lain sebagainya.” wawancara 04 juni 2010 Untuk pengaturan jenis barang dagangannya berdasarkan lokasi tidak ada karena semua pedagang di dalam satu kawasan. Berdasarkan penuturan Bapak Jarwanto selaku Ketua Paguyuban PKL, beliau mengatakan bahwa : “Jual dagangannya itu bebas mas, jual apa tidak ditentukan dan tidak dibatasi. Mau jual sama dengan disebelahnya tidak apa-apa, ada yang jual makanan, ada yang jual mracangan tetapi rata-rata jual makanan dan minuman mas yang gak jual makanan dan minuman paling cuma 4-5 orang yang berjualan dibelakang mas.” wawancara 07 juni 2010 Jawaban yang sama diungkapkan oleh Bapak Pardi pedagang bakso, beliau mengatakan bahwa : “Di sini rata-rata jualannya makanan dan minuman mas, paling yang jual selain makanan cuma berapa mas.” wawancara 07 juni 2010 Jawaban senada juga dinyatakan oleh Ibu Pujiati pedagang nasi campur, beliau mengatakan : “Ya, di sini hampir semuanya berjualan makanan mas, paling di belakang itu mas yang gak jual makanan, cuma dikit tok.” wawancara 07 juni 2010 Hal tersebut didukung oleh Bapak Alim Sudarsono pedagang tempe penyet, beliau mengatakan bahwa : “Kita kan dulunya pedagang makanan yang ada di depan itu mas, jadi setelah ditempatkan di sini ya semuanya pedagang makanan, paling pedagang-pedagang baru yang di belakang itu yang gak dagang makanan mas.” wawancara 18 juni 2010 Dari keterangan di atas dapat diketahuai bahwa tidak ada pengelompokkan untuk jenis barang dagangan tertentu, karena semua pedagang menjual produk makan dan minuman yang beragam, tetapi masih ada beberapa pedagang yang tidak menjual makanan dan minuman.. Tabel 4.11 Karakteristik Jumlah PKL Menurut Jenis Dagangan No. Jenis Barang Dagangan Jumlah Pedagang Prosentase 1. Ayam Goreng 1 2,08 2. Bakso 3 6,25 3. Es Jus Buah 1 2,08 4. Nasi Campur 8 16,67 5. Nasi Goreng 3 6,25 6. Soto Daging 4 8,36 7. Ayam Bebek 2 4,17 8. Kios 10 20,83 9. Soto Ayam 5 10,42 10. Tahu Campur 1 2,08 11. Tempe Penyet 1 2,08 12. Rujak 1 2,08 13. Batagor 1 2,08 14. Pecel Lele 1 2,08 15. Warkop 3 6,25 16. Nasi Padang 1 2,08 17. Es Campur 1 2,08 18. Nasi Pecel 1 2,08 Total 48 100 Sumber : Paguyuban Sentra PKL Dharmawangsa Surabaya Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa PKL yang ada di Sentra PKL Dharmawangsa Surabaya berjumlah 48 pedagang yang menjual berbagai jenis makanan dan minuman dan hanya sebagian yang tidak menjaul makanan dan minuman.

3. Alat Peraga Berdagang PKL

Alat peraga pedagang kaki lima dalam hal ini adalah rombong berjualan yang pengadaannya secara mandiriswadaya dari pedagang masing-masing, hal ini dikarenakan mereka telah diberikan tempat berlindung dari panas dan hujan. Seperti penuturan Bapak Markum, S.Sos selaku Wakil Seksi Usaha Mikro Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya, beliau mengatakan bahwa : “Untuk saat ini di PKL Dharmawangsa belum ada penyeragaman alat peraga, hal ini disebabkan mereka masih bisa menggunakan gerobakrombong yang mereka punya dan belum adanya pihak yang bisa diajak bekerjasama.” wawancara 18 juni 2010 Hal yang sama dijelaskan oleh Bapak Iwan Kussugiarto selaku staf Seksi Usaha Mikro Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya, yang mengatakan bahwa : “Kalau untuk gerobakalat peraga itu swadaya dari para PKL sendiri, soalnya dari awal gerobak itu sudah ada kan yang mereka pergunakan untuk berjualan di depan itu trus mereka dapat stand 1,5 x 2m jadi mereka tinggal motong saja disesuaikan dengan stand yang ditempati.” wawancara 04 juni 2010 Sedangkan Bapak Jarwanto selaku Ketua Paguyuban Sentra PKL Dharmawangsa Surabaya juga berpendapat : “Alat peraga sendiri swadaya dari kami sendiri selaku PKL, kan memang sudah ada sebelumnya waktu kami berjualan di luar mas. Kalo untuk penyeragamanrombongisasi belum dapat terlaksana mas, soalnya belum ada pihak yang mau bekerjasama.” wawancara 07 juni 2010 Hal senada juga dikatakan oleh Pak Pardi, pedagang bakso yang mengatakan bahwa : “Kalo gerobak ini punya kami sendiri mas, kan kami dulunya berdagang di depan trus masuk kesini. Gak ada bantuan dari pemerintah buat gerobak kami ini.” wawancara 07 juni 2010 Hal yang sama disampaikan oleh Ibu Pujiati pedagang nasi campur, beliau mengatakan bahwa : “Kalo yang ini punya saya sendiri mas, belum ada bantuan dari luar mas.” wawancara 07 juni 2010 Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa para pedagang menggunakan rombong berjualan yang pengadaannya dibiayai oleh pedagang sendirisecara swadaya. 4.3. Pembahasan 4.3.1. Implementasi Kebijakan Penataan Pedagang Kaki Lima Kawasan