suatu masalah atau sekelompok masalah tertentu yang saling berkaitan yang mempengaruhi sebagian besar warga masyarakat.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kebijakan publik adalah sejumlah aktivitas pemerintah untuk memecahkan masalah di masyarakat,
baik secara langsung maupun melalui berbagai lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat.
2.2.3. Langkah-Langkah Kebijakan Publik
Menurut Dunn dalam Tangkilisan 2003:8, tahap-tahap kebijakan dibagi menjadi:
1. Penetapan agenda kebijakan agenda setting
Tahap pertama penetapan agenda kabijakan adalah menentukan masalah publik yang akan dipecahkan.
2. Formulasi Kebijakan policy formulation
Mengidentifikasikan kemungkinan kebijakan yabf dapat digunakan melalui prosedur forcasting untuk memecahkan masalah yang didalamnya terkandung
konsekuensi dari setiap pilihan kebijakan yang akan dipilih. 3.
Adopsi Kebijakan policy adoption Tahap adopsi kebijakan merupakan tahap untuk menentukan pilihan kebijakan
melalui dukungan para stakeholders atau pelaku yang terlibat. 4.
Isi Kebijakan policy implementation Implementasi berkaitan dengan berbagai kegiatan yang diarahkan untuk
merealisasikan program, dimana pada posisi ini eksekutif mengatur cara untuk
mengorganisir, menginterprestasikan dan menerapkan kebijakanyang telah diseleksi.
5. Evaluasi Kebijakan policy assessment
Tahap akhir dari proses pembuatan kebijakan adalah penilaian terhadap kebijakan yang telah diambil dan dilakukan. Dalam penelitian ini semua proses
implementasi dinilai apakah telah sesuai dengan yang telah ditentukan atau direncanakan dalam program kebijakan tersebut sesuai dengan ukuran-ukuran
kriteria-kriteria yang telah ditentukan.
2.2.4. Aktor Kebijakan Publik
a Pejabat Pembuat Kebijakan
Menirut Agustino 2006 : 29 yang dimaksud dengan Pejabat pembuat kebijakan adalah orang yang mempunyai wewenang yang sah untuk ikut serta
dalam formulasi hingga penetapan kebijakan publik yang termasuk dalam pembuat kebijakan secara normatif adalah : legislatif, eksekutif, administrator
dan para hakim. Masing-masing mempunyai tugas dalam pembuatan kebijakan yang relatif berbeda dengan lembaga lain.
b Aktor Yang Terlibat
Menurut Agustino 2006 : 41 di Indonesia, di era reformasi ini, aktor kebijakan lembaga Negara dan pemerintah yang berwenang membuat
perundang-undang atau kebijakan adalah : 1.
Majelis Permusyawaratan Rakyat MPR 2.
Dewan Perwakilan Rakyat DPR
3. Presiden
4. Pemerintah yang meliputi :
a. Presiden sebagai kepala Pemerintahan pemerintah pusat
b. Menteri
c. Lembaga Non-Departemen
d. Direktorat Jendral Dirjen
e. Badan-Badan Negara lainnya Bank Sentral, BUMN, dan lainnya
f. Pemerintah Daerah Propinsi
g. Pemerintah daerah kota atau kabupaten
h. Kepala desa
i. Dewan perwakilan daerah propinsi
j. Dewan perwakilan daerah kota atau kabupaten
k. Badan perwakilan desa BPD
Lembaga-lembaga Negara dan pemerintah tersebut memiliki peran dan wewenang masing-masing untuk membuat perundang kebijakan publik sesuai
dengan kedudukannya dalam sistem pemerintah.
2.2.4.1. Sifat Kebijakan Publik
Menurut Wianarno 2002 : 19 sifat kebijakan publik sebagai arah tindakan dapat dipahami secara lebih baik bila konsep ini dirinci beberapa kategori sebagai
berikut :
1. Tuntutan-Tuntutan Kebijakan
Adalah tuntutan-tuntutan yang dibuat oleh aktor-aktor swasta atau pemerintah, ditujukan kepada pejabat-pejabat pemerintah dalam suatu sistem politik.
2. KeputusanKebijakan
Adalah keputusan-keputusan yang dibuat oleh pejabat-pejabat pemerintah yang mengesahkan atau memberi arah dan subtansi kepada tindakan-tindakan
kebijakan publik. 3.
Peryataan-Peryataan Kebijakan Adalah peryataan-peryataan resmi atau artikulasi-artikulasi penjelasan
kebijakan publik. 4.
Hasil-Hasil Kebijakan Adalah manifestasi nyata dari kebijakan-kebijakan publik hal-hal yang
sebenarnya dilakukan menurut keputusan-keputusan dan pernyataa-pernyataan kebijakan.
5. Dampak-Dampak Kebijakan
Adalah akibat bagi masyarakat baik yang berasal dari tindakan atau tidak adanya tindakan pemerintah.
2.2.4.2. Manfaat Kabijakan Publik
Menurut Dye dan Anderson dalam Subarsono 2005 : 4, studi kebijakan publik memiliki tiga manfaat penting yaitu :
1. Pengembangan ilmu pengetahuan
Dalam konteks ini, ilmuwan dapat menempatkan kebijakan publik sebagai variabel terpengaruh dependent variable sehingga berusaha menentukan
variabel pengaruhnya independent variable. Studi ini berusaha mencari variabel-variabel yang dapat mempengaruhi isi dari sebuah kebijakan publik.
2. Membantu para praktisi dalam memecahkan masalah-masalah publik
Dengan mempelajari kebijakan publik para praktisi akan memiliki dasar teoritis tentang bagaimana membuat kebijakan publik yang baik dan
memperkecil kegagalan dari suatu kebijakan publik. Sehingga ke depan akan lahir kebijakan publik yang lebih berkualitas yang dapat menopang tujuan
pembangunan. 3.
Berguana untuk tujuan politik Suatu kebijakan publik yang dibuat melalui proses yang benar dengan
dukungan teori yang kuat memiliki posisi yang kuat terhadap kritik dari lawan- lawan politik. Kebijakan publik tersebut dapat menyakinkan kepada lawan-
lawan politik yang tadinya kurang setuju. Kebijakan publik seperti itu tidak akan mudah dicabut hanya karena alasan kepentingan sesaat dari lawan-lawan
politik.
2.2.5. Tujuan Kebijakan
Ada beberapa tujuan kebijakan menurut Hoogerwef dalam Soenarko 2000: 82 yaitu :
a. Memelihara ketertiban umum Negara sebagai stabilisator
b. Melancarkan perkembangan masyarakat dalam berbagai hal Negara sebagai
perangsang, stimulator c.
Menyesuaikan berbagai aktivitas Negara sebagai kordinator d.
Memperuntukkan dam membagi berbagai materi Negara sebagai pembagi, alokator
Tujuan-tujuan yang demikian itu, tentu saja merupakan tujuan antara guna untuk memcapai tujuan akhir. Untuk bangsa dan Negara Indonesia, tujuan
kebijaksanaan itu adalah : a.
Memajukan kesejahteraan umum b.
Mencerdaskan kehidupan bangsa c.
Ikut melaksanakan ketertiban dunia Sedangkan untuk tujuan akhirnya goal adalah : masyarakat yang adil dan
makmur berdasarkan pancasila dan UUD 1945
2.2.6. Evaluasi Kebijakan