Keabsahan Data IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI SENTRA PKL JALAN DHARMAWANGSA KOTA SURABAYA.

Analisis Data Pengumpulan Data Reduksi Data Penyajian Data Kesimpulan dan Verifikasi Sumber : Miles dan Huberman 1992 : 20

3.7. Keabsahan Data

Menurut Moleong 2007 : 324, untuk menetapkan keabsahan trustworthiness data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada 4 empat kriteria yang digunakan, yaitu : 1. Derajat Kepercayaan Credibility Penerapan kriterium derajat kepercayaan kredibilitas pada dasarnya menggantikan konsep validitas internal dari non kualitatif. Kriterium ini berfungsi untuk melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai dan, mempetunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataaan ganda yang sedang diteliti. 2. Keteralihan transferality Keteralihan sebagai persoalan empiris bergantung pada kesamaan antara konteks pengirim dan penerima. Untuk melakukan penglihan tersebut seorang peneliti hendaknya mencari dan mengumpulkan kejadian empiris tentang kesamaan konteks dengan demikian peneliti bertanggung jawab untuk menyediakan data deskriptif secukupnya jika ia ingin membuat keputusan tentang pengalihan tersebut. Untuk keperluan itu peneliti harus melakukan penelitian kecil untuk memastikan usaha memverifikasi tersebut. 3. Kebergantungan dependability Kebergantungan merupakan substitusi istulah reliabilitas dalam penelitian yang nonkualitatif. Pada cara nonkualitatif yaitu dengan diadakan pengulangan studi dalam suatu kondisi yang sama dan hasilnya secara esensial sama maka dikatakan reliabilitas ditunjukkan dengan jalan mengadakan replikasi studi. Jika dua atau beberapa kali diadakan pengulangan suatu studi dalam suatu kondisi yang sama dan hasilnya secara esensial sama, dikatakan reliabilitasnya tercapai. Hal ini benar sama dengan alamiah yang mengandalkan orang sebagai instrument. Mungkin karena kelebihan, atau karena keterbatasan mengingat sehingga membuat kesalahan-kesalahan. Namun, kekeliruan yang dibuat orang demikian jelas tidak mengubah keutuhan kenyataan yang distudi. Konsep kebergantungan lebih luas daripada reliabilitas. Hal tersebut disebabkan oleh peninjauannya dari segi bahwa konsep itu memperhitungkan segala- galanya, yaitu yang ada pada reliabilitas itu sendiri ditambah faktor-faktor lainnya yang bersangkutan. 4. Kepastian confirmability Kepastian berasal dari konsep objektivitas menurut nonkualitatif. Nonkualitatif menetapkan objektivitas dari segi kesepakatan antar subjek. Disini pemastian bahwa sesuatu itu objektif atau tidak bergantung pada persetujuan beberapa orang terhadap pandangan, pendapat, dan penemuan seseorang. Dapatlah dikatakan bahwa pengalaman seseorang itu subjektif sedangkan jika disepakati oleh beberapa orang atau banyak orang, barulah dapat dikatakan objektif. Hal itu digali dari pengertian bahwa jika sesuatu itu objektif, berarti dapat dipercaya, faktual dan dapat dipastikan . Berdasarkan hal tersebut diatas, jelaslah bahwa data yang diperoleh di lapangan tidak dibuktikan dengan angka-angka tetapi berisikan uraian-uraian sahingga menggambarkan hasil yang sesuai dengan data yang telah dianalisa kemudian diinterpertasikan. Masalah yang dihadapi diuraikan dengan berpatokan pada teori-teori serta temuan yang diperoleh pada saat penelitian tersebut, kemudian dicarikan kesimpulan dan jalan pemecahannya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1. Deskripsi Dinas Koperasi Dan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya 4.1.1.1. Sejarah Dinas Koperasi Dan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya Sejak adanya Otonomi Daerah sesuai dengan Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2001 maka nama Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya berganti nama menjadi Dinas Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya sampai dengan tahun 2005, dan pada tahun itu juga berganti nama lagi menjadi Dinas Koperasi dan Sektor Informal Pemerintah Kota Surabaya. Sampai pada akhirnya pada tanggal 20 Desember 2008 Dinas Koperasi dan Sektor Informal Pemerintah Kota Surabaya berubah nama lagi menjadi Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya dalam ruang geraknya harus tetap mengacu pada perkembangan ekonomi kerakyatan khususnya yang berkaitan dengan perkembangan perkoperasian dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM yang keberadaannya dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Pemerintah Kota Surabaya. 49 Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Daerah, melalui Sekretaris Daerah Kota Surabaya. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya terletak di Jalan Gayungsari No. 1 Surabaya. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. meningkatkan kualitas kelembagaan dan usaha koperasi 2. meningkatkan kualitas kelembagaan dan usaha mikro 3. meningkatkan kualitas kelembagaan dan usaha Pedagang Kaki Lima PKL. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya mempunyai sasaran sebagai berikut : 1. terwujudnya pembinaan kelembagaan dan usaha 1.130 koperasi 2. terwujudnya pembinaan kelembagaan dan usaha 1.585 usaha mikro 3. terwujudnya pembinaan kelembagaan dan usaha bagi 4.000 Pedagang Kaki Lima PKL.

4.1.1.2. Visi dan Misi Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya

Untuk melaksanakan kewengangan di bidang koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah UMKM, maka Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya menetapkan visi dan misi sebagai berikut :

a. Visi