Hipotesa Bahan Alat Parameter Yang Diamati

adonan. Pemanasan akan menyebabkan NaHCO 3 akan melepaskan gas CO 2. Gas ini akan terperangkap oleh pati sehingga crackers mengembang. Pada saat pemanggangan peningkatan suhu mempercepat aktivitas enzim dan khamir. Pemanasan lebih lanjut mengakibatkan enzim dan khamir menjadi inaktif. Pada tahap ini CO 2 dilepaskan sehingga terjadi pengembangan. Selama proses pemanggangan perlahan-lahan bagian luar crackers mengeras dan juga terjadi reaksi antara gula reduksi dengan gugus amina primer pada protein sehingga mengakibatkan pencoklatan pada crackers Winarno, 1997.

K. Hipotesa

Diduga proporsi tepung buah lindur dan tepung terigu serta penambahan gluten pada proses pembuatan crackers buah lindur berpengaruh terhadap kualitas fisik, kimia dan organoleptik crackers buah lindur yang dihasilkan. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Pengolahan Pangan, Analisa Pangan dan Uji Inderawi Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur dan Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Malang pada bulan Maret sampai November 2010.

B. Bahan

Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan crackers adalah buah Lindur Bruguiera gymnorrhiza yang diperoleh dari daerah Wonorejo, Surabaya. Tepung terigu protein tinggi, tepung terigu protein sedang, mentega putih, yeast atau ragi instan, gula pasir, garam dan soda kue yang diperoleh dari toko bahan kue di pasar Paing. Gluten diperoleh dari toko kue Delapan. Bahan-bahan untuk analisa kimia diantaranya K 2 SO 4, H 2 SO 4 pekat,Larutan ether, alkohol, HCL, NaOH dan Aquadest

C. Alat

Alat-alat yang digunakan untuk pembuatan crackers adalah mixer, timbangan, roll kayu, oven, cetakan crackers, baskom, gelas ukur. Peralatan untuk analisa digunakan oven pengering, deksikator, labu Kjeldhal, seperangkat alat ekstraksi, botol timbang, neraca analitis, buret, statif, corong 30 gelas, pipet, labu takar, beaker glass, alat penetrometer.

D. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL yang disusun secara factorial dengan 2 faktor dan diulang sebanyak 3 kali, selanjutnya dianalisa dengan analisis ragam. Apabila terdapat perbedaan antar perlakuan akan dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan DMRT.

1. Peubah Berubah

Faktor I : Proporsi tepung terigu : tepung buah lindur A = 70 : 30 1 A = 60 : 40 2 A = 50 : 50 3 Faktor II : Penambahan gluten bb B = 10 1 B = 12 2 B = 14 3 Dari kedua faktor tersebut diatas didapat kombinasi perlakuan sebagai berikut: B A B1 B2 B3 A1 A1B1 A1B2 A1B3 A2 A2B1 A2B2 A2B3 A3 A3B1 A3B2 A3B3 Keterangan: A1B1 = Proporsi tepung terigu : tepung buah lindur = 70 : 30 serta penambahan gluten 10 gram A1B2 = Proporsi tepung terigu : tepung buah lindur = 70 : 30 serta penambahan gluten 12 gram A1B3 = Proporsi tepung terigu : tepung buah lindur = 70 : 30 serta penambahan gluten 14 gram A2B1 = Proporsi tepung terigu : tepung buah lindur = 60 : 40 serta penambahan gluten 10 gram A2B2 = Proporsi tepung terigu : tepung buah lindur = 60 : 40 serta penambahan gluten 12 gram A2B3 = Proporsi tepung terigu : tepung buah lindur = 60 : 40 serta penambahan gluten 14 gram A3B1 = Proporsi tepung terigu : tepung buah lindur = 50 : 50 serta penambahan gluten 10 gram A3B2 = Proporsi tepung terigu : tepung buah lindur = 50 : 50 serta penambahan gluten 12 gram A3B3 = Proporsi tepung terigu : tepung buah lindur = 50 : 50 serta penambahan gluten 14 gram Menurut Gaspersz 1994, model matematika untuk Rancangan Acak Lengkap RAL pola faktorial yang terdiri dari dua faktor adalah sebagai berikut: Y = µ α β αβ + ε ijk + i + j + ij ij i: 1, ….., a j: 1, ….., b keterangan: Y : Nilai pengamatan dari suatu percobaan ke – k yang memperoleh perlakuan ij taraf ke – i faktor I dan taraf ke – j faktor II. ijk µ : Nilai tengah umum rata – rata sesungguhnya α : Pengaruh perlakuan ke – i dari I i β Pengaruh perlakuan ke – j dari II j : αβ : pengaruh interaksi taraf ke – i dari faktor I dan taraf ke – j dari faktor II ij ε : pengaruh galat dari suatu percobaan ke – i pada faktor I dan perlakuan ke – j pada faktor II. ij

2. Peubah Tetap

a. Berat total tepung campuran = 100 gr b. Berat gula pasir = 1,5 gr c. Berat garam = 1,5 gr d. Berat yeast instan = 1,5 gr e. Berat soda kue = 1 gr f. Volume air = 55 ml g. Berat tepung terigu protein sedang = 35, 7 gr h. Berat mentega putih bahan pengisi = 11,8 gr i. Lama fermentasi suhu 26-32 ºC = 30 menit j. Lama pengovenan I suhu 250 ºC = 5 menit k. Lama pengovenan II suhu 175 ºC = 8 menit

E. Parameter Yang Diamati

1. Parameter untuk analisa bahan baku Tepung Buah Lindur a. Rendemen Sudarmadji, 1997 b. Analisa kadar air dengan metode Pemanasan Sudarmadji dkk, 1997 c. Kadar serat kasar Sudarmadji, 1997 d. Kadar amilopektin Hartanti dan Prana, 2003 e. Kadar HCN Sudarmadji, 1997 2. Parameter untuk analisa produk jadi a. Rendemen Hartanti, 2003 b. Kadar air dengan metode pemanasan Sudarmadji, 1997 c. Kadar protein dengan metode Kjeldahl Sudarmadji, 1997 d. Kadar serat kasar Sudarmadji, 1997 e. Daya patah Burne, 1976 f. Kadar amilopektin Hartanti dan Prana, 2003 g. Uji organoleptik uji hedonik skala scoring meliputi: rasa, warna dan tekstur.

F. Prosedur Penelitian