Buah Lindur Bruguiera Gymnorrhiza Tepung Terigu Tepung terigu adalah tepung yang terbuat dari biji gandum melalui proses

2. Mutu crackers ditinjau dari aspek sifat tersembunyi Penilaian mutu crackers ditinjau dari aspek ini dapat dilakukan secara laboratories dengan analisa kimia. Untuk memberikan perlindungan terhadap konsumen Depertemen Perindustrian menentukan syarat mutu biskuit crackers yaitu Standar Nasional Indonesia SNI nomor 01-1973-1992. syarat mutu ini berlaku untuk semua jenis biskuit. Adapun syaratnya dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Standar mutu biskuit crackers berdasarkan SNI Sumber: Departemen Perindustrian, 1992 Kriteria Nilai Air Protein Karbohidrat Lemak Abu Logam berbahaya Serat kasar Kalori kal per 100 gram Jenis tepung Bau dan rasa Warna Max 5 Min 8 Min 70 Min 9,5 Max 1,5 Negative Max 0,5 Min 400 Terigu Tidak tengik Normal

B. Buah Lindur Bruguiera Gymnorrhiza

Bruguiera gymnorrhiza merupakan salah satu spesies yang digunakan untuk merehabilitasi hutan bakau di kawasan pantai selatan Jawa Tengah. Buah lindur dalam bentuk alami pemanfaatannya sangat terbatas karena seperti buah-buahan lainnya buah ini juga tergolong cepat busuk. Buah ini memiliki ciri-ciri daun berwarna hijau pada lapisan atas dan hijau kekuningan pada bagian bawahnya. Dengan bercak-bercak hita, letak berlawanan, bentuk daun ellip ujung meruncing. Buah melingkar spiral memanjang dengan panjang antara 13 – 30 cm Sadana, 2007. Gambar 1. Bunga Bruguiera gymnorrhiza Gambar 2. Buah Bruguiera gymnorrhiza Glen, 2005 Glen, 2005 Tabel 3. Komposisi Kimia Buah Lindur sumber: Anonymous, 2009 Komposisi Jumlah Air Lemak Protein Karbohidrat Kadar Abu HCN Tanin 73,756 1,426 1,128 23,528 0,324 6,8559 mg 34,105 mg Pembuatan tepung buah lindur merupakan salah satu solusi untuk mengawetkan buah lindur, karena dengan penepungan kadar airnya rendah dan lebih fleksibel diaplikasikan pada berbagai jenis olahan pangan Anonymous, 2009. Kadar tanin dan HCN dapat dikurangi dengan perebusan dan perendaman. Dengan perendaman yang berulang daging buah lindur yang awalnya berwarna coklat tua menjadi coklat muda. Kadar HCN setelah perebusan sebesar 0,72 mg setelah perendaman sebesar 0,54 mg. sedangkan kadar tanin setelah perebusan adalah 28,2 mg setelah perendaman sebesar 25,37 mg Anonymous, 2009.

C. Tepung Buah Lindur

1. Proses Pembuatan Tepung Buah Lindur Pembuatan tepung buah lindur pada umumnya meliputi : proses sortasi, pengupasan kulit, pemotongan menjadi ukuran lebih kecil, perendaman, perebusan, pengeringan, penghancuran dan pengayakan serta pengemasan Sony, 2009. a. Sortasi Untuk menghasilkan tepung buah lindur diperlukan buah lindur yang sudah siap panen atau sudah tua. Mempunyai ciri berwarna hijau gelap hingga ungu dengan bercak coklat. b. Pengupasan kulit Proses pengupasan bertujuan untuk menghilangkan kulit pada buah lindur serta bagian bahan yang tidak dikehendaki. c. Pemotongan menjadi ukuran lebih kecil Pengecilan ukuran bertujuan untuk mengurangi ukuran benda padat dengan tindakan mekanis dengan partikel-partikel yang lebih kecil dipotong dadu sehingga akan mudah untuk proses selanjutnya. d. Perendaman Perendaman dilakukan ± 2 hari, dan setiap 12 jam airnya diganti. Perendaman dilakukan untuk menurunkan kadar tanin dan kadar HCN yang terdapat pada buah lindur. Perendaman juga berfungsi untuk mencegah browning. e. Perebusan Perebusan dilakukan pada suhu 100 °C selama ± 5 menit, fungsi perebusan selain bisa menginaktifkan enzim juga untuk menekan kadar tanin dan HCN pada buah lindur. Dengan perebusan kadar tannin dan HCN turun lebih banyak. f. Pengeringan Pada proses pengeringan ini bertujuan untuk mengurangi kadar air bahan sehingga dapat memperpanjang masa simpan produk. Proses pengeringan untuk tepung dengan menggunakan sinar matahari dijemur. g. Penggilingan dan pengayakan Tujuan penggilingan dan pengayakan adalah membuat bahan jadi ukuran tertentu baik untuk keperluan konsumen ataupun untuk proses berikutnya, dengan adanya tepung maka dapat lebih mudah untuk diaplikasikan dalam berbagai produk olahan pangan. Pengayakan tepung bertujuan agar tepung yang dihasilkan mempunyai ukuran yang seragam. h. Pengemasan Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengemasan adalah terjadinya peningkatan kadar air pada tepung, sebab jika kadar airnya meningkat maka memunngkinkan jamur untuk tumbuh. Buah lindur Bruguiera gymnorrhiza Pengemasan Tepung buah lindur Bruguiera gymnorrhiza Pengayakan penggilingan Pengeringan dengan sinar matahari Perebusan ± 5 menit, suhu100 ºC Perendaman ± 2 hari Pengecilan ukuran Pengupasan kulit Sortasi Gambar 3. Proses pembuatan tepung buah lindur Bruguiera gymnorrhiza Sony, 2009 Tabel 4. Komposisi kimia tepung buah Lindur Komposisi Jumlah tanpa perendaman Jumlah dengan perendaman Air Lemak Protein Karbohidrat Serat Amilosa Kadar Abu Tanin HCN 11,6321 3,2116 1,849 81,8904 0,7371 16,9126 1,4014 25,2507 mg 31,68 ppm 12,1761 3,0917 1,427 80,3763 0,7575 17,2771 2,6973 23,0167 mg 12,96 ppm Sumber: Anonymous, 2009 Kadar karbohidrat yang tinggi pada buah lindur menunjukkan tepung ini juga mempunyai nilai kalori tinggi sehingga bisa digunakan sebagai sumber pangan baru berbasis sumber daya lokal. Tepung ini mempunyai derajat putih yang rendah tetapi justru dalam aplikasi pengolahan makanan tidak dibutuhkan pewarna makanan karena secara alami tepung buah lindur memberikan warna kecoklatan. Hasil untuk uji HCN pada tepung buah lindur telah memenuhi syarat standar mutu kandungan HCN dalam tepung yaitu sebesar 50 ppm. Kemampuan menyerap air tepung buah lindur mempunyai kisaran antara 125 - 145 hal ini berarti untuk membuat adonan 100 gram tepung buah lindur yang kalis diperlukan air sekitar 126 ml sampai dengan 145 ml Anonymous, 2009.

2. Penyebab Warna Coklat

Penyebab pencoklatan pada buah lindur dikarenakan adanya reaksi browning enzimatis. Pencoklatan enzimatis terjadi pada buah-buahan yang banyak mengandung senyawa fenolik. Proses pencoklatan enzimatik memerlukan adanya enzim fenol oksidase dan oksigen yang harus berhubungan dengan substrat tersebut. Terjadinya reaksi pencoklatan diperkirakan melibatkan perubahan dari bentuk kuinol menjadi kuinon Winarno, 2002. Tannin disebut juga asam tanat dan asam galotanat. Pada umumnya tannin berwarna putih kekuning-kuningan. Sifat utama tannin tumbuh-tumbuhan tergantung pada gugus fenolik yang terkandung dalam tannin. Menurut Siregar 2005 sifat- sifat tersebut secara garis besar dapat di uraikan sebagai berikut: a. Sifat kimia tannin 1. Memiliki gugus fenol 2. Larut dalam air dan dalam pelarut organik b. Sifat fisik tannin 1. Berbentuk serbuk dan rasanya sepat 2. Berwarna putih kekuning – kuningan 3. Akan berwarna gelap apabila terkena cahaya langsung dan dibiarkan diudara terbuka.

D. Tepung Terigu Tepung terigu adalah tepung yang terbuat dari biji gandum melalui proses

penggilingan Anonymous, 2010. Tepung terigu digolongkan dalam beberapa jenis tergantung dari kandungan proteinnya. Menurut Budi Sutomo 2008 jenis- jenis tepung terigu ada 7, yaitu hard wheat,medium wheat,soft wheat, Self Raising Flour, Enriched Flour dan Whole Meal Flour. Dalam pembuatan crackers tepung terigu yang digunakan adalah jenis hard wheat flour dan medium wheat flour. Tepung terigu jenis hard wheat flour digunakan karena mempunyai kandungan protein sekitar 13 yang dapat membentuk adonan lebih mengembang dengan adanya pembentukan gluten pada saat fermentasi atau pemeraman yang dibutuhkan dalam pembuatan crackers Rustadi, 2002. Secara umum kandungan komposisi kimia tepung terigu adalah sebagai berikut: Tabel 5. Komposisi kimia tepung terigu Komposisi Persentase Pati Kelembaban Air Protein Mineral abu Gula Lemak lipid Lain-lain 70 14 11,5 0,4 1 1 2,1 Sumber: U.S Wheat Assosiates 1981 Untuk bahan pengisi dust filling digunakan tepung terigu jenis medium wheat flour dengan tujuan lebih merenyahkan crackers dan mengurangi keuletan adonan karena kandungan protein yang terlalu tinggi Manley, 1983.

E. Gluten