Mentega Putih Garam Bahan Pembantu untuk Pembuatan Crackers 1.

F. Bahan Pembantu untuk Pembuatan Crackers 1.

Air Dalam pembuatan crackers air mempunyai banyak fungsi. Air melarutkan garam, menahan dan menyebarkan bahan-bahan bukan tepung secara seragam. U.S Wheat Associates, 1981. Salah satu fungsi utama air adalah untuk membentuk tekstur gluten. Air dianggap suatu agensia pengeras karena bisa bergabung dengan protein tepung dalam pembentukan gluten Desrosier, 1988. Menurut Pomeranz 1992 dalam pembuatan crackers penggunaan air yang terlalu sedikit akan menghasilkan adonan yang kaku dan kurang kohesif, sedangkan jika terlalu banyak akan menyebabkan adonan tersebut lembek sehingga tidak dapat dibentuk atau dicetak.

2. Mentega Putih

Lemak merupakan produk penting bagi kebanyakan produk crackers. Jenis dan jumlah lemak yang digunakan dalam formulasi bahan dasar crackers akan memberikan pengaruh terhadap adonan yang dibentuk dan kualitas produk akhir. Fungsi lemak yang utama dalam pembuatan crackers adalah untuk membentuk sifat-sifat fisik atau tekstur dari produk akhir dengan membuat nampak mengkilap Hui, 1992. Dalam pembuatan crackers dilakukan penambahan lemak 10 – 25 . Pomeranz, 1992. Lemak dalam biskuit tidak terlarut tetapi terabsorbsi pada permukaan partikel dan permukaan gluten sehingga biskuit menjadi renyah. Menurut Sultan 1983 fungsi lemak diantaranya adalah: a. Memberikan rasa lemak pada produk akhir b. Memperbaiki kualitas makanan pada produk c. Menyumbang citarasa khusus mentega d. Memberikan peningkatan kerenyahan produk e. Melumasi gluten dalam pengembangan adonan oleh yeast atau khamir. Mentega putih adalah lemak padat yang umumnya berwarna putih dan mempunyai titik cair, sifat plastis dan kestabilan tertentu. Fungsi mentega putih yang penting dalam adonan ialah sebagai pemerangkap udara selama pencampuran. Gelombang udara ini terbungkus didalam lapisan lemak, sehingga disinilah pentingnya fungsi mentega putih. Mentega putih juga dapat mengempukkan dan menunjang cita rasa produk Desrosier, 1988.

3. Garam

Garam berfungsi memberikan flavour, konsentrasi yang paling efrektif sekitar 1-1,5 dari berat tepung. Pemberian garam yang berlebihan akan menghambat laju fermentasi dimana pada saat fermentasi berlangsung, sel khamir akan tumbuh dan berkembang biak, pertumbuhan dan perkembangbiakan tersebut akan dihambat oleh garam yang berlebih sehingga aktifitas yeast menurun dan laju fermentasi akan menurun Manley, 1983. Garam membantu mengatur kegiatan ragi dalam adonan mencegah pertumbuhan dan pembentukan bakteri yang tidak diinginkan dalam adonan yang diragi U.S. Wheat Associated, 1981. Menurut Sultan 1983 fungsi penambahan garam pada pembuatan crackers dan sejenisnya adalah: a. Memberikan cita rasa produk b. Menghilangkan rasa hambar atau cita rasa yang kurang dari bahan lain.

4. Gula