Buku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 107
jumlah, kualitas prajurit maupun persenjataannya. Hadiwijaya yang mengetahui hal itu segera mengirimkan pasukannya ke Mataram.
Peperangan sengit terjadi pada tahun 1582 M. Namun, prajurit Pajang menderita kekalahan besar. Sultan Hadiwijaya menderita sakit dan
akhirnya wafat. Setelah itu, terjadilah perebutan kekuasaan di antara para bangsawan.
Pangeran Pangiri menantu Hadiwijaya yang menjabat Bupati Demak datang menyerbu Pajang untuk merebut tahta. Hal itu
ditentang keras olah para bangsawan Pajang yang bekerja sama dengan Sutawijaya dari Mataram. Akhimya, Pangeran Pangiri beserta
pengikutnya dapat dikalahkan dan diusir dari Pajang.
Setelah suasana aman, Pangeran Benowo putra Hadiwijaya menyerahkan tahta kepada Sutawijaya. Sutawijaya kemudian
memindahkan pusat pemerintahannya ke Mataram 1586 M.. Sejak itu berdirilah Kerajaan Mataram. Pusat Kerajaan ini terletak di sebelah
tenggara kota Yogyakarta, yakni di Kotagede. Sutawijaya kemudian bergelar Panembahan Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama,
sedangkan Pangeran Benowo diangkat menjadi bupati Pajang.
e. Kerajaan Mataram Islam abad 17-19
Kerajaan Mataram Islam berdiri pada tahun 1586 dan raja pertamanya adalah Sutawijaya yang bergelar “Senapati Ingalaga
Sayidin Panatagama” artinya Panglima Perang dan Ulama Pengatur Kehidupan Beragama. Pusat Kerajaan ini terletak di sebelah tenggara
kota Yogyakarta, yakni di Kotagede.
Kerajaan Mataram
mencapai puncak
kebesarannya pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyakrakusuma 1613-1645 M. Hal
itu merupakan cerminan dari kebesaran jiwa, keberanian, keuletan, dan kecakapan serta
kuatnya kepribadian Sultan Agung. Ia adalah seorang militer yang ulung, organisator yang
berhasil, ahli politik, ahli sastra, ahli filsafat, dan sangat mementingkan urusan agama.
Dalam sejarah Islam, kesultanan mataram memiliki peran yang penting dalam perjalanan
sejarah kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara. Hal ini terlihat dari semangat raja-raja untuk
memperluas daerah kekuasaan, dan mengislamkan para penduduk daerah kekuasaannya, hingga mengembangkan kebudayaan yang
bercorak Islam di Jawa. Pada masa Sultan Agung banyak prestasi besar yang dicapai, antara lain sebagaimana berikut.
Gambar 5.15. Sultan Agung Hanyakrakusuma
Sumber: image. slidesharecdn.com
Di unduh dari : Bukupaket.com
108 Kelas IX SMPMTs
• Memperluas daerah kekuasaannya meliputi Jawa-Madura kecuali
Banten dan Batavia, Palembang, Jambi, dan Banjarmasin. •
Mengatur dan mengawasai wilayahnya yang luas itu langsung dari pemerintah pusatnya Kota Gede.
• Melakukan kegiatan ekonomi yang bercorak agraris dan maritim.
Mataram adalah pengekspor beras terbesar pada masa itu. •
Melakukan mobilisasi militer secara besar-besaran sehingga mampu menundukkan daerah-daerah sepanjang pantai utara
Jawa dan mampu menyerang Belanda di Batavia sampai dua kali. Andaikata Batavia tidak dipagari tembok-tembok yang tinggi,
benteng-benteng yang kuat, dan persenjataan yang modern, sudah pasti Batavia jatuh di tangan Mataram.
• Mengubah perhitungan tahun Jawa Hindu Saka dengan tahun
Islam Hijriah yang berdasarkan peredaran Bulan sejak tahun 1633 M.
• Menyusun karya sastra yang cukup terkenal, yaitu Sastra Gending
dan kitab suluk. Misalnya Suluk Wujil 1607 M yang berisi wejangan Sunan bonang kepada abdi raja majapahit yang bernama Wujil
• Menyusun kitab undang-undang baru yang merupakan perpaduan
dari hukum Islam dengan adat-istiadat Jawa yang disebut Surya Alam.
f. Kerajaan Banjar