Saktah Memahami Tajwid tentang Tanda Waqaf Aktivitas Siswa 1:

Buku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 259 Tanda waqafnya adalah Contoh: 3 Jaiz Hasan Ketika pembaca BM2VSɧÁO menemukan waqaf J±iz hasan maka ia boleh membaca waqaf berhenti maupun washal diteruskan, tetapi membaca washal lebih utama. Tanda waqafnya adalah Contoh:

c. Waqaf Muraqabah Mu’anaqah

Apabila pembaca BM2VSɧÁO menemukan tanda waqaf muraqabah mu’anaqah, maka pembaca itu harus berhenti pada salah satu tanda waqafnya. Tanda waqafnya adalah ... ... . . . titik tiga yang terletak pada dua tempat. Contoh:

d. Waqaf Mamnu’

Waqaf mamnu’ maksudnya dilarang berhenti pada tempat yang terdapat tanda waqaf ini. Pada tempat tersebut dilarang berhenti karena masih terdapat keterkaitan makna antara kalimat yang dibaca dengan kalimat berikutnya, sehingga terjadi perubahan makna apabila terputus dalam membacanya. Tanda waqafnya adalah Contoh:

e. Saktah

Apabila pembaca BM2VSɧÁO mendapati tanda waqaf saktah, maka ia harus berhenti sejenak, tetapi jangan mengambil nafas. Tanda waqafnya adalah atau Di unduh dari : Bukupaket.com 260 Kelas IX SMPMTs Contoh: 3. Mari Belajar Mengartikan 24BMVKVSqU a. Arti per kata mufradad seorang laki-laki dari Kami telah menciptakan kamu Sungguh Sungguh Wahai Sesung- guh- nya agar kamu saling mengenal dan bersuku- suku ber- bangsa- bangsa kemudian Kami jadikan kamu dan seorang perem- puan Aktivitas Siswa 3: a. Secara individu dan kelompok berlatih mengartikan ayat menurut arti per kata mufradad kemudian merangkainya menjadi terjemah secara utuh. b. Membandingkan hasil terjemah yang kalian rumuskan dengan terjemah yang ada di buku al-Qur’±n Terjemah. c. Mempresentasikan hasilnya. Di unduh dari : Bukupaket.com Buku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 261 Sungguh ialah orang yang paling bertakwa Allah di sisi yang paling mulia di antara kamu Mahateliti Maha Mengetahui Allah 1 Terjemah: “Wahai manusia Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.” 4. Memahami Kandungan 24BMVKVSqU Gambar 12.6. Sumber: dreamindonesia.files.wordpress. com Gambar 12.7. Sumber: harianandalas.co Di unduh dari : Bukupaket.com 262 Kelas IX SMPMTs 24 BMVKVSqU ini mengandung pesan yang luar biasa, yakni kita diajarkan untuk tidak membeda-bedakan orang lain berdasarkan kekayaan, warna kulit, ras, suku bangsa, dan perbedaan fisik lainnya. Akan tetapi kita diajarkan untuk menjadi orang yang mulia di sisi Allah berdasarkan ketakwaan kita. Kita juga diperintahkan untuk saling mengenal berbagai jenis dan karakter manusia agar mampu memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing. Allah Swt. tidak pernah membeda-bedakan manusia dari bentuk tubuh ataupun harta bendanya, namun Allah Swt. melihat manusia dari amal shaleh dan kebersihan hatinya. Manusia yang paling mulia di sisi Allah Swt. adalah manusia yang paling banyak amal salehnya dan bersih hatinya. Rasulullah saw. berpesan agar kita senantiasa bertoleransi dan menghargai perbedaan, seperti yang disabdakan dalam hadis berikut ini: Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah yang dimarfu’kan kepada Nabi saw., beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta benda kalian, tetapi Dia hanya memandang kepada amal dan hati kalian.” H.R. Ibnu Majah Sebagai seorang mukmin, hendaknya menghargai perbedaan di antara kaum mukminin, sebab sesama mukmin adalah bersaudara, yang Gambar 12.8. Sesama mukmin harus menghargai perbedaan pendapat. Sumber: pbs.twimg.com Aktivitas Siswa 4: Amati dan cermatilah Gambar 12.6 dan Gambar 12.7 kemudian diskusikan dan tulislah komentar atau pertanyaan yang terkait dengan gambar tersebut. Di unduh dari : Bukupaket.com Buku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 263 satu sama lain saling menguatkan. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad saw.: Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Musa Al Asy’ari ia berkata; Rasulullah saw. bersabda: “Antara seorang mukmin dengan mukmin yang lainnya adalah bagaikan satu bangunan, yang saling menguatkan satu sama lainnya.” H.R. at-Tirmizi Setelah membaca penjelasan ini, apakah kalian siap untuk menjadi orang yang penuh dengan toleransi dan mau menghargai perbedaan? Untuk menjadi hamba Allah Swt. yang seperti itu tidaklah sulit, hanya perlu berlatih. Latihan yang paling sederhana adalah memulai dari lingkungan sekitar, misalnya dalam keluarga mau menghargai kesukaan anggota keluarga yang lain, dan di sekolah seperti mau menghargai pendapat teman-teman saat berdiskusi kelompok. Hal-hal seperti ini mungkin bagi kalian terlihat sepele, akan tetapi apabila kalian biasakan dalam kehidupan sehari-hari, maka kalian akan lebih mudah untuk bertoleransi dan menghargai perbedaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Jika diri kita sudah terbiasa bertoleransi dan menghargai perbedaan, maka kehidupan akan menjadi lebih tenang dan penuh kedamaian. Gambar 12.9. Menghargai pendapat teman merupakan salah satu bentuk toleransi. Sumber: priniutami.files.wordpress.com Di unduh dari : Bukupaket.com 264 Kelas IX SMPMTs Umar bin Khattab dan Seekor Burung Pipit Pada suatu hari Umar bin Khattab melihat sekelompok anak kecil bermain dengan mengikat seekor burung pipit. Tampak burung kecil itu kelelahan dan tersiksa. Melihat peristiwa itu Umar merasa iba kepada burung tersebut. Maka dengan serta merta ia merajuk anak-anak itu dan membeli burung pipit tersebut. Setelah itu Umar melepas burung tersebut untuk bebas terbang di udara. Setelah Umar meninggal dunia, para ulama di kota itu bermimpi bertemu dengannya. Mereka menanyakan kepada beliau tentang keadaannya. Mereka bertanya, “Wahai Umar, apa yang telah Allah lakukan kepadamu?” Umar menjawab, “Allah telah mengampuniku dan membalas amal perbuatanku.” Mereka bertanya kembali, “Ceritakan kepada kami perbuatan apa yang telah menjadikan Allah mengampunimu?” Umar menjawab, “Sesungguhnya Allah menyayangiku karena aku pernah menyayangi seekor burung pipit.” Sumber: Oase Spiritual

D. Refleksi Akhlak Mulia