172 Kelas IX SMPMTs
Dari kisah di atas kita dapat memahami bahwa toleransi hanya terbatas pada masalah-masalah keduniaan saja, tidak boleh ada toleransi dalam
bidang akidah dan ibadah.
2. Sikap Toleransi dalam Kehidupan Sehari-hari
Toleransi merupakan salah satu akhlak mulia akhlakul karimah yang harus dimiliki setiap muslim. Dengan menjunjung tinggi sikap menghargai
perbedaan ini maka kehidupan masyarakat akan damai dan sejahtera. Oleh karena itu kita harus menerapkan toleransi dalam kehidupan sehari-
hari baik di lingkungan sekolah, rumah, maupun masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari toleransi dapat diwujudkan dengan sikap-sikap
sebagai berikut.
a Bergaul dengan semua teman tanpa membedakan agamanya. b Menghargai dan menghormati perayaan hari besar keagamaan umat
lain. c Tidak menghina dan menjelek-jelekkan ajaran agama lain.
d Memberikan kesempatan kepada teman nonmuslim untuk berdoa sesuai agamanya masing-masing.
e Memberikan kesempatan untuk melaksana-kan
ibadah bagi
nonmuslim. f Memberikan rasa aman kepa-
da umat lain yang sedang ber- ibadah.
g Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
h Mengadakan silaturahmi dengan tetangga yang berbeda agama.
i Menolong tetangga beda agama yang sedang kesusahan.
Aktivitas Siswa 2:
a Membaca materi “Sikap Toleransi dalam Kehidupan Sehari-Hari” b Secara berkelompok mencari contoh-contoh nyata pelaksanaan
toleransi dalam kehidupan sehari-hari c Mempresentasikan hasilnya kepada kelompok lain untuk dibandingkan
dan saling melengkapi
Gambar 8.10. Menghargai dan menghormati tamu meskipun berbeda agama.
Sumber: Kemdikbud
Di unduh dari : Bukupaket.com
Buku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 173
Lebih dari itu sikap toleransi kepada sesama muslim harus lebih diperkokoh. Hal ini pernah dicontohkan Rasulullah saw. dan umat Islam
ketika berada di Madinah. Hubungan persaudaraan antara Muhajirin kaum muslimin dari Mekah dan Ansar kaum muslimin Madinah terjalin
sangat erat. Kehidupan kedua golongan itu setiap hari diliputi oleh suasana saling pengertian, saling membantu dan saling bekerja sama.
Apabila seorang dari Ansar memiliki rumah, maka rumah itu digunakan bersama dengan Muhajirin. Jika Muhajirin memiliki makanan dan
minuman, maka makanan dan minuman itu dibagi dengan Ansar. Dengan persaudaraan dan toleransi yang tinggi seperti ini maka umat Islam waktu
itu mempunyai ikatan yang kokoh. Rasulullah saw. mengibaratkan umat Islam sebagai satu tubuh. Jika ada bagian tubuh yang sakit maka anggota
tubuh lain juga ikut merasakan sakit. Demikian pula dengan umat Islam, jika ada salah seorang anggota masyarakat muslim mengalami kesulitan
maka warga yang lain hendaklah membantunya.
Kepada umat agama lain, Islam juga mengajarkan untuk toleransi. Dalam Islam tidak ada ajaran supaya membenci atau memusuhi umat
agama lain. Islam mengajarkan umatnya untuk hidup berdampingan dalam suasana damai, rukun, dan saling. Rasulullah saw. dan umat Islam
sudah mencontohkan toleransi antarumat beragama pada waktu berada di Madinah. Umat Islam, Nasrani, dan Yahudi diberi kebebasan dan dijamin
hak-haknya untuk melaksanakan ibadahnya masing-masing.
Namun perlu diingat bahwa toleransi kepada golongan nonmuslim hanya terbatas pada masalah-masalah duniawi, seperti kerjasama dalam
bidang ekonomi, sosial budaya, politik dan masalah-masalah lain yang berkaitan dengan keduniaan. Adapun yang berkaitan dengan masalah
aqidah dan ibadah harus sesuai dengan agamanya masing-masing.
Berikut adalah contoh nyata pelaksanaan toleransi:
Indahnya Toleransi Beragama di Kompleks Puja Mandala Bali
Konflik antarumat beragama atau pun umat se-agama di sejumlah daerah memunculkan tanda tanya besar tentang seberapa kuatkah toleransi di
Tanah Air saat ini. Di Bali, kokohnya toleransi itu salah satunya tercermin dari berdirinya lima
rumah ibadah yang saling berdampingan di komplek Puja Mandala, Nusa Dua, Kuta Selatan, Badung.
Di unduh dari : Bukupaket.com
174 Kelas IX SMPMTs
3. Toleransi dan Kedamaian Negeri