106 Kelas IX SMPMTs
perdagangan di Nusantara. Wilayah kekuasaan Demak cukup luas, meliputi daerah sepanjang pantai utara Pulau Jawa, sedangkan daerah
pengaruhnya sampai ke Palembang, Jambi, Banjar dan Maluku.
Pada tahun 1518 M Raden Patah digantikan oleh putranya yang bernama Pati Unus. Sebelum menduduki tahta, Pati Unus pernah
memimpin armada laut Demak dalam menyerang Portugis di Malaka pada tahun 1513 M. Namun, penyerangan itu gagal. Sekembalinya dari
Malaka ia mendapat gelar Pangeran Sabrang Lor. Setelah Pati Unus naik tahta, ia tidak mencoba lagi menyerang Malaka. Ia tetap memperkuat
pertahanan lautnya agar Portugis tidak masuk ke Jawa. Sikap permusuhan Demak terhadap Portugis ternyata sangat merugikan
Portugis dan Bandar Malaka karena Demak tidak lagi mengirimkan barang-barang dagangannya ke Malaka. Para pedagang dari negara
lain juga enggan datang berdagang ke Bandar Malaka.
Kekuasaan Kerajaan Demak berakhir pada tahun 1568 M. Joko Tingkir memindahkan pusat pemerintahan dari Demak ke Pajang, dan
di sana ia mendirikan Kerajaan Pajang.
d. Kerajaan Pajang 1568-1586
Kerajaan Pajang adalah penerus dari kerajaan Demak. Kesultanan yang terletak di daerah Kartasura sekarang itu merupakan kerajaan
Islam pertama yang terletak di daerah pedalaman pulau Jawa. Sultan atau raja pertama kesultanan ini adalah Jaka Tingkir yang berasal dari
Pengging, di lereng Gunung Merapi. Jaka Tingkir bergelar Sultan Hadiwijaya. Kedudukannya yang disahkan oleh Sunan Giri, segera
mendapat pengakuan dari adipati di seluruh Jawa Tengah dan Jawa Timur. Demak kemudian hanya menjadi kadipaten yang dipimpin oleh
Arya Pangiri, putra Sunan Prawoto.
Pada waktu Sultan Hadiwijaya berkuasa di Pajang, Ki Ageng
Pemanahan diangkat
menjadi bupati di Mataram sekitar Kota
Gede Yogyakarta sebagai imbalan atas keberhasilannya menumpas
Aria Penangsang. Sutawijaya putra Ki Ageng Pemanahan diambil anak
angkat oleh Sultan Hadiwijaya. Setelah Ki Ageng Pemanahan wafat
pada tahun 1575 M, Sutawijaya diangkat menjadi bupati di Mataram,
yang terkenal dengan nama Panembahan Senopati. Ternyata ia tidak puas menjadi bupati. Ia ingin menjadi raja yang menguasai seluruh
Jawa. Ia mulai memperkuat sistem pertahanan Mataram, baik dalam
Gambar 5.14. Jaka Tingkir merupakan Pendiri Kerajaan Pajang.
Sumber: www.timlo.net
Di unduh dari : Bukupaket.com
Buku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 107
jumlah, kualitas prajurit maupun persenjataannya. Hadiwijaya yang mengetahui hal itu segera mengirimkan pasukannya ke Mataram.
Peperangan sengit terjadi pada tahun 1582 M. Namun, prajurit Pajang menderita kekalahan besar. Sultan Hadiwijaya menderita sakit dan
akhirnya wafat. Setelah itu, terjadilah perebutan kekuasaan di antara para bangsawan.
Pangeran Pangiri menantu Hadiwijaya yang menjabat Bupati Demak datang menyerbu Pajang untuk merebut tahta. Hal itu
ditentang keras olah para bangsawan Pajang yang bekerja sama dengan Sutawijaya dari Mataram. Akhimya, Pangeran Pangiri beserta
pengikutnya dapat dikalahkan dan diusir dari Pajang.
Setelah suasana aman, Pangeran Benowo putra Hadiwijaya menyerahkan tahta kepada Sutawijaya. Sutawijaya kemudian
memindahkan pusat pemerintahannya ke Mataram 1586 M.. Sejak itu berdirilah Kerajaan Mataram. Pusat Kerajaan ini terletak di sebelah
tenggara kota Yogyakarta, yakni di Kotagede. Sutawijaya kemudian bergelar Panembahan Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama,
sedangkan Pangeran Benowo diangkat menjadi bupati Pajang.
e. Kerajaan Mataram Islam abad 17-19