beberapa jenis bakteri merugikan, seperti keluarga coli . Sedangkan, susu formula hanya sedikit mengandung immunoglobulin. Selain itu,
tidak mengandung sel-sel darah putih dan sel-sel lain dalam keadaan hidup. Sehingga tidak dapat membantu sistem kekebalan tubuh bayi.
2.1.9 Bakteri Enterobacter Sakazakii
Enterobacter sakazakii adalah bakteri yang termasuk ke dalam
keluarga Enterobacteriaceae. Keluarga enterobacter merupakan bakteri yang sering ditemukan pada usus hewan, manusia dan lingkungan. Bakteri
sakazakii dapat menyebabkan wabah radang otakmeningitis dan diareenteritis khususnya pada bayi.
Pada beberapa kejadian wabah dilaporkan, sebanyak 20 – 50 bayi yang terinfeksi sakazakii meninggal dunia sedangkan sisanya mengalami
gangguan saraf menetap. Pada orang dewasa, infeksi sakazakii hanya menimbulkan gejala yang sifatnya ringan dan mudah disembuhkan. Habitat
alami Enterobacter sakazakii masih belum bisa dipastikan. Bakteri ini sering ditemukan pada usus manusia yang sehat, hewan dan lingkungan.
Pada dasarnya, bakteri sakazakii mengkontaminasi susu formula melalui tiga cara, yaitu :
1. Bahan baku yang digunakan untuk membuat susu formula.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Kontaminasi oleh bahan bahan yang ditambahkan ke susu formula
setelah dilakukan pasteurisasi. 3.
Kontaminasi pada saat susu formula disajikan ke bayi oleh ibunya dan proses penyimpanan sisa susu formula yang tidak bagus.
Bakteri sakazakii juga ditemukan pada jenis makanan lain namun hanya pada susu formula yang dilaporkan dapat menimbulkan wabah.
Enterobacter sakazakii dapat menimbulkan penyakit pada semua kelompok umur. Pada beberapa kasus yang dilaporkan, bayi usia dibawah setahun
adalah yang paling berisiko terutama yang berumur dibawah 28 hari. Bayi prematur, bayi dengan berat badan lahir rendah dan bayi yang mengalami
gangguan sistem pertahanan tubuh juga memiliki risiko yang sama.
2.1.10 Khalayak Media Massa
Khalayak dalam komunikasi massa sangat beragam yaitu penonton televisi, pendengar radio dan pembaca koran, majalah, dan juga pengaakses
internet. Sedangkan tidak mungkin penonton televisi hanya satu ada dua orang melainkan jumlahnya yang mencapai jutaan. Masing-masing
masyarakat berbeda satu dan lainnya, namun masing-masing individu bisa saling mereaksi pesan yang diterimanya. Hidayat, 2009:105
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Menurut Hiebert dan kawan-kawan, audience dalam komunikasi massa setidaknya memiliki karakter dapat berbagi pengalaman dan
dipengaruhi oleh hubungan sosial diantara mereka. Audience cenderung tersebar di berbagai wilayah jangkauan sasaran komunikasi massa. Audience
cenderung heterogen dan berasal dari berbagai lapisan dan kategori sosial sehingga anonim atau tidak saling kenal. Sementara, secara fisik audience
terpisah dari komunikatornya. Komunikan juga memiliki ciri aktif jika mengetahui adanya pemberitaan yan mereka sukai di media massa, dan juga
terkadang selektif dalam memilih pemberitaan yang sesuai kebutuhannya. Khalayak memiliki sifat-sifat sebagaimana yang ada pada konsep
massa, namun lebih spesifik pada suatu media massa. Sifat dari audiens massa antara lain, yaitu :
1. Terdiri dari jumlah yang besar. Pendengar radio, penonton televisi,
atau pembaca koran adalah massa dalam jumlah besar. Sulit diprediksi jumlah mereka. Peran media elektronik semakin sulit karena sifat
pemberitaan di media massa elektronik semakin sulit karena sifat pemberitaan media massa elektronik yang cepat dan sesaat.
2. Suatu pemberitaan media massa dapat ditangkap oleh masyarakat di
berbagai tempat, sehingga sifat audiens massa juga ada tersebar dimana-mana, terpencar dan tidak mengelompok pada wilayah
tertentu.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. Pada mulanya audiensi massa tidak interaktif, artinya media massa dan
pendengar atau pemirsanya tidak saling berhubungan, namun saat ini konsep itu mulai ditinggal karena audiensi massa dan media massa
dapat berinteraksi satu degan lainnya melalui komunikasi telepon. Dengan demikian maka audiensi massa memiliki pilihan berinteraksi
atau tidak berinteraksi dengan media massa. 4.
Terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang sangat heterogen. Audiensi massa tidak dapat dikategorikan dari segmentasi tertentu,
kalaupun ada seperti dalam acara-acara televisi dan radio maupun media cetak, maka heterogenitas dalam segmen tersebut tidak dapat
dihindari. 5.
Tidak terorganisir dan bergerak sendiri. Karena sifatnya yang besar maka audiensi massa sulit diorganisir dan akhirnya bergerak sendiri-
sendiri. Kalau kemudian ada audiensi yang bergerak secara bersama- sama, maka gerakan media itu dikendalikan oleh sel-sel mereka
masing-masing dan cepat bisa berubah dengan gerakan sel itu sendiri. Bugin, 2006:75-76
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.1.11 Ibu rumah tangga sektor publik yang memiliki balita