berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya.
Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap. Effendy, 2003:256
2.2 Kerangka Bepikir
Pemberitaan tentang adanya bakteri sakazakii dalam susu formula yang marak bermunculan di media massa akhir-akhir ini. Mulai dari media
cetak seperti koran, media elektronik seperti radio dan televisi, hingga internet pun memberitakan permasalahan itu dengan gaya bahasanya masing-masing.
Satu permasalahan tidak hanya diberitakan pada satu media massa saja, namun media-media lainnya juga memberitakan hal yang sama.
Pemberitaan tersebut dibaca, dilihat dan didengar oleh masyarakat Surabaya terutama ibu rumah tangga memberikan gambaran tentang apa itu
bakteri sakazakii dan bahayanya bagi anak-anak yang mengkonsumsi susu formula terebut. Apalagi susu yang telah diteliti dan terbukti mengandung
bakteri tersebut tidak kunjung disebutkan nama-nama perusahaan yang memproduksi susu tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara terpaan pemberitaan adanya bakteri sakazakii dalam susu formula di media massa
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
terhadap tingkat pengetahuan ibu rumah tangga sektor publik yang memiliki balita. Dalam penelitian ini terpaan pemberitaan adanya bakteri sakazakii
dalam susu formula di media massa dinyatakan sebagai variable X, sedangkan tingkat pengetahuan ibu rumah tangga sektor publik yang memiliki balita
adalah variabel Y. Untuk keterkaitan antara kedua variabel diatas akan diukur dengan
melihat total skor yang dikumpulkan melalui data hasil penyebaran kuisioner kepada responden. Jika skor tinggi, maka tingkat pengetahuan ibu rumah
tangga sektor publik yang memiliki balita dikategorikan kuat setelah mengetahui pemberitaan di media massa. Namun jika skor sedang, maka
tingkat pengetahuan ibu rumah tangga sektor publik yang memiliki balita dikategorikan sedang setelah mengetahui pemberitaan di media massa.
Maksud dari sedang disini adalah tingkat pengetahuan yang dialami oleh ibu rumah tangga tersebut tidak terlalu kuat namun juga tidak terlalu lemah. Jika
skor rendah, maka tingkat pengetahuan ibu rumah tangga sektor publik yang memiliki balita dikategorikan lemah setelah mengetahui pemberitaan di media
massa. Hal ini berarti ibu-ibu rumah tangga tidak tau tentang bakteri sakazakii walau telah melihat terpaan pemberitaan adanya bakteri sakazakii dalam susu
formula di media massa. Secara sistematis kerangka berpikir dari penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 2 : Kerangka
Berpikir
X Stimulus
Terpaan pemberitaan adanya bakteri E. Sakazakii dalam susu
formula :
a. Frekuensi
b. Durasi
Organisme :
a. Perhatian
b. Pengertian
c. Penerimaan
Y Response :
Tingkat pengetahuan orang tua tentang bakteri sakazakii :
a. Tahu mengenai pemberitaan adanya susu
formula yang mengandung atau terkontaminasi Bakteri Sakazakii
b. Mengerti apa itu Bakteri Sakazakii
c. Tahu bahaya dari Bakteri Sakazakii
d. Tahu dampak yang ditimbulkan jika
mengkonsumsi susu formula terkait e.
Tahu cara mngantisipasi agar susu fomula yang dikonsumsi anak aman dari Bakteri Sakazakii
f. Tahu bahwa susu formula yng mengandung
Bakteri Sakazakii sudah menjadi masalah hukum
g. Tahu institusi mana yang meneliti susu formula
yang mengandung Bakteri Sakazakii h.
Tahu kapan awal pemberitaan susu formula yang mengandung Bakteri Sakazakii muncul di
media
i. Tahu kelompok bayi yang memiliki resiko
tertinggi terinfeksi bakteri sakazakii
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.3 Hipotesis Penelitian