Karakteristik Selai Kulit Jeruk Manis Hasil Analisis Kandungan Gizi Selai Kulit Jeruk Manis

53

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Selai Kulit Jeruk Manis

Selai kulit jeruk manis yang dihasilkan merupakan campuran dari bahan utama dan bahan tambahan, bahan utama yaitu kulit jeruk manis bagian albedo, gula, tepung maizena dan air sedangkan bahan tambahan yaitu margarin, garam dan penguat aroma kulit jeruk bagian flavedo. Selai kulit jeruk manis yang dihasilkan memiliki karakteristik kental dengan serat yang halus dan lembut, bewarna kuning seperti warna dari kulit jeruk umumnya, dengan aroma kulit jeruk yang khas dan rasanya manis disertai sedikit getir seperti halnya rasa dari kulit jeruk itu sendiri. Berikut dibawah ini gambar selai kulit jeruk manis Gambar 4.1 Selai Kulit Jeruk Manis 4.2 Deskriptif Panelis Panelis yang digunakan dalam penelitian ini adalah panelis tidak terlatih yaitu 30 orang mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat FKM Universitas Sumatera Utara USU baik dari jalur SLTA maupun dari jalur Ekstensi. Panelis terdiri dari 5 orang laki-laki dan 25 orang perempuan. Umur panelis bekisaran 18- Universitas Sumatera Utara 26 tahun. Pada saat diminta tanggapan atau penilaiannya tidak sedang mengalami sakit karena jika panelis dalam keadaan sakit maka umumnya indra perasa dan penciuman akam berkurang kemampuannya dalam menentukan pilihan baik dari indikator rasa, aroma, warna dan tekstur.

4.3 Analisa Organoleptik Selai Kulit Jeruk Manis

Uji daya terima selai kulit jeruk manis dilakukan di Laboratorium Gizi Kesehatan Masyarakat, dengan uji organoleptik yang digunakan adalah uji kesukaan hedonik menggunakan skor dalam 3 kriteria tingkatan yaitu skor 3 suka, skor 2 kurang suka, dan skor 1 tidak suka dalam penilaian rasa, aroma, warna dan tekstur. Data yang didapatkan dianalisis dengan analisis deskriptif persentase untuk mengkaji reaksi panelis terhadap selai kulit jeruk manis. Untuk mengetahui tingkat kesukaan dari panelis dilakukan analisis deskriptif kualitatif persentase. Skor persentase didapatkan dari jumlah skor yang diperoleh dibagi dengan skor maksimum skor tertinggi x jumlah panelis dikali dengan 100. Kriteria kesukaan, panelis dinyatakan suka pada selai kulit jeruk manis jika skor persentase intervalnya 78-100, kriteria kurang suka dengan interval skor persentase 56-77,99 dan kriteria tidak suka dengan interval skor persentase 34- 55,99.

4.3.1 Analisa Organoleptik Rasa Selai Kulit Jeruk Manis

Setelah dilakukan uji organoleptik terhadap rasa selai kulit jeruk manis didapatkan skor panelis 81 dan skor persentase yaitu 90,0 dimana skor persentase didapatkan dari jumlah skor yang diperoleh dibagi dengan skor ideal Universitas Sumatera Utara dikalikan dengan 100. Maka hasil menunjukkan kriteria kesukaan terhadap rasa adalah panelis menyukai rasa selai kulit jeruk manis dengan skor persentase 90,0 . Hasil analisa organoleptik rasa dapat dilihat pada Tabel 4.1 dibawah ini : Tabel 4.1 Hasil Analisa Organoleptik Rasa Selai Kulit Jeruk Manis Kriteria Penerimaan Rasa Panelis Skor Panelis Skor Persentase Suka 21 63 70,0 Kurang Suka 9 18 20,0 Tidak Suka Total 30 81 90,0

4.3.2 Analisa Organoleptik Aroma Selai Kulit Jeruk Manis

Setelah dilakukan uji organoleptik terhadap aroma dari selai kulit jeruk manis didapatkan skor panelis 72 dan skor persentase 79,9 dimana skor persentase didapatkan dari jumlah skor yang diperoleh dibagi dengan skor maksimum dikalikan dengan 100. Maka hasil menunjukkan kriteria kesukaan terhadap aroma adalah panelis menyukai aroma dari selai kulit jeruk manis dengan skor persentase 79,9 . Selai kulit jeruk manis memiliki aroma khas dari kulit jeruk manis. Hasil analisa organoleptik terhadap aroma selai dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini : Tabel 4.2 Hasil Analisa Organoleptik Aroma Selai Kulit Jeruk Manis Kriteria Penerimaan Aroma Panelis Skor Panelis Skor Persentase Suka 13 39 43,3 Kurang Suka 16 32 35,5 Tidak Suka 1 1 1,1 Total 30 72 79,9

4.3.3 Analisa Organoleptik Warna Selai Kulit Jeruk Manis

Setelah dilakukan uji organoleptik terhadap warna selai kulit jeruk manis, didapatkan hasil bahwa skor penelis 89 dan skor persentase 98,8 dimana skor persentase didapatkan dari jumlah skor yang diperoleh dibagi dengan skor Universitas Sumatera Utara maksimum dikalikan dengan 100. Maka hasil menunjukkan kriteria kesukaan terhadap warna adalah panelis menyukai warna dari selai kulit jeruk manis dengan skor persentase 98,8 . Selai kulit jeruk manis memiliki warna kuning karena kulit jeruk manis pada umumnya bewarna kuning. Hasil analisa organoleptik terhadap warna dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3 Hasil Analisa Organoleptik Warna Selai Kulit Jeruk Manis Kriteria Penerimaan Warna Panelis Skor Panelis Skor Persentase Suka 29 87 96,6 Kurang Suka 1 2 2,2 Tidak Suka Total 30 89 98,8

4.3.4 Analisa Organoleptik Tekstur Selai Kulit Jeruk Manis

Selain rasa aroma dan warna dilakukan penilaian terhadap tekstur selai kulit jeruk manis. Berdasarkan uji organoleptik didapatkan skor panelis 85 dan skor persentase 94,4 dimana skor persentase didapatkan dari jumlah skor yang diperoleh dibagi dengan skor maksimum dikalikan dengan 100. Maka hasil menunjukkan kriteria kesukaan terhadap tekstur adalah panelis menyukai tekstur dari selai kulit jeruk manis dengan skor persentase 94,4 . Tekstur dari selai kulit jeruk manis ini kental, memiliki serat dengan bulir halus dan lembut, karena kulit jeruk manis diolah dengan cara direndam dan direbus. Hasil analisa organoleptik terhadap tekstur selai kulit jeruk manis dapat dilihat pada Tabel 4.4 di bawah ini : Tabel 4.4 Hasil Analisa Organoleptik Tekstur Selai Kulit Jeruk Manis Kriteria Penerimaan Tekstur Panelis Skor Panelis Skor Persentase Suka 25 75 83,3 Kurang Suka 5 10 11,1 Tidak Suka Total 30 85 94,4 Universitas Sumatera Utara

4.4 Hasil Analisis Kandungan Gizi Selai Kulit Jeruk Manis

Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar kalsium, kadar lemak, kadar karbohidrat dan kadar vitamin C selai kulit jeruk manis melalui uji Laboratorium dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini Tabel 4.5 Kandungan Zat Gizi Selai Kulit Jeruk Manis No Zat gizi Kandungan Gizi Selai Kulit Jeruk Manis bb 1 Kadar Air 67,25 2 Kadar Abu 0,78 3 Kadar Protein 0,56 4 Kadar Kalsium 0,67 5 Kadar Lemak 0,35 6 Kadar Karbohidrat 31,06 7 Kadar Vitamin c 29,60 Dari tabel 4.5 diketahui kandungan zat gizi yang terdapat pada selai kulit jeruk manis, dibandingkan dengan selai menurut DKBM memiliki beberapa perbedaan kandungan gizi. Terutaman dalam vitamin C, protein, lemak dan karbohidrat. Perbedaan kandungan gizi pada selai kulit jeruk manis dengan selai dapat dilihat dalam tabel 4.6 berikut ini: Tabel 4.6 Perbandingan Kandungan Gizi Selai Kulit Jeruk manis dengan Selai dalam 100 gram No Kandungan Zat Gizi Selai Kulit Jeruk Manis Selai 1 2 3 4 Vitamin C Protein Lemak Karbohidrat 29,60 0,56 0,35 31,06 0,5 0,6 64,5 Direktorat Gizi Depkes RI, 1996, Daftar Komposisi Bahan Makanan Universitas Sumatera Utara 58

BAB V PEMBAHASAN

5.1.Tingkat Kesukaan Panelis Terhadap Daya Terima Selai Kulit Jeruk Manis Tingkat pengujian organoleptik oleh panelis terhadap rasa selai kulit jeruk manis menunjukkan bahwa panelis menyukai rasa dari selai kulit jeruk manis yaitu sebesar 90,0. Rasa pada selai, dipengaruhi oleh kulit jeruk manis, gula, margarin dan tepung maizena. Penggunaan kulit jeruk manis sebagai pengganti buah-buahan memberikan rasa yang berbeda pada selai dibandingkan selai pada umumnya. Dikatakan oleh Winarno 1992, bahawa rasa banyak melibatkan panca indera yaitu lidah. Agar suatu senyawa dapat dikenali rasanya senyawa tersebut harus dapat mengadakan hubungan dengan mikrovilus dan impuls yang terbentuk yang akan dikirim melalui syaraf kepusat susunan syaraf. Rasa suatu bahan makanan dipengaruhi oleh senyawa kimia, suhu, konsentrasi dan interaksi dengan komponen rasa yang lain. Sehingga penilaian setiap panelis terhadap selai berbeda-beda karena adanya kemungkinan peningkatan atau penurunan intensitas rasa. Pada pengujian daya terima terhadap aroma oleh panelis diketahui bahwa panelis menyukai aroma selai kulit jeruk manis dengan persentase 79,9. Menurut kartika 1988 dikatakan bahwa aroma adalah bau yang sulit diukur sehingga dapat menimbulkan perbedaan pendapat dalam penilaian kualitas aroma. Perbedaan pendapat setiap orang disebabkan adanya perbedaan kepekaan Universitas Sumatera Utara