2.3 Post Dural Puncture Headache
Sudah lebih dari seratus tahun sejak dr. Bier mengalami dan menulis laporan kasus pertama terhadap post dural puncture headache. Deskripsi dr. Bier terhadap
2.3.1 Defenisi PDPH Post Dural Puncture Headache
sakit kepala postural berat ini masih lazim dipakai sampai saat ini
Sebuah nyeri yang biasanya sangat berat, tumpul, bilateral, biasanya pada
daerah frontal, retro orbita dan oksipital yang menjalar ke leher, dimana biasanya
diperberat bila posisi tegak lurus dan berkurang pada posisi tidur. Nyeri kepala bisa
berdenyut atau konstan dan biasanya disertai dengan fotofobia, mual, muntah,
gangguan pendengaran atau penglihatan.
28
Onset nyeri kepala akibat PDPH ini bisa terjadi pada 12 sampai 72 jam
setelah tindakan, tetapi bisa juga ditemukan segera setelah tindakan. Pasien pasien
yang mengalami Post Dural Puncture Heachache tidak boleh diabaikan. Bila
tidak ditangani nyeri bisa berlangsung sampai berminggu- minggu, dan pada kasus-kasus
yang sangat jarang, bisa diperlukan tindakan operasi untuk mengatasinya.
Post Dural Puncture Headache PDPH merupakan komplikasi dari tusukan
29
pada dura mater salah satu meningen yang mengelilingi korda spinalis. PDPH
sering terjadi pada anestesi spinal dan lumbal, dan juga epidural anestesi. PDPH bisa
timbul dalam hitungan jam sampai hari setelah tusukan dan memberikan tanda dan
gejala seperti pusing mual dan menjadi makin berat bila pasien mengambil posisi
tegak lurus. Jadi PDPH bisa disimpulkan sebagai sakit kepala berat yang bisa disertai
mual atau muntah setelah tusukan spinal dengan ciri khas memberat bila berubah
posisi duduk atau tegak lurus dan menghilang atau berkurang bila posisi tidur datar.
Dari pernyataan di atas, diambil kriteria Post Dural Puncture Headache
21
:
Universitas Sumatera Utara
1. Timbul setelah mobilisasi 2. Diperberat dengan perubahan posisi duduk atau berdiri dan batuk, bersin
3. Berkurang atau hilang dengan posisi tidur terlentang 4. Nyeri sering terlokalisir pada occipital, frontal atau menyeluruh
2.3.2 Klasifikasi PDPH
Nyeri sakit kepala PDPH menurut Crocker 1976 dikelompokkan menjadi 4 skala yakni:
• Nyeri kepala ringan yang memungkinkan periode lama untuk duduk berdiri dan tanpa ada gejala tambahan lain
21
• Sakit kepala sedang, yang membuat pasien tidak dapat bertahan berada pada posisi tegak lurus selama lebih dari setengah jam. Biasanya di sertai
dengan mual, muntah dan gangguan pendengaran dan penglihatan. • Sakit kepala berat yang timbul segera ketika beranjak dari tempat tidur,
berkurang bila berbaring terlentang di tempat tidur. Sering disertai dengan mual, muntah, gangguan penglihatan dan pendengaran.
• Nyeri kepala sangat berat yang timbul bahkan ketika penderita sedang berbaring terlentang di tempat tidur dan bertambah makin berat bila duduk
atau berdiri, untuk makan tidak mungkin dilakukan karena mual dan muntah.
Keluhan PDPH ini diduga merupakan akibat dari hilangnya cairan serebrospinal ke dalam ruang epidural. Berkurangnya tekanan hidrostatik pada ruang
subaraknoid akan menyebabkan regangan terhadap meningens sehingga terjadi tanda dan gejala penyerta. Hal ini disebabkan hilangnya Cerebro Spinal Fluid CSF lebih
cepat dari produksinya sehingga terjadi traksi terhadap struktur-struktur yang menyangga tidak, terutama dura dan tentorium. Peningkatan traksi pada pembuluh
Universitas Sumatera Utara
darah juga menambah nyeri kepala. Traksi pada syaraf kranial dapat menyebabkan diplopia biasanya pada syaraf kranial keenam dan tinnitus.
Jan dkk, membagi tingkat keparahan dari PDPH dengan skala analog numerik verbal 0 sampai 10 0=tanpa nyeri dan 10=nyeri yang paling tidak tertahankan.
Untuk mempermudah, Shaik dkk 2008, membagi skala 0 – 10 ini menjadi 3 tingkat, yakni ringan, sedang dan berat, sesuai dengan yang tertera pada tabel.
TABLE 4: KLASIFIKASI PDPH
30
KLASIFIKASI PDPH Ringan
Sedang Berat
Tidak ada gangguan dalam aktivitas
Terjadi gangguan dalam aktivitas
Hanya dapat berbaring di tempat tidur
Tidak dibutuhkan penanganan
Dibutuhkan analgesia secara regular
Anoreksia
2.3.3 Patofisiologi PDPH