f. PDPH Post Puncture Dural Headache adalah perasaan nyeri kepala yang bisa disertai mual atau muntah setelah tusukan spinal dengan ciri
khas memberat bila berubah posisi duduk atau tegak lurus dan
menghilang atau berkurang g. Nyeri PDPH ringan adalah nyeri kepala tanpa gangguan aktifitas dan
tidak diperlukan penanganan bila posisi tidur.
h. Nyeri PDPH sedang adalah nyeri kepala dengan adanya batasan aktifitas dan dibutuhkan tambahan obat untuk nyeri kepalanya
i. Nyeri PDPH berat adalah nyeri kepala dimana pasien tidak dapat beranjak dari tempat tidur hanya dapat tidur telentang dan dijumpai adanya
anoreksia.
3.13 Masalah Etika
a. Pasien sebelumnya diberi penjelasan tentang tujuan, manfaat serta resiko dan hal yang terkait dengan penelitian. Kemudian diminta mengisi
formulir kesediaan menjadi subjek penelitian. b. Sebelum anestesi dan proses penelitian dimulai dipersiapkan alat kegawat
daruratan oronasopharyngeal airway, ambu bag, sumber oksigen, laringoskop, endotracheal tube ukuran pasien, suction set, monitor
pulse oximetry, tekanan darah, EKG, laju jantung, obat emergensi efedrin, adrenalin, sulfas atropin, lidokain, aminofilin, deksametason.
c. Jika terjadi hipotensi akibat tindakan spinal, akan diatasi dengan pemberian efedrin, yang merupakan salah satu vasokonstriktor
d. Bila terjadi kegawatdaruratan jalan nafas, jantung, paru dan otak selama anestesi dan proses penelitian berlangsung, maka langsung dilakukan
Universitas Sumatera Utara
antisipasi dan penanganan sesuai dengan teknik, alat dan obat standar seperti yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
e. Bila terjadi PDPH berat yang sangat mengganggu, maka akan diberikan cairan dekstran 5 500 cc melalui infus, kemudian obat-obat analgesia
seperti parasetamol. Bila diperlukan maka akan dilakukan kompresi abdomen dengan pemakaian korset. Apabila hal ini juga tidak dapat
membantu, maka akan dilakukan tindakan Epidural Blood Patch, dengan memberikan 15 cc darah pasien itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN
Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Januari sampai akhir bulan Februari 2014, dengan jumlah 66 sampel yang dipilih secara acak dengan status fisik
ASA 1 dan ASA 2 yang menjalani operasi dengan anestesi spinal sesuai dengan tindakan penelitian. Dari 66 sampel penelitian dibagi menjadi atas 2 kelompok,
masing-masing 33 sampel. Kelompok A menggunakan jarum 26G Atraucan dan kelompok B menggunakan jarum 26G Quincke. Tidak ada subjek yang keluar dari
tindakan penelitian ini. Setelah dilakukan pemasukan dan pengolahan data maka didapat hasil-hasil penelitian sebagaimana ditampilkan dalam bab ini
4.1. Karakteristik Umum
Karakter umum subjek penelitian dinilai dari umur, PS ASA, kegawatdaruratan pasien, berat badan, tinggi badan, BMI dan lama operasi. Hasil
penelitian terlihat pada tabel 5 dibawah ini :
Tabel 5 : Karakteristik Sampel Penelitian
Karakteristik Jarum spinal 26G
Atraucan n = 33 Jarum spinal 26G
Quincke n = 33 P
Umur, rerata SB, tahun 31,18 6,02
30,03 5,09 0,405
a
PS ASA, n 1
16 48,5 19 57,6
0,459 2
b
17 54,8 14 45,2
Kegawatan pasien, n Elektif
25 73,5 19 59,4
0,298 Emergensi
b
9 26,5 13 40,6
Universitas Sumatera Utara