2.4.6 Withdrawal Kafein
Withdrawal kafein dapat menyebabkan sakit kepala, meningkat kelelahan, dan kecemasan, dan telah dilaporkan terjadi setelah sedikitnya 3 hari paparan 300 mg per
hari atau 7 hari paparan  100 mg per hari 50-100 mg kafein per minuman kopi. Withdrawal  kafein bisa menjadi penyebab sakit kepala paska  operasi  Meskipun
belum dikonfirmasi sebagai penyebab sakit kepala paska persalinan.
2.4.7 Meningitis
32
Sakit kepala berat pada meningitis  digambarkan dengan nyeri kepala yang disertai dengan demam, kekakuan, dan adanya tanda Kernig dan Brudzinski postif,
muntah, kejang, dan ruam kulit juga dapat terjadi. Patogen meliputi streptokokus B, staphylococcus epidermidis, kelompok A. hemolitik streptococcus, dan agen parasit
baru-baru ini, taenia solium, menyebabkan neurocysticercosis
2.5 Terapi PDPH
34
Ada beberapa terapi yang sering dipakai untuk penanganan PDPH, baik terapi konservatif  maupun agresif. Terapi konservatif  meliputi  istirahat, hidrasi pasien,
posisi telungkup, stagen abdomen, pemberian kafein baik melalui oral atau parenteral. sumatriptan dan pemberian Hormon  Adrenokortikotropin  ACTHkortikosteroid.
Sedangkan terapi agresif berupa suntikan intratekal salin, kateter intratekal, epidural saline, epidural blood patch dan epidural dekstran.
2.5.1 Terapi Konservatif
31
•  Istirahat Istirahat di tempat tidur  akan  mengurangi  gejala  PDPH.  Namun,
tinjauan literatur  menunjukkan bahwa  istirahat  setelah  punksi  dural tidak mengurangi  resiko  berkurangnya  sakit kepala, bahkan  adanya
kecenderungan  peningkatan  sakit kepala  pada pasien  yang istirahat. Tidak  adanya  bukti bahwa  dengan  memperpanjang  durasi  istirahat
Universitas Sumatera Utara
dapat menurunkan kemungkinan sakit kepala. mobilisasi awal setelah punksi  dural  harus  dilakukan,  pasien dengan  sakit kepala  harus
mobilisasi sebanyak yang mereka mampu •  Hidrasi Pasien
.
Salah satu yang menjadi faktor penentu terjadinya PDPH adalah status hidrasi pasien, dimana konsep hidrasi pada PDPH masih banyak salah
dimengerti. Tujuan dari hidrasi adalah untuk memastikan kecepatan produksi CSF optimal, dimana pasien dalam keadaan dehidrasi akan
menyebabkan produksi CSF yang berkurang. Sehingga, bila seseorang sudah terehidrasi dengan baik, dan kecepatan produksi CSF normal,
tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa hidrasi  yang  berlebihan akan membantu meningkatkan kecepatan produksi CSF. Oleh karena
itu tidak diperlukan pemberian cairan berlebihan pada pasien yang telah terehidrasi dengan baik, dan penting untuk memastikan bahwa
pasien dalam kondisi terhidrasi baik sebelum dilakukan tindakan anestesi spinal. Pada penelitian ini, kami memastikan pasien dalam
keadaan terhidrasi baik dengan melakukan terlebih dahulu Tilt Test.
33
•  Posisi Tengkurap Tilt test  adalah tes kecukupan cairan    hidrasi pada pasien, dengan
memperhitungkan faktor posisi dan gravitasi, dilakukan dengan mengukur tekanan darah pasien saat terlentang mendatar dan
kemudian mengukur tekanan darah pasien setelah diposisikan tidur terlentang dalam posisi head up dengan sudut 40– 50 selama 10 menit.
Bila terjadi perbedaan Mean Arterial Presure MAP lebih dari 10, maka dinyatakan  Tilt Test  positif dan pasien masih belum terhidrasi
dengan cukup.
Posisi tengkurap  dapat  meredakan sakit kepala  pada beberapa pasien dengan PDPH, tetapi tidak ada penelitian yang diterbitkan mendukung
Universitas Sumatera Utara
hal ini,  kemungkinan adanya   peningkatan  tekanan  intra  abdominal dan adanya penekanan di tulang belakang  ke kompartemen
intrakranial.  Posisi  tengkurap    mungkin  bermanfaat  pada pasien yang sayatan bedahnya tidak menghalangi
•  Stagen Abdomen posisi ini
Pada tahun 1975 sebuah  studi tunggal  yang meliputi ibu hamil menyarankan bahwa  bahan pengikat perut  mencegah perkembangan
nyeri kepala  spinal.  Hal  ini  dapat mengurangi PDPH dengan mekanisme yang sama seperti  posisi  tengkurap
•  Kafein .  Dan penggunaan
stagen abdomen masih dilakukan sampai sekarang.
Kafein bekerja menstimulasi produksi CSF. Kafein membantu dengan menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah intrakranial.
32
Sebuah studi  dari  41 pasien  dengan sakit kepala  tidak  yang tidak responsif
terhadap  tindakan konservatif  menunjukkan bahwa  pemberian  kafein 500 mg intravena menyebabkan adanya pengurangan gejala pada 70
dari subyek. Ukuran kecil dari studi dan kurangnya kelompok kontrol meragukan rutin penggunaan terapi ini. Seperti kafein intravena tidak
tersedia di banyak rumah sakit, penggunaan kafein oral telah diusulkan sebagai  pengganti.  Kafein  oral,  300  mg,  menghasilkan penurunan
yang lebih signifikan  dalam intensitas  sakit kepala  dibandingkan plasebo
•  Sumatriptan .
Serotonin  Agonis  Sumatriptan  adalah  vasokonstriktor  otak  yang digunakan  untuk mengobati  migrain.  Salah  satu studi  melaporkan
berkurangnya  PDPH  pada  empat  dari  enam  pasien yang diobati dengan 6 mg subkutan Sumatriptan. Tapi setelah satu jam hanya satu
pasien yang gejalanya benar-benar berkurang.
Universitas Sumatera Utara
•  Hormon Adrenokortikotropin Sejumlah  laporan kasus  telah menyarankan  peran  terapi untuk
kortikosteroid  atau  hormon adrenokortikotropin.  Sebuah penelitian secara acak  tunggal  menunjukkan bahwa  hidrokortison  dosis tinggi
mengurangi  keparahan  sakit kepala  spinal  dibandingkan dengan plasebo.  Dan  sebuah penelitian  lain  secara acak  tidak bisa
menunjukkan manfaat apapun untuk pemberian ACTH
2.5.2 Terapi Agresif