Klasifikasi Tikus Putih Biologis Tikus Putih Rattus norvegicus

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta c. Digesti Digesti merupakan maserasi kinetik pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan kamar, biasanya dilakukan pada temperatur 40-50 ⁰C. Depkes RI, 2000. d. Infus Infus merupakan ekstraksi simplisia menggunakan pelarut air pada temperatur penangas air bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96-98 ⁰C selama waktu tertentu 15-20 menit Depkes RI, 2000. e. Dekok Dekok merupakan infus pada waktu yang lebih lama ≥ 30 menit dan temperatur sampai titik didih air Depkes RI, 2000.

2.4. Tinjauan Hewan Percobaan

2.4.1. Klasifikasi Tikus Putih

Menurut Krinke 2000 klasifikasi tikus putih Rattus norvegicus adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Subphylum : Vertebrata Class : Mammalia Order : Rodentia Family : Muridae Genus : Rattus Species : norvegicus

2.4.2. Biologis Tikus Putih Rattus norvegicus

Hewan laboratorium atau hewan percobaan adalah hewan yang sengaja dipelihara dan diternakkan untuk dipakai sebagai hewan model guna mempelajari dan mengembangkan berbagai macam bidang ilmu dalam skala penelitian atau pengamatan laboratorik. Tikus termasuk hewan mamalia, oleh sebab itu dampaknya terhadap suatu perlakuan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mungkin tidak jauh berbeda dibanding dengan mamalia lainnya. Selain itu, penggunaan tikus sebagai hewan percobaan juga didasarkan atas pertimbangan ekonomis dan kemampuan hidup tikus hanya 2 – 3 tahun dengan lama produksi 1 tahun. Kelompok tikus laboratorium pertama-tama dikembangkan di Amerika Serikat antara tahun 1877 dan 1893. Keunggulan tikus putih dibanidngkan tikus liar antara lain lebih cepat berkembang biak. Kelebihan lainnya sebagai hewan laboratorium adalah sangat mudah ditangani, dapat ditinggal sendirian dalam kandang asal dapat mendengar suara tikus lain dan berukuran cukup besar sehingga memudahkan pengamatan. Secara umum, berat badan tikus laboratorium lebih ringan dibandingkan berat badan tikus liar. Biasanya pada umur empat minggu beratnya 35 – 40 g, dan berat dewasa rata-rata 200-250 g, tetapi bervariasi tergantung pada galur. Galur Sprague Dawley merupakan galur yang paling besar diantara galur yang lain. Terdapat beberapa galur tikus yang sering digunakan dalam penelitian. Galur-galur tersebut antara lain : Wistar, Sprague-Dawley, Long Evans, dan Holdzman. Dalam penelitian ini digunakna galur Sprague-Dawley dengan ciri-ciri berwarna putih, berkepala kecil dan ekornya lebih panjang daripada badannya Tikus ini pertama kali diproduksi oleh peternakan Sprague Dawley. Tikus Sprague Dawley merupakan jenis outbred tikus albino serbaguna secara ekstensif dalma riset medis. Keuntungan utamanya adalah ketenangan dan kemudahan penanganannya. Smith dan Mangkoewidjojo, 1998. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tabel 2.1 . Biologis tikus putih Smith dan Mangkoewidjojo, 1998 Lama hidup 2-3 tahun, dapat sampai 4 tahun Lama produksi ekonomis 1 tahun Lama bunting 20-22 hari Umur dewasa 40-60 hari Umur dikawinkan 8-10 minggu jantan dan betina Siklus kelamin Poliestrus Siklus estrus 4-5 hari Lama estrus 9-20 jam Perkawinan Pada waktu estrus Ovulasi 8-11 jam sesudah timbul estrus, spontan Fertilisasi 7-10 jam sesudah kawin Implantasi 5-6 hari sesudah fertilisasi Berat dewasa 300-400 g jantan; 250-300 g betina Suhu rektal 36-39 o C rata-rata 37,5 o C Pernapasan 65-115menit, turun menjadi 50 dengan anestesi, naik sampai 150 dalam stress Denyut jantung 250 bitmenit, turun menjadi 250 dengan anestesi, naik sampai 550 dalam stres Tekanan darah 90-180 sistol, 60-145 diastol, turun menjadi 80 sistol, 55 diastol dengan anestesi Konsumsi oksigen 1,29-2,68 mlgjam Sel darah merah 7,2-9,6 x 106mm 3 Sel darah putih 5,0-130 x 10 3 mm 3 SGPT 17,5-30,2 IUliter SGOT 45,7-80,8 IUliter Kromosom 2n=42 Aktivitas Nokturnal malam Konsumsi makanan 15-30 ghari dewasa Konsumsi minuman 20-45 mlhari dewasa

2.5. Sistem Reproduksi Tikus Jantan

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Daun Pacing (Costus spiralis) terhadap Diameter Tubulus Seminiferus, Motilitas, dan Spermisidal pada Tikus Jantan Strain Sprague-Dawley

0 10 95

Uji Efek Antifertilitas Serbuk Bawang Putih (Allium Sativum L.) Pada Tikus Jantan (Rattus Novergicus) Galur Sprague Dawley Secara In Vivo Dan In Vitro

3 25 115

Uji Antifertillitas Ekstrak Metanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) pada Tikus Jantan Strain Sprague Dawley Secara In Vivo

4 11 134

Uji Antifertilitas Ekstrak Etil Asetat Biji Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.) Pada Tikus Putih Jantan (Rattus novergicus) Galur Sprague Dawley Secara In Vivo

4 25 111

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 96% Daun Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) Terhadap Kualitas Sperma Pada Tikus Jantan Galur Sprague- Dawley Secara In Vivo dan Aktivitas Spermisidal Secara In Vitro

0 15 104

Uji Antifertilitas ekstrak N-Heksana biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) pada tikus putih jantan (Rattus novergicus) galur Sprague Dawley secara IN VIVO

2 15 116

Uji Antifertilitas Ekstrak Etanol 70% Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Pada Tikus Jantan Galur Sprague Dawley Secara In Vivo

0 4 121

Uji Aktivitas Hepatoprotektif Ekstrak Air Sarang Burung Walet Putih (Collocalia fuciphaga Thunberg, 1821). Terhadap Aktivitas SGPT & SGOT Pada Tikus Putih Jantan Galur Sprague-Dawley

0 23 107

Aktivitas antifertilitas ekstrak etanol 70% daun pacing (costus spiralis) pada tikus sprague-dawley jantan secara in vivo

1 32 0

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 90% Daun Kelor (Moringa Oleifera Lam) Terhadap Konsentrasi Spermatozoa, Morfologi Spermatozoa, Dan Diameter Tubulus Seminiferus Pada Tikus Jantan Galur Sprague-Dawley

4 34 116