UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
b. Kadar Abu
Lebih kurang 2 g sampai 3 g ekstrak yang telah digerus dan ditimbang secara seksama dimasukkan ke dalam krus silikat yang telah
dipijarkan dan ditara, ratakan. Pijarkan perlahan-lahan hingga arang habis, dinginkan, timbang. Jika dengan cara ini arang tidak dapat dihilangkan,
tambahkan air panas, saring melalui kertas saring bebas abu. Pijarkan sisa kertas dan kertas saring dalam krus yang sama. Masukkan filtrat ke dalam
krus, uapkan, pijarkan hingga bobot tetap, timbang. Hitung kadar abu terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara.
3.4.5. Uji Kualitatif Andrografolid dengan KLT
Uji kualitatif andrografolid dilakukan dengan menyiapkan larutan uji terlebih dahulu. Larutan uji dibuat dengan melarutkan ekstrak sebanyak
100 mg kemudian ditambahkan metanol 5 mL. Fase diam yang digunakan yaitu silika gel 60 F
254.
Dengan fase geraknya yaitu kloroform : metanol 9:1. Analisa spot dilakukan dibawah lampu UV 254 nm dan 366 nm.
Pengamatan hasilnya dilanjutkan dengan menggunakan TLC Scanner Menkes RI, 2009.
3.4.6. Persiapan Hewan Uji
Sebelum percobaan, disiapkan tempat pemeliharaan hewan uji meliputi kandang, sekam, tempat makan dan minum tikus. Tikus jantan
diaklimatisasi di Laboratorium Animal House selama 14 hari agar dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang baru. Tikus diberi makan dan minum standar ad libitum, dilakukan pengamatan kondisi umum tikus
serta ditimbang berat badannya.
3.4.7. Pemberian Perlakuan
Penelitian ini menggunakan 20 ekor tikus putih jantan galur Sprague-Dawley yang diberikan empat perlakuan yang berbeda. Masing-
masing perlakuan terdiri atas 5 ekor tikus putih jantan. Ekstrak daun sambiloto yang diperoleh didispersikan dalam pembawa Tween 80 2
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dengan dosis yang telah ditentukan, diberikan secara oral dengan menggunakan alat pencekok oral sonde sebanyak 1 ml. Pemberian
ekstrak diberikan peroral satu kali sehari setiap pagi hari dan dilakukan selama 48 hari.
3.4.8. Pembuatan Preparat
Setelah 48 hari, masing-masing hewan coba dikorbankan untuk diambil organ testisnya. Tikus dibius dengan eter, kemudian dibedah.
Bagian testis dipisahkan dengan bagian kauda epididimis dan kemudian bagian testis dimasukkan ke dalam larutan formalin 10 untuk dibuat
preparat. Pembuatan sediaan mikroanatomi testis di laboratorium Patologi
Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Pembuatan preparat dilakukan dengan cara : testis yang telah diambil, difiksasi dalam larutan
Bouin, kemudian didehidrasi dengan etanol seri bertingkat, dan pada akhirnya ditanamkan dalam paraffin wax. Blok paraffin dipotong dengan
ketebalam 5µm dan dilakukan pewarnaan dengan hematoksiklin-eosin Yotarlai et al, 2011 .
3.4.9. Pengukuran Parameter 1.