UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.1.6 Perhitungan Konsentrasi Spermatozoa
Data hasil perhitungan konsentrasi spermatozoa pada tikus kelompok kontrol, kelompok dosis rendah 100 mgkgBB, dosis sedang
200 mg.kg, dan dosis tinggi 400 mgkgBB dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Konsentrasi spermatozoa tikus jantan yang diberikan ekstrak
etanol 96 daun sambiloto
Kelompok Konsentrasi Spermatozoa jutamL ± SD
Kontrol 9,688 ± 2,438
Dosis 100 mgkgBB 13,156 ± 1,566
Dosis 200 mgkgBB 14,350 ± 3,011
Dosis 400 mgkgBB 11,250 ± 0,361
Hasil perhitungan
konsentrasi spermatozoa
menunjukkan terjadinya peningkatan konsentrasi spermatozoa tidak sebanding dengan
peningkatan dosis ekstrak etanol 96 daun sambiloto yang diberikan pada hewan uji.
Gambar 4.3 Grafik rerata persentase konsentrasi spermatozoa tikus setelah diberi
perlakuan selama 48 hari
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Data hasil perhitungan diolah secara statistik dengan uji Kruskal- Wallis. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan secara
bermakna p ≥ 0,05 antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan
dosis 100 mgkgBB, 200 mgkgBB, dan 400 mgkgBB. Hal ini menunjukkan bawha dengan pemberian ekstrak etanol 96 daun
sambiloto tidak mempengaruhi konsentrasi spermatozoa pada tikus jantan. Hasil analisis statistik dapat dilihat pada Lampiran 10.
4.1.7 Perhitungan Morfologi Spermatozoa
Data hasil perhitungan morfologi spermatozoa tikus yang abnormal setelah pemberian ekstrak etanol daun sambiloto dapat dilihat pada tabel
4.4.
Tabel 4.4 Rerata persentase morfologi sperma yang abnormal pada tikus
jantan yang diberikan ekstrak etanol 96 daun sambiloto
No. Kelompok
Rerata Sperma Abnormal Tiap Kelompok ± SD
1. Kontrol
13.250 ± 0.500 2
Dosis Rendah 100 mgkgBB 19.844 ± 1.291
3. Dosis Sedang 200 mgkgBB
22.650 ± 0.761 4.
Dosis Tinggi 400 mgkgBB 22.875 ± 0.652
Hasil perhitungan morfologi spermatozoa yang abnormal menunjukkan terdapat peningkatan persentase spermatozoa yang abnormal
terhadap kontrol.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gam
bar 4.4 Grafik rerata persentase sperma yang abnormal tikus setelah diberi
perlakuan selama 48 hari
Data yang diperoleh dilakukan analisis dengan uji One Way ANOVA, hasilnya menunjukkan nilai signifikansi 0.001 p
≤0.05. Sehingga dilanjutkan uji LSD yang hasilnya terdapat perbedaan bermakna
p≤0,05 antara kelompok kontrol dengan kelompok yang diberi perlakuan ekstrak dosis 100 mgkgBB, dosis 200 mgkgBB, dan dosis 400 mgkgBB.
Namun tidak terdapat perbedaan bermakna antar kelompok uji dengan peningkatan dosis p
≥ 0,05 yaitu antara dosis 200 mgkg dan dosis 400 mgkgBB. Hal ini menunjukkan bahwa dengan pemberian ekstrak etanol
96 daun sambiloto dapat mempengaruhi persentase abnormalitas morfologi spermatozoa, namun tidak dipengaruhi oleh peningkatan dosis.
Analisis statistik dapat dilihat pada Lampiran 12.
4.1.8 Pengukuran Konsentrasi Testosteron