b. Penetapan Target Sasaran
Penetapan target dan sasaran menjadi langkah berikutnya ketika semua permasalahan sudah terkumpul.
Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan yang melalui layanan Perpustakaan Kelilingnya menentukan target sasaran
dari kegiatan promosi ini. Sesuai dengan misinya yaitu meningkatkan minat budaya baca masyarakat yang menjadi
sasaran utama. Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan menentukan target promosinya ke anak – anak muda agar
dapat memupuk minta baca dari umur sedini mungkin. “Memang ke anak – anak, dari paud ke smp, karena mereka
kan belum terkontaminasi, jadi masih bisa diarahkan untuk kebiasaan membaca. Kalo udah besar kan kayak anak sma
agak sulit yah untuk merangkulnya, karena sudah mengenal dunia seperti internet, goolge praktis gitu. Makanya kita
lebih memilih anak kecil, karena lebih mudah dididik dari kecil seenggaknya ”
59
.
Dari hasil wawancara diatas dapat diperoleh informasi bahwa Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan menentapkan
target dari promosi yaitu anak – anak usia dini sampai remaja karena dilihat dari visi dan misi perpustakaan.
59
Wawancara Pribadi dengan Ibu Leny, Tangerang Selatan, tanggal 18 Maret 2015.
c. Penyusunan Rencana Kerja
Dalam menyusun strategi promosi, Perpustakaan
Daerah Tangerang Selatan menentukan rencanan awal yang menjadi landasan untuk mencapai visi dan misi. Setelah
masalah dan target sasaran sudah ditentukan, penyusunan rencana kerja menjadi langkah berikutnya. Berikut hasil
wawancara dengan pustakawan ibu Leny. “Rencana kerja awal buat promosi setelah kita telaah dulu
masalah apa yang ada di Tangerang Selatan, kan disini masih kita masih baru.. 4 tahun. Masalah disini ya macem
macem, tapi paling besar ya minat baca yang kurang banget menurut saya. Jadi disini jemput bola mas lewat puslingnya
ke delapan kecamatan yang ada..”
60
Dari pernyataan tersebut dalam menyusun rencana kerja promosi, Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan melakukan
penjemputan langsung ke lapangan jemput bola.
2 Implementasi Pelaksanaan
Pelaksanaaan kegiatan promosi perpustakaan dilakukan dengan berbagi tugas ke staf – staf perpustakaan keliling dan
dilakukan secara bergiliran. Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan belum mempunyai tim khusus yang bertanggung jawab
atas promosi. Diperkuat dengan hasil wawancara dengan kepala bagian layanan perpustakaan ibu Evi.
60
Ibid, Tanggal 8 Maret 2015
“Tidak ada tim promosi mas, disini bagi – bagi tugas aja sama orang yang di pusling staf. Kalo disini sih enggak ada.”
61
Kegiatan promosi dilakukan setiap hari beriringan dengan jadwal perpustakaan keliling. Perpustakaan Daerah Tangerang
Selatan memiliki 9 unit kendaraan Perpustakaan Keliling, 8 diantaranya sudah terjadwal untuk menelusuri 8 kecamatan yang
ada di Tangerang Selatan. Kegiatan yang dilakukan Perpustakaan Daerah Tangerang
selatan dalam kegiatan promosi di perpustakaan keliling, yaitu :
a. Penyebaran Media Promosi Tercetak
Perpustakaan Daerah Tangerang selatan dalam kegiatan promosinya, melakukan menyebaran promosi media tercetak
dengan mengandalkan mobilitas perpustakaan keliling. Semua media promosi tercetak yang sudah dilakukan
oleh Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan akan dibawa atau disebar melalui perpustakaan keliling dan staf yang
bertugas di perpustakaan keliling memiliki kewajiban untuk menyebarkan ke calon – calon pengguna perpustakaan. Salah
satu point misi Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan adalah “meningkatkan minat budaya baca masyarakatan”
dengan sasaran promosi masyarakat usia dini, dari tingkat Paud sampai dengan Sekolah Menengah Pertama SMP.
61
Wawancara Pribadi dengan Ibu Evi Mahawati, Tangerang Selatan, tanggal 18 Maret 2015.
“Jadi media tercetak promosi itu di sebar ke seluruh mobil, terus mobil puslingnya kan keliling tuh, selain buka
perpustakaan disana juga nyebar brosurnya, tupoksi kita memang ke sekolah sekolah..”
62
Salah satu tugas, pokok dan fungsi Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan membangun minat baca diusia sedini
mungkin dengan mendatangi sekolah dari tingkat Paud sampai
SMP diwilayah Tangerang Selatan. Adapun
penyebaran media tercetak yang dilakukan ditempat umum, seperti kelurahan atau diacara Car Free Day yang berlokasi
di Giant Bintaro dan Giant BSD pada waktu minggu ke 2 dan ke 4 bulan. Dengan menggunakan pengeras suara yang ada
dimobil, staf perpustakaan keliling menginformasikan dimana titik dibukanya perpustakaan.
Media promosi tercetak yang sudah diproduksi oleh Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan akan disebar melalui
layanan perpustakaan keliling. Pada proses penyebarannya 1 kendaraan perpustakaan keliling mengunjungi 1 wilayah
kecamatan di Tangerang Selatan. Dalam observasi penulis menemukan beberapa hal yang mengedepankan layanan
perpustakaan keliling, karena gedung Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan masih belum punya gedung saat ini masih
menyewa ruko yang letaknya tidak strategis dan juga luas perpustakaan
yang kecil menjadi pertimbangan untuk
62
Wawancara Pribadi dengan Ibu Leni, Tangerang Selatan, Tanggal 8 Maret 2015
mengaplikasikan strategi promosi perpustakaan dengan menggunakan layanan perpustakaan keliling.
b. Layanan Audio Visual
Kegiatan ini biasanya dilakukan di sekolah dasar sampai ke tingkat menengah. Kegiatan ini dilakukan menggunakan 1
unit tv lcd 32” dan pemutar dvd serta speaker yang berada dibagian belakang mobil perpustakaan dengan video yang
putar adalah film – film tentang perpustakaan serta film yang memuat nilai edukasi didalamnya. Dari hasil observasi yang
dilakukan, peniliti melihat bahwa antusiasme pengguna perpustakaan dalam kegiatan ini sangat besar, dimana sasaran
promosi ini adalah pengguna yang berusia dini atau masuk kedalam usia pubertas. Dengan produk yang disajikan adalah
berbentuk gambar dan suara, memudahkan pengguna menyerap apa esensi dari video – video yang ada, tentu saja
dalam pengawasan staf perpustakaan keliling. Dengan produk yang disajikan adalah berbentuk gambar
dan suara, memudahkan pengguna menyerap apa esensi dari video – video yang ada, tentu saja dalam pengawasan staf
perpustakaan keliling.
63
64
63 64
c. Pendidikan Pemakai
User Education
Pendidikan pemakai atau user education di Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan dilakukan pada saat kegiatan yang
lain berjalan. Biasanya kegiatan ini ada pada saat penyebaran brosur dan sebelum atau sesudah layanan audio visual
dilakukan disekolah atau ditempat umum. Pengenalan tentang profil perpustakaan, layanan yang ada di perpustakaan serta
fasilitas yang ada disampaikan oleh staf perpustakaan keliling yang bertugas. Bentuk kegiatannya adalah penyuluhan materi
– materi dan layanan perpustakaan serta proses menjadi anggota perpustakaan.
“...kita buka pusling sambil nyebarin brosur sama ngasih pengetahuan soal perpustakaan. Kalo kegiatan seperti itu
gak cuma di car free day, kalo di sekolah lagi ada ujian atau UN ujian nasional, biasanya kita buka di pasar atau
kecamatan di kelurahan juga.”
65
Adapun hasil wawancara dengan ibu Evi yang senada dengan pernyataan sebelumnya.
“...ada interaksinya juga sambil kita kasih pengetahuan tentang perpustakaan, terus kasih pemahaman buat
membaca buku...”
66
Dari pernyataan 2 staf perpustakaan, kegiatan user education dilakukan pada saat tertentu dan tidak terjadwal.
65
Wawancara Pribadi dengan Evi Mahawati, Tangerang Selatan, Tanggal 18 Maret 2015.
66
Wawancara Pribadi dengan Irfan, Tangerang Selatan, Tanggal 18 Maret 2015
Pada saat observasi berlangsung penulis melihat pendekatan yang diambil oleh staf perpustakaan keliling
memang kurang begitu efektif, karena beberapa diantaranya staf perpustakaan keliling tidak mendapatkan perhatian dari
penggunanya, tetapi staf yang memberikan pendidikan pemakai tetap fokus pada materi promosi perpustakaan yang
diberikan.
d. Lomba
Perpustakaan Daerah
Tangerang Selatan
juga menyisipkan beberapa kegiatan lomba untuk anak – anak,
agar promosi perpustakaan bisa menjadi hal yang menyenangkan.
“kita ngadain lomba merwarnain, baca puisi, keluarin alat peraga sains, origami, nyanyi.. yang ada interaksinya juga
sambil kita kasih pengetahuan tentang perpustakaan”
67
Lomba yang diadakan oleh Perpustakaan Keliling Tangerang Selatan dikhususkan untuk tingkat PAUD sampai
ketingkat SD. Lomba yang diselenggarakan oleh perpustakan keliling
adalah merwarnai gambar, membaca puisi, memperagaan alat – alat peraga sains usia dini, membuat origami danbernyanyi.
67
Ibid
3. Kendala
Promosi Perpustakaan Umum
Daerah Tangerang Selatan Melalui Perpustakaan Keliling
Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan menemukan hambatan dalam strategi promosinya, pada saat observasi peneliti melihat
kendala – kendala yang ada seperti kurangnya pengetahuan akan ilmu perpustakaan yang dihadapi SDMnya dan lain – lain.
Berikut hambatan yang dihadapi dalam strategi promosi Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan :
1 Kurangnya Pengetahuan Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia yang ada di Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan total ada 70 orang, dalam segi kuantitas
memang banyak tetapi dari segi kualitas banyak yang belum tahu secara mendasar akan ilmu keperpustakaan. Khususnya
pada perpustakaan keliling yang berjumlah 16 orang, mereka kurang pengetahuan akan pekerjaan yang digeluti.
“...SDMnya juga yaa.. pengetahuannya kurang, setahun cuma sekali ada seminar atau yang kayak gitu.. diklat
tentang perpustakaan, itu juga gak semua bisa ikut”
68
Dari pernyataan diatas dan dari hasil observasi peniliti juga melihat hal ini menjadi kendala utama, dimana untuk
pengetahuan serta keterampilan akan ilmu perpustakaan masih kurang. Diklat pustakawan yang terselenggara hanya 1
tahun sekali serta tidak semua staf perpustakaan bisa mengikuti diklat ini, hanya 1 sampai 2 orang saja.
68
Wawancara Pribadi dengan Ibu Evi Mahawati, Tangerang Selatan, Tanggal 18 Maret 2015.
“kalau kita disini semuanya sedikit yang tau tentang perpus, disini kebanyakan umum bukan perpus pendidikan terakhir.
Jadi kita belajar dilapangan aja gak sekolah perpus”
69
2 Kendaraan Perpustakaan Keliling
Dalam menjalankan
strategi kegiatan
promosi Perpustakaan Daerah Tangerang selatan menggunakan
layanan perpustakaan kelilingnya. Kendaraan yang tersedia disana berjumlah 9 unit mobil.Satuunit mobil untuk satu
wilayah kecamatan dalam sebulan, 8 unit mobil ketugaskan ke 8 kecamatan yang ada di Tangerang Selatan, 1 unit lagi
untuk tambahan jika ditempat tertentu banyak pengguna perpustakaan kelilingnya. Setiap mobil ada 2 orang staf yang
bertugas. Akan tetapi tidak semua wilayah Tangerang selatan bisa
dilalui oleh mobil perpustakaan keliling, hal ini menadi kendala
dalam mengaplikasikan
strategi promosi
perpustakaan. “...kita lewatin jalan – jalan yang susah dilewatin, kayak
penghalang portal yang pendek, dulu semua mobil ada lampu sirinenya tapi sebagian rusak kenak portal, jalan yang
sempit gak bisa masuk kedalam juga.”
70
Pernyataan dari salah satu staf perpustakaan keliling mengeluhkan akan kendaraan yang ada terlalu besar untuk
menuju ke tempat – tempat tertentu, dengan keadaan jalan
69
Wawancara Pribadi dengan Irfan, Tangerang Selatan, Tanggal 18 Maret 2015
70
Wawancara Pribadi dengan Irfan, Tangerang Selatan, Tanggal 18 Maret 2015
yang kecil membutuhkan kendaraan yang sesuai dengan kondisi jalan agar tidak merusak fasilitas mobil yang
tersedia. Dari hasil observasi peneliti juga menemukan beberapa
kendala yang menyangkut kendaraan menyebabkan kurang maksimalnya kegiatan promosi karena belum sampai ke
daerah yang sangat pelosok. “...puslingnya mau bisa online juga. Kedepannya juga mau
ada motor pintar, kayak yang ada di Perpustakaan Kota Tangerang, jadi kan bisa masuk ke jalan – jalan yang kecil
sempit, jadi bisa memperkenalkan perpustakaan lebih maksimal lagi.”
71
Kendaraan perpustakaan keliling juga belum adanya fasilitas internet, seperti personal komputer, router dan
Opac. ”Mobil puslingnya kurang lengkap fasilitasnya belum ada
sistem online, juga kan 1 mobil harus mencakup 1 kecamatan jadi gak kejangkau sampe pelosok, butuh motor
pintar...”
72
3 Anggaran Promosi Perpustakaan
Anggaran menjadi hal utama yang menjadi hambatan promosi perpustakaan. Menurut keterangan informan,
anggaran promosi perpustakaan belum ada. Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan memiliki anggaran utama yang
akan dibagi ketiga kasie yaitu kasie pembinaan, kasie
71
Ibid
72
Wawancara Pribadi dengan Evi Mahawati, Tangerang Selatan, Tanggal 18 Maret 2015.
pengolahan dan kasie pelayanan, disetiap kasie mempunyai kebutuhan dan kegiatan masing – masing tetapi belum ada
anggaran khusus yang untuk kegiatan promosi. “...Anggaran nanti turun terus dibagi – bagi ke Kasie yang
lain, keperluannya apa aja. Apalagi kalo dikasih anggarannya kecil, karena kegiatannya banyak, ya harus
bagi – bagi. Ya jadi sekarang belum ada anggaran khususnya buat promosi, kalo fokusnya ke promosi aja kan
kegiatannya banyak”
73
Dalam observasi peneliti juga melihat hal ini menjadi kendala dilihat dari media promosi yang tercetaknya.
Kegiatan promosi perpustakaan disini menggunakan anggaran yang kecil karena harus mendahului kebutuhan
dan kegiatan yang lain. “anggaran yang terbatas masih sedikit, jadi buat media
promosi tercetaknya masih kurang banyak, juga gak ada promosi yang direncanain matang. Harus bagi – bagi
kekebutuhan yang lain juga, sampai sekarang juga gak ada anggaran khususnya.”
74
Dari pernyataan diatas informan tidak menjelaskan rincian dana anggaran karena anggaran hanya dibahas oleh
orang tertentu saja dan belum bisa memberikan informasi tentang rincian anggaran yang ada.
73
Ibid
74
Wawancara Pribadi dengan Leni, Tangerang Selatan, Tanggal 8 Maret 2015