Penilaian setelah pengobatan Salep

untuk merangsang epitel pada ulkus yang telah bersih. 1 6,17 Pada konsentrasi 3-20 bersifat keratolitik digunakan pada dermatosis yang hiperkeratotik. 1 6,17 Pada konsentrasi tinggi 30-60 bersifat destruktif digunakan sebagai pengobatan kalus dan veruka. 1 6,17 Solusio 1 dipakai sebagai kompres, berwarna jernih sehingga tidak mengotori pakaian dan seprai seperti larutan permanganas kalikus dan rivanol. 1 6 Contoh pemakaian pada dermatitis yang eksudatif. 1 6,19 Jika asam salisilat bercampur dengan oydum zincicum menjadi tak aktif karena terbentuk salycilicum zincicum. 1 6 Asam salisilat 3-5 juga bersifat mempertinggi absorbsi perkutan bahan-bahan aktif, misalnya dicampur dengan preparat ter untuk pengobatan psoriasis. 1 6 Pemakaian pada daerah yang luas hendaknya berhati-hati karena akan diabsorbsi dan bersifat toksik. 1 6 Gejalanya sama dengan intoksikasi salisilat yakni : tinitus dengan gangguan mental, kematian pernah di laporkan. 1 6

B. Sulfur

Bersifat antiseboroik, anti akne, anti skabies, anti bakteri positif-Gram, dan anti jamur. 1 6 Yang digunakan ialah sulfur yang terhalus, yaitu sulfur presipitatum belerang endap berupa bubuk kuning kehijauan. 1 6 Biasanya dipakai dalam konsentrasi 4- 20. 7,16 Dapat digunakan dalam pasta, krim, salap, dan bedak kocok. 1 6 Contoh dalam salep ialah salep 2-4 yang mengandung asam salisilat 2 dan sulfur presipitatum 4. 14,16 Sedangkan contoh dalam bedak kocok ialah losio Kummerfeldi dipakai untuk akne. 6 Farmakokinetik obat topikal menggambarkan perubahan konsentrasi obat setelah aplikasinya pada permukaan kulit, perjalanannya menembus sawar kulit dan jaringan dibawahnya, dan distribusinya ke dalam sirkulasi sistemik. 15

2.1.12 Penilaian setelah pengobatan

Symptom dapat bertahan walaupun pengobatan telah selesai sebagai reaksi hipersensitivitas terhadap tungau yang mati. 1 2 Anti histamin dan steroid topikal krim aplikasikan setelah skabisid telah dihapus mungkin dapat digunakan untuk mengurangi symptoms. 1 2 Symptoms akan membaik setelah 7 sampai 14 hari. 1 2,18 Symptom yang terus bertahan lewat waktu tersebut merupakan pertanda pengobatan yang gagal. 1 2,18 Berikut merupakan beberapa penyebab terjadinya kegagalan pengobatan skabies : a. Pemakaian krim yang tidak rutin. 1 2 b. Gagal mengidentifikasi dan mengobati semua kasus skabies termasuk penderita, pekerja kesehatan, keluarga, pengunjung, kerabat. 1 2 c. Paparan terus menerus pada penderita skabies lain. 1 2 d. Kebersihan lingkungan yang kurang terjaga. 1 2 e. Kurangnya pengawasan terhadap kasus skabies setelah dilakukan pengobatan. 1 2 f. Respon terhadap skabisid minimal karena penderita memiliki imunitas yang rendah. 1 2 g. Penggunaan steroid topikal saat pengobatan. 1 2 h. Resisten terhadap skabisid. 1 2 Pilihan Terapi untuk Pengobatan Skabies Gambar 5. Pilihan terapi untuk pengobatan skabies 1 2 Pengobatan Skabies yang disarankan untuk populasi khusus Penggunaan Lindane tidak direkomendasikan karena telah terjadi resistensi dan efek samping neurotoksik. 1 2 Gambar 6. Pengobatan skabies yang disarankan untuk populasi khusus 1 2 Bagan Alur Skabies Pasien dengan gatal dan lesi Diagnosis banding Tidak DIAGNOSIS Apakah gejala klinis dan hasil laboratorium menyokong skabies ? Ya EVALUASI Edukasi pasien Farmakoterapi Ivermetrin oral Ditambah Skabisid topikal Terapi hiperkeratosis: Obat keratolitik misalnya: asam salisilat Apakah pasien menunjukkan Ya gejala skabies berkrusta? Tidak Terapi simptomatik Antihistamin oral Kortikosteroid topikal Infeksi bakterial sekunder: Terapi dengan antibiotik yang sesuai Terapi untuk pasien dan semua kontak risiko tinggi Edukasi pasien Farmakoterapi Lini pertama skabisid topikal Permetrin Lini kedua skabisid topikal Benzil benzoat Crotamiton Lindane Sulfur Terapi simtomatik: Follow up Pemeriksaan ulang pasien, 1-2 minggu setelah terapi awal Evaluasi Apakah terjadi perbaikan terhadap rasa gatal lesi kulit atau lewat mikroskopis ? Antihistamin oral Kortikosteroid topikal Infeksi bakterial sekunder: Terapi dengan antibiotik yang sesuai Tidak Ulang terapi Ya Tidak memerlukan terapi lanjut Gambar 5. Bagan Alur Skabies

2.1.13 Perhatian khusus untuk Lingkungan