31 menghindari hukumansanksi jika tidak patuh atau untuk memperoleh imbalan
yang dijanjikan jika mematuhi anjuran tersebut tahap ini disebut tahap kesediaan, biasanya perubahan yang terjadi dalam tahap ini bersifat sementara, artinya bahwa
tindakan itu dilakukan selama masih ada pengawasan petugas. Tetapi begitu pengawasan itu mengendur atau hilang, perilaku itupun ditinggalkan. Pengawasan
itu tidak perlu berupa kehadiran fisik petugas atau tokoh otoriter, melainkan cukup rasa takut terhadap ancaman sanksi yang berlaku, jika individu tidak
melakukan tindakan tersebut. Dalam tahap ini pengaruh tekanan kelompok sangatlah besar, individu terpaksa mengalah dan mengikuti perilaku mayoritas
kelompok meskipun sebenarnya dia tidak menyetujuinya. Namun segera setelah dia keluar dari kelompok tersebut, kemungkinan perilakunya akan berubah
menjadi perilakunya sendiri.
A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan
Menurut Niven, 2008 dalam Suparyanto 2010, faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan diantaranya adalah:
a. Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan dapat meningkatkan kepatuhan, sepanjang bahwa pendidikan tersebut merupakan pendidikan aktif.
32
b. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu, dari pengalaman dan penelitian
terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan Notoatmodjo, 2007.
Menurut fungsinya pengetahuan merupakan dorongan dasar untuk ingin tahu, untuk mencari penalaran, dan untuk mengorganisasikan pengalamannya. Adanya
unsur pengalaman yang semula tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu akan disusun, ditata kembali atau diubah sedemikian rupa, sehingga
tercapai suatu konsistensi Azwar, 2007.
Pada penelitian tentang bagaimana kepatuhan Polandia terhadap European Environmental Policy EEP sebagai salah satu kebijakan yang dikeluarkan oleh
European Union EU. EEP dikeluarkan dengan tujuan untuk mengontrol negara anggota EU dalam rangka mencegah kerusakan lingkungan dan juga untuk
meningkatkan kualitas hidup masyarakat EU. Polandia sebagai salah satu negara anggota yang bergabung dengan EU bersamaan dengan ketujuh negara Central
and Eastern Europe CEE lainnya pada tahun 2004, berdasarkan ‘acquis
communautaire’ harus mengimplementasikan setiap bagian dari peraturan dan kebijakan yang terdapat di dalam EU, dimana salah satunya adalah European
Environmental Policy. Sebagai sebuah negara yang tidak memfokuskan diri dalam permasalahan lingkungan, proses implementasi EEP menjadi tantangan tersendiri
bagi Polandia Harinanda, 2014.
33 Penelitian ini menggunakan pendekatan rezim lingkungan internasional untuk
melihat tingkat kepatuhan sebuah negara terhadap suatu kebijakan maupun perjanjian internasional, yang mana konsep kepatuhan terhadap rezim
internasional digunakan dalam menganalisa kepatuhan Polandia dalam mengimplementasikan EEP. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa masih
banyak kasus
pelanggaran yang
dilakukan oleh
Polandia dalam
mengimplementasikan EEP. Kasus pelanggaran tersebut dibuktikan dengan sejumlah sektor yang tidak mencapai beberapa target dalam EEP. Sehingga
Polandia dinilai tidak patuh terhadap EEP dikarenakan adanya ketidaktelitian dengan faktor penyebab ketidakmampuan dari segi ekonomi yang menjadi
penghalang dalam mematuhi EEP. Polandia mempunyai keinginan yang tinggi dalam mematuhi EEP, namun ternyata mengalami kegagalan dalam
mengimplementasikan EEP sehingga Polandia harus menerima sejumlah sanksi finansial yang dikeluarkan oleh European Court of Justice ECJ Harinanda,
2014.
c. Usia
Usia adalah umur yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat akan berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan
lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan, masyarakat yang lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada orang yang belum cukup tinggi
tingkat kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya. Semakin dewasa seseorang, maka cara berfikir semakin matang dan
teratur melakukan antenatal care Notoatmodjo, 2007.