Paradox of Thrift dalam Tabungan

46 Berdasarkan ketiga hal di atas, maka secara matematis fungsi tabungan dapat dirumuskan : aan kesejahter sosek demografi r P Aset Y f S , , , , , , = 2.5 Untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi saat ini, diperlukan beberapa asumsi, yaitu : a. Preferensi rumah tangga terhadap barang untuk saat ini dan yang akan datang adalah konstan, sehingga kurva indifference tidak bergeser. b. Harga saat ini dan harapan pada masa yang akan datang sama. Apabila tingkat harga saat ini naik, maka pada masa yang akan datang juga naik dengan proporsi yang sama. c. Pendapatan saat ini dan harapan pada masa yang akan datang sama. Apabila pendapatan saat ini naik, maka pada masa yang akan datang juga naik dengan proporsi yang sama.

2.1. Paradox of Thrift dalam Tabungan

Samuelson 1976 menyatakan bahwa apabila investasi tetap, tabungan mengalami kenaikan maka akan mengakibatkan pendapatan nasional berkurang, seperti pada Gambar 2.2. Dari Gambar 2.2 diketahui bahwa apabila keinginan konsumsi pada setiap tingkat pendapatan rendah akan menggeser kurva tabungan dari SS menjadi S’S’. Pada kondisi investasi tetap kurva II horisontal, keseimbangan turun dari E menjadi E’. Perubahan keseimbangan tersebut disebabkan oleh turunnya pendapatan. 47 Gambar 2.2 Paradox of Thrift Tabungan dan Investasi S’ E’ E S I I S’ 0 GNP S Sumber : Samuelson 1976 Hubungan antara thrift dan konsumsi maupun tabungan menurut Samuelson 1976 mempunyai dua sisi yang berbeda. Apabila keinginan konsumsi meningkat, keinginan menabung turun. Peningkatan keinginan konsumsi akan meningkatkan jumlah penjualan dan meningkatkan investasi. Pada sisi yang lain, apabila keinginan konsumsi turun, terjadi penghematan dan pendapatan meningkat. Pada waktu depresi, maka kondisi tersebut dapat mengakibatkan keadaan menjadi lebih buruk dan menurunkan jumlah investasi. Dengan demikian konsumsi dan investasi yang tinggi dari waktu ke waktu mempunyai pengaruh yang saling berlawanan. Crouch 1972 menganalisis tentang variabel yang berpengaruh dalam keseimbangan apabila terjadi penghematan. Perencanaan untuk menyimpan lebih banyak, akan menyebabkan nilai propensity to consume turun dan nilai propensity to save naik. Pengaruh penghematan pada variabel ekonomi dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 menunjukkan apabila penghematan ditingkatkan, maka investasi dan tabungan meningkat. Dalam kenyataannya, peningkatan tabungan akibat dari 48 peningkatan penghematan akan mengakibatkan tingkat bunga turun sehingga tabungan menjadi rendah. Dengan demikian terjadi paradox of thrift, yaitu apabila direncanakan menabung lebih maka kenyataan akhirnya justru tabungan menjadi rendah. Tabel 2.1 Pengaruh Penghematan Pada Variabel Ekonomi Variabel Nilai Awal Nilai Akhir Hasil Tenaga kerja N N N Tidak berubah Pendapatan riil Y g Y g Y g Tidak berubah Konsumsi riil C C C 1 Turun Investasi riil I I I 1 Naik Tabungan riil S S S 1 Naik Obligasi riil BrP BrP B 1 r 1 P 1 Naik Uang riil M d P M d P M d P 1 Naik Harga P P P 1 Turun Upah nominal W W W 1 Turun Upah riil WP WP WP 1 Tidak berubah Tingkat bunga r r r 1 Turun Stok kapital K K K Tidak berubah Penawaran uang M s M s M s Tidak berubah Pendapatan uang Y m g Y m g Y m1 g Turun Kekayaan riil VP VP VP 1 Naik Share tenaga kerja NWPY g NWPY g NWPY g Tidak berubah Share lainnya BPY g BPY g BPY g Tidak berubah Sumber : Crouch 1972 Blanchard 2000 menyatakan bahwa terdapat perbedaan pengaruh tabungan terhadap pendapatan. Pada kondisi keseimbangan dan didasarkan persamaan fungsi pengeluaran : [ ] T c G I c c Y 1 1 1 1 − + + − = , apabila orang meningkatkan tabungan, maka akan mengurangi jumlah konsumsi. Penurunan jumlah konsumsi akan mengakibatkan permintaan berkurang dan menurunkan produksi. Pengaruh tersebut akan berbeda apabila didasarkan pada fungsi pendapatan yang telah diturunkan menjadi fungsi tabungan : T Y c c S − − + − = 1 1 . Berdasarkan fungsi tabungan, pada satu sisi –c tinggi, konsumen menabung lebih banyak dan cenderung meningkatkan tabungan. Tetapi pada sisi yang lain, pendapatan menjadi rendah dan menurunkan tabungan. 49

2.2. Tabungan menurut Klasik