Pendapatan Sementara dan Tabungan Rumah Tangga

3 tangga ini berpedoman bahwa perlu memberikan warisan kepada keturunannya. Dengan demikian teori LCH yang menyatakan bahwa pada saat pensiun melakukan dissaving tidak terjadi. Untuk kasus Indonesia, khususnya Kota Semarang teori tersebut tidak berlaku karena adanya perbedaan budaya. Di Indonesia, pensiunan masih melakukan kegiatan produktif, sehingga pendapatan malah bertambah. Di samping itu, anak-anak yang sudah bekerja pada umumnya mengirim sebagian pendapatannya secara rutin sebagai penghormatan kepada orang tua yang telah membesarkan. Hubungan dan proporsi antara tabungan dan pendapatan permanen tersebut memberikan implikasi bahwa apabila pemerintah menghendaki kenaikan jumlah tabungan, maka pendapatan permanen perlu ditingkatkan. Untuk rumah tangga buruh dan angkutan dapat dilakukan dengan peningkatkan UMR secara periodik. Untuk rumah tangga PNS, TNI dan POLRI serta pensiunan dan lainnya dapat dilakukan dengan peningkatan gaji pokok secara periodik. Untuk rumah tangga pengusaha dan pedagang dapat dilakukan dengan menciptakan iklim usaha yang sehat. Apabila hal tersebut dilakukan, perlu juga dijaga kestabilan harga di pasar. Sebab jika harga kebutuhan pokok meningkat, maka kebijakan diatas menjadi kurang efektif.

5.2.1.2. Pendapatan Sementara dan Tabungan Rumah Tangga

Variabel pendapatan sementara mempengaruhi tabungan rumah tangga secara positif dan signifikan pada derajat signifikansi 1 . Hal tersebut menunjukkan bahwa kenaikan pendapatan sementara akan meningkatkan besarnya tabungan. Elastisitas tabungan terhadap pendapatan sementara sebesar 0,249, berarti apabila pendapatan sementara naik sebesar satu persen, maka tabungan akan meningkat sebesar 0,249 4 persen. Hasil studi ini sesuai dengan hasil empiris Moradaglu dan Taskin 1996 dengan nilai 0,250. Berdasarkan hasil temuan studi ini maka hipotesis dua diterima. Proporsi antara tabungan dan pendapatan sementara adalah 98 , berarti rumah tangga menabung rata-rata sebesar 98 dari pendapatan sementaranya. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa apabila rumah tangga mendapatkan upah di luar pekerjaan utama, maka akan ditabung hampir seluruh bagian. Hubungan yang positif antara pendapatan sementara dan tabungan rumah tangga tersebut didukung oleh Tabel 4.9.1 dan 4.9.2, yang menunjukkan bahwa : 1. Semakin besar pendapatan sementara, maka kisaran tabungan juga semakin besar. Hasil ini sesuai dengan teori permanent income hypothesis yang menyatakan bahwa tabungan sebagian besar berasal dari pendapatan sementara. 2. Korelasi antara tabungan dan pendapatan sementara positif dan signifikan, berarti apabila pendapatan sementara meningkat maka tabungan akan mengalami peningkatan. Hubungan antara kemampuan dan kemauan menabung berdasarkan pendapatan sementara dapat dilihat pada Tabel 5.2.2. Apabila kemauan menabung MPSY T dijadikan persen, maka terdapat perbedaan yang sangat besar antara kemampuan dan kemauan menabung. Hal ini terjadi antara lain karena rumah tangga kurang responsifpercaya terhadap lembaga perbankan. Selain itu dengan diberlakukan biaya administrasi yang relatif besar mengakibatkan rumah tangga enggan untuk menabung. Nilai MPSY T untuk rumah tangga pengusaha dan pedagang adalah terbesar. Hal tersebut bukan berarti bahwa rumah tangga ini suka menabung, tetapi karena 5 pendapatan yang tidak stabil, sehingga perlu dana yang lebih untuk keperluan mendadak yang berkaitan dengan usahanya. Tabel 5.2.2 Kemampuan dan Kemauan Menabung Berdasarkan Pendapatan Sementara Pada Berbagai jenis Pekerjaan Buruh Angkutan Pengusaha Pedagang PNS, TNI POLRI Pensiunan Lainnya Total MPSY T Elastisitas tab. Terhdp pendapatan sementara Proporsi tab-Pendapatan sementara Proporsi konsumsi- pendapatan permanen Proporsi konsumsi- pendapatan total 0,094 0,133 71 93,75 79,5 0,752 0,425 177 36,99 34,98 0,211 0,260 81 81,52 67,01 0,426 0,391 109 87,72 77,01 0,244 0,249 98 68,85 59,8 Sumber : data primer diolah Pendapatan sementara merupakan pendapatan yang berasal dari pekerjaan sampingan dari kepala rumah tangga, istri dan anggota rumah tangga lain. Pada awalnya pekerjaan sampingan ini dilakukan untuk tujuan menambah pendapatan, mencukupi kebutuhan yang tidak dapat terpenuhi dari pendapatan permanen atau mengisi waktu luang. Dalam perkembangan berikutnya, meskipun kebutuhan telah tercukupi dari pendapatan permanennya, responden tetap melakukan kerja sampingan dan hasilnya dialokasikan untuk keperluan investasi atau ditabung. Hal tersebut memberikan implikasi perlunya pemerintah dan perusahaan untuk memberikan insentif bonus kepada pegawai dengan nilai yang bervariasi tergantung pada prestasi kerja masing- masing. Implikasi tersebut diharapkan akan berdampak positif pada tabungan maupun kinerja pegawai. 6

5.2.1.3. Umur Kepala Rumah tangga dan Tabungan rumah tangga