57
2.4. Tabungan menurut Hipotesis Pendapatan Relatif
Fungsi konsumsitabungan menurut Keynes ternyata dapat menyebabkan timbulnya stagnasi. Sebab peningkatan pendapatan akan disertai dengan menurunnya
nilai APC average propensity to consume. Agar stagnasi tidak terjadi, maka perlu dibedakan antara fungsi konsumsi jangka panjang dan jangka pendek. Alasan perlunya
perbedaan fungsi konsumsi tersebut adalah: 1.
Fungsi konsumsi jangka panjang menurut hipotesis pendapatan relatif mempunyai nilai APC yang konstan berbeda dengan Keynes, yang selalu menurun.
2. Fungsi konsumsi jangka pendek, intersepnya selalu mengalami perubahan dari waktu
ke waktu. Pergeseran intersep ini tidak terakomodir dalam teori Keynes. Penjelasan tentang tabungan menurut teori ini tidak dapat dilepaskan dari
konsumsi. Konsumsi merupakan fungsi dari pendapatan relatif, baik terhadap pihak lain maupun terhadap pendapatan atau konsumsi waktu yang lalu. Apabila tingkat
pendapatan meningkat, maka konsumsi akan meningkat secara proporsional. Apabila pendapata turun, konsumsi tidak turun secara proporsional mengikuti fungsi konsumsi
jangka panjang, melainkan mengikuti fungsi konsumsi jangka pendek. Oleh sebab itu digambarkan bahwa fungsi konsumsi harus bersifat jangka panjang karena tingkat
konsumsi selalu lebih tinggi dalam kaitannya dengan tingkat pendapatan yang lebih tinggi dalam jangka panjang Suparmoko, 1994. Jadi dasar hipotesis pendapatan relatif
adalah fungsi konsumsi jangka panjang, sedangkan fungsi konsumsi jangka pendek diperoleh dari perubahan pendapatan dalam jangka pendek. Dengan demikian perilaku
tabungan pada saat pendapatan naik berbeda dengan pada waktu pendapatan turun. Hal tersebut dapat dijelaskan seperti pada Gambar 2.8.
58 Gambar 2.8
Fungsi Konsumsi Jangka Pendek dan Jangka Panjang Menurut Hipotesis Pendapatan Relatif
Sumber : Soediyono 1985 Gambar 2.8 menunjukkan bahwa pada saat pendapatan naik dari Y
o
ke Y
1
, besarnya pengeluaran konsumsi sebesar Y
1
P
1
. Apabila pendapatan turun menjadi Y
o
, maka jumlah konsumsi tidak menjadi Y
o
P
o
, tetapi sebesar Y
o
K
1
. Untuk mencapai tingkat konsumsi tersebut, maka jumlah tabungan dikurangi dari P
1
S
1
menjadi K
1
S
o
. Menurut Suits 1963, hipotesis pendapatan relatif dapat dirumuskan :
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛
+ =
i
Y Y
b a
Y C
b 0 2.9
Y
i
adalah pendapatan dari kelompok lain. Koefisien b yang negatif konsisten dengan hipotesis bahwa proporsi dari pendapatan yang dikonsumsi akan meningkat sejalan
dengan peningkatan perbandingan standard. Untuk data time series, apabila pendapatan tahun yang bersangkutan Y turun relatif terhadap pendapatan tertinggi Y
i
, maka MPC marginal propensity to consume naik. Implikasi dari hal tersebut adalah orang
mengurangi standard konsumsi. Girao
et al 1974, menyatakan bahwa konsumsi C dan pendapatan Y akan selalu mengalami perubahan dalam waktu yang bersamaan. Peningkatan konsumsi
59 selalu dibarengi dengan peningkatan pendapatan secara proporsional. Pendapatan
sebelumnya akan mempengaruhi secara langsung pada konsumsi, secara matematis ditunjukkan dengan persamaan :
1 1
− −
+ −
=
t t
o t
t t
Y C
c Y
Y b
a Y
C 2.10
Persamaan 2.10 diuji secara ekonometrik. Hasil analisis menunjukkan bahwa bentuk tersebut tidak dapat menjelaskan perilaku petani di Minnesota, baik untuk kelompok
yang mempunyai pendapatan stabil ataupun tidak. Duesenberry 1959 menyatakan bahwa tabungan dipengaruhi oleh tingkat
bunga, pendapatan yang diharapkan, distribusi pendapatan dan distribusi umur dari populasi.
Menurut hipotesis pendapatan relatif, tabungan dipengaruhi oleh pendapatan saat ini, pendapatan sebelumnya, tingkat konsumsi, tingkat bunga, pendapatan yang
diharapkan, distribusi pendapatan, tingkat pertumbuhan pendapatan dan distribusi umur dari populasi. Hubungan antar variabel tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4 Determinan Tabungan menurut Hipotesis Pendapatan Relatif
Variabel Hubungan Empiris
Pendapatan saat ini Pendapatan sebelumnya
Tingkat konsumsi Tingkat bunga
Pendapatan yang diharapkan Distribusi pendapatan
Tingkat pertumbuhan pendapatan Distribusi umur dari populasi
+ +
- -
-
+ +
+
60
2.5. Tabungan menurut Hipotesis Pendapatan Permanen