49
2.2. Tabungan menurut Klasik
Menurut kaum klasik, tabungan merupakan fungsi dari tingkat bunga dengan hubungan positif. Salah satu tokoh kaum klasik yang mengembangkan teori ini adalah
Wicksell Vieneris,1977, yang menyatakan bahwa tingginya minat masyarakat untuk menabung dipengaruhi oleh tinggi rendahnya tingkat bunga. Tingkat bunga yang
semakin tinggi mengakibatkan jumlah tabungan semakin meningkat, karena terjadi akumulasi aset. Apabila tingkat bunga tinggi, maka masyarakat akan mengurangi
konsumsi sekarang untuk menambah tabungan. Secara grafis, keseimbangan tingkat bunga dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3. Pasar Modal Wicksellian
Sumber :
Vieneris 1977
Dari Gambar 2.3 diketahui bahwa keseimbangan tingkat bunga r terjadi pada nilai r
o
dan keseimbangan tabungan serta investasi terjadi pada nilai S
o
dan I
o
Vieneris, 1977. Apabila tingkat bunga r
o
meningkat, maka tabungan akan meningkat dan konsumsi turun dengan nilai yang sama. Tingkat bunga digambarkan oleh garis vertikal,
50 sedang garis horisontal menggambarkan tingkat tabungan, konsumsi dan pendapatan.
Garis pendapatan vertikal menunjukkan tingkat pendapatan Y pada kondisi full employment.
Pada tingkat bunga r
o
, konsumsi sebesar S
o
sampai Y
o
dan pada gambar ditulis dengan C
o
. Apabila fungsi investasi berubah menjadi I’r maka keseimbangan tingkat bunga juga mengalami perubahan menjadi r
1
. Keseimbangan tabungan yang baru adalah S
1
dan konsumsi sebesar C
1
. Crouch 1972 menyatakan bahwa secara matematis hubungan antara
konsumsitabungan rumah tangga dan tingkat bunga dirumuskan dalam persamaan :
1
1 1
1 1
1
+
+ −
⎥⎦ ⎤
⎢⎣ ⎡
+ +
=
t t
t t
C r
r P
Y C
2.6 Tingkat bunga akan mengakibatkan perubahan pada persamaan garis anggaran, baik
intersep maupun kemiringan garisslope. Dengan demikian garis anggaran akan bergeser, tetapi pergeserannya tidak sejajar, seperti pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4.Konsumsi Saving dan Tingkat Bunga
Sumber : Crouch 1972
51 Gambar 2.4 menunjukkan bahwa apabila tingkat bunga turun menjadi r
′, garis anggaran bergeser dari DB menjadi D
′B′ dan pola konsumsi rumah tangga berubah menjadi R
′. Pendapatan saat ini sebenarnya masih dapat digunakan untuk membeli komoditas sebesar OC, tetapi jika konsumsi meningkat menjadi OF
′, maka tabungan turun menjadi CF
′. Apabila dilihat dari kurva preferensi rumah tangga, ada kemungkinan bahwa
konsumsi dan tabungan tidak tergantung pada tingkat bunga, seperti pada Gambar 2.5. Gambar 2.5 menunjukkan dua kasus dengan jumlah konsumsi yang konstan untuk saat
ini dan masa yang akan datang. Tempat kedudukan titik R ′ berada di sepanjang garis
D ′B′, tergantung pada bentuk pasti dari kurva preferensi. Gambar 2.5.a menunjukkan
bahwa ketika tingkat bunga turun maka garis anggaran berubah dari DB ke D ′B′. Pola
konsumsi rumah tangga berubah dari R ke R ′. Pada titik R′, konsumsi saat ini adalah OF
dan tabungan saat ini sebesar CF. Dalam keadaan tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat bunga bukan merupakan variabel yang berpengaruh. Berapapun besarnya tingkat
bunga, rumah tangga melakukan konsumsi saat ini sebesar OF dan apabila tingkat bunga turun, maka jumlah konsumsi untuk masa yang akan datang turun dari OE ke OE
′. Gambar 2.5.Konsumsi Saving dan Tingkat Bunga
a. Konsumsi saat ini tetap b. Konsumsi saat ini berubah
Sumber : Crouch 1972
52 Dari Gambar 2.5.b diketahui bahwa ketika tingkat bunga turun dan
mengakibatkan garis anggaran bergeser menjadi D ′B′ serta merubah pola konsumsi
menjadi R ′, maka konsumsi aktual saat ini turun dari OF ke OF′ dan tabungan saat ini
naik menjadi CF ′. Dalam kondisi tersebut, konsumsi berhubungan langsung dengan
tingkat bunga dan tabungan berhubungan terbalik dengan tingkat bunga. Setelah tingkat bunga turun, jumlah konsumsi untuk masa yang akan datang adalah OE.
Menurut Fisher, konsumen mempunyai dua periode tabungan selama hidup. Periode pertama berasal dari pendapatan dikurangi konsumsi. Periode kedua merupakan
akumulasi tabungan pada periode pertama, yang melibatkan tingkat bunga Mankiw, 1997.
Secara empiris, Palar 2000 menganalisis tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tabungan masyarakat di Sulawesi Utara pada periode waktu 1990-
1997. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat bunga dan pendapatan per kapita berhubungan secara positif dengan tabungan. Penelitian empiris lain telah dilakukan
oleh Rotinsulu 1997, Mansoer dan Suyanto 1998 serta Prawihatmi 2003, yang menyatakan bahwa tingkat bunga dan tabungan berhubungan secara positif dan
signifikan. Pendapat klasik tentang hubungan yang positif dan signifikan antara tabungan
dan tingkat bunga ini diragukan oleh ahli ekonomi setelah klasik. Menurut kaum klasik, apabila seseorang menabung untuk mendapatkan sejumlah pendapatan pada waktu yang
akan datang, dengan tingkat bunga yang tinggi maka tabungan saat ini dapat dikurangi dan tetap memperoleh pendapatan yang tinggi pada waktu yang akan datang. Tingkat
bunga yang tinggi akan menghasilkan penerimaan yang tinggi, sehingga jumlah konsumsi menjadi lebih tinggi. Apabila masyarakat mengutamakan pendapatan yang
53 akan diterima dari tabungan, dengan naiknya tingkat bunga maka akan mengurangi
tabungan dan meningkatkan konsumsi. Kelemahan klasik adalah pada kepercayaannya atas sistem laissez faire. Suatu
perekonomian yang menganut sistem tersebut, menurut kaum klasik, mempunyai kemampuan untuk menghasilkan tingkat kegiatan yang full employment secara
otomatis tanpa memerlukan campur tangan pemerintah. Pada kenyataannya kondisi full employment tersebut tidak pernah terjadi. Selain itu teori klasik juga melakukan
pemisahan antara sektor moneter dan sektor riil, yang masing-masing sektor tidak saling mempengaruhi Boediono, 2001. Padahal kenyataannya kedua sektor tersebut bisa
saling mempengaruhi. Menurut klasik, tabungan dipengaruhi secara positif oleh tingkat bunga dan
pendapatan serta dipengaruhi secara negatif oleh tingkat konsumsi. Secara ringkas hubungan antar variabel dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Determinan Tabungan menurut Klasik
Variabel Hubungan empiris
Pendapatan Tingkat bunga
Tingkat konsumsi +
+ -
2.3. Tabungan menurut Hipotesis Pendapatan Absolut Keynes