Erection dengan portal hoise

3.5.3. Erection dengan portal hoise

Metode erection yang akan digunakan pada proyek FO Amplas rencana awal dengan metode mobile crane sesuai anggaran yang telah disusun, namun seiring dengan kondisi aktual lapangan serta pertimbangan terhadap biaya, mutu dan waktu maka metode tersebut tidak efektif untuk dilaksanakan. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi ruang yang sempit akibat kepadatan lalu lintas dan lahan yang belum bebas sehingga tidak memungkinkan metode erection dengan mobile crane untuk dilaksanakan. Selain itu produksi U girder dan pelaksanaan erection yang tidak berurutan dan tidak kontinyu menjadi hambatan untuk pelaksanaan metode tersebut. Pekerjaan erection PC U Girder di proyek Fly Over Amplas Medan menjadi unik karena kondisi aktual lokasi proyek berada dilokasi aktivitas lalu lintas yang tinggi dengan ruang yang sempit.

3.5.3.1. Alasan pemilihan metode portal hoise

Bentang terpanjang balok U Girder adalah 37,9 m dengan berat terbesar adalah 136 ton. Dimana setiap Pier Head membutuhkan balok U girder sebanyak 4-7 buah balok. Sehingga diperlukan metode erection yang mampu menanggung beban besar tersebut dan tetap aman digunakan.

a. Portal hoise

Penggunaan metode erection dengan portal hoise memiliki pertimbangan- pertimbangan diatas. Metode erection ini menggunakan alat berupa portal hoise crane dengan alat angkat berupa mesin gantry. Penggunaan alat ini apabila disesuaikan dengan kondisi aktual proyek maka alat ini membutuhkan bentang dengan lebar 24 m dan tinggi 11 m, serta kapasitas angkat lebih dari 80 ton. Penggunaan alat ini memiliki keuntungan yaitu penggunaan ruang yang sesuai atau optimal dengan kondisi lapangan yang ada. Selain itu kemudahan dalam pengaturan posisi girder dalam pelaksanaan pekerjaan erection merupakan keunggulan dalam memakai alat tersebut. Manuver halus yang dihasilkan dapat memperkecil resiko bahaya. Namun alat ini memiliki kelemahan berupa tidak bebas bergerak hanya satu arah saja. Jika dibuat maka membutuhkan biaya yang besar pula, namun apabila dengan sistem biaya sewa perbalok metode ini menjadi efisien. Penggunaan ruang yang optimal menjadikan metode ini menjadi efektif untuk dipilih. Waktu pelaksanaan dengan metode ini juga optimal karena dengan kondisi kemacetan lalu lintas metode ini masih dapat dilaksanakan, sehingga waktu kerja alat ini maksimal.

Gambar 3.39. Metode erection dengan portal hoise

Jika dibandingkan dengan metode lain, jelas metode ini yang paling sesuai.

b. Mobile crane

Metode erection dengan mobile crane yang menggunakan alat utama mobile crane baik wheel atau crawler crane 2 (dua) unit. Dengan pemakaian 2 (dua) mobile crane maka diperlukan koordinasi sempurna antar operator dan keahlian yang tinggi untuk menghasilkan manuver yang tepat. Penggunaan mobile crane untuk erection PC U girder ini akan efektif bila kondisi ruang besar / luas dengan pekerjaan yang kontinyu tanpa idle karena sistem sewa perjam yang tinggi sesuai kontrak. Mobile crane yang digunakan di Proyek ini direncanakan menggunakan Crawler crane dengan kapasitas lebih dari 150 ton (Kobelco kapasitas 180 ton dan Hitachi kapasitas 150 ton), hal ini disebabkan berat PC U girder yang akan diangkat besar (136 ton). Di Medan mobile crane dengan kapasitas tersebut belum ada sehingga harus mendatangkan dari luar yaitu pulau Jawa, akibat biaya mobilisasi yang besar untuk mendatangkannya maka metode ini tidak efisien biaya.

Gambar 3.40. Mobile Crane [Tadano.co.ip]

Gambar 3.41. Metode erection dengan mobile crane [suramadu.com]

c. Launcer truss

Jika digunakan metode erection dengan launcer truss, biayanya jadi semakin tinggi. Metode erection ini menggunakan alat berupa launcher / rangkaian truss baja dan alat angkat berupa mesin gantry crane. Alat ini memiliki kesamaan dengan portal hoise yaitu penggunaan ruang yang optimal sehingga efektif juga untuk dilaksanakan Jika digunakan metode erection dengan launcer truss, biayanya jadi semakin tinggi. Metode erection ini menggunakan alat berupa launcher / rangkaian truss baja dan alat angkat berupa mesin gantry crane. Alat ini memiliki kesamaan dengan portal hoise yaitu penggunaan ruang yang optimal sehingga efektif juga untuk dilaksanakan

Gambar 3.42. Contoh metode erection dengan Launcher Truss [CV.Jala Sutra]

3.5.3.2. Akibat erection dari setiap metode pengangkatan

Erection PC U girder dari setiap metode pengangkatan tidak memeiliki perbedaan akibat dari segi analisa momen yang ditimbulkan akibat pengangkatan. Metode erection baik mobile crane, portal hiost, maupun luncher truss, memiliki percamaan titik pengangkatan yaitu pada dua titik ujung pinggir bentang.

Letak sabuk angkat merupakan titik pengangkatan pada metode portal hoise

Letak sabuk angkat merupakan titik pengangkatan pada metode mobile crane

Letak sabuk angkat merupakan titik pengangkatan pada metode luncher truss

Gambar 3.43. Letak titik pengangkatan berbagai metode erection Dari gambar diatas maka dapat diketahi bahwa momen yang ditimbulkan berat sendiri girder saat erection:

1. Metode erection dengan portal hoise Dari model dibawah, tumpuan pengangkatan balok girder berjarak sejauh x dari pinggir tumpuan. Maka momen ditengah bentang:

2 M tb = 1/8 Q BS (L-2X)

Gambar 3.44. Skets erection PC U girder metode portal hoise

2. Metode erection dengan mobile crane Dari model dibawah, tumpuan pengangkatan balok girder berjarak sejauh x dari pinggir tumpuan. Maka momen ditengah bentang:

2 M tb = 1/8 Q BS (L-2X)

Gambar 3.45. Skets erection PC U girder metode mobile crane

3. Metode erection dengan luncher truss Dari model dibawah, tumpuan pengangkatan balok girder berjarak sejauh x dari pinggir balok. Maka momen ditengah bentang:

2 M tb = 1/8 Q BS (L-2X)

Gambar 3.46. Skets PC U girder metode luncher truss

Perhitungan diatas telah membuktikan bahwa pengangkatan balok girder dengan ketiga metode erection yang berbeda memberikan nilai momen tengah bentang yang sama besar. Hal ini terjadi karena besar berat sendiri girder yang diangkat dan jarak titik angkat dari pinggir girder sama.

3.5.3.3. Traffic management

Pemilihan metode erection dengan portal hoise pada proyek FO Amplas tidak luput dari pembahasan traffic management. Lalu-lintas yang akan melalui titik pekerjaan erection merupakan lalu-lintas ber-volume padat. Dengan adanya Pemilihan metode erection dengan portal hoise pada proyek FO Amplas tidak luput dari pembahasan traffic management. Lalu-lintas yang akan melalui titik pekerjaan erection merupakan lalu-lintas ber-volume padat. Dengan adanya

Jalur lalu-lintas pada lokasi kerja FO Amplas dibagi dalam dua jalur, jalur utara yaitu dari arah Amplas menuju Tanjung Morawa, dan jalur selatan yaitu dari arah tanjung Morawa menuju Amplas. Kedua jalur yang merupakan jalur sangat padat kendaraan itu, saat masa pekerjaan flyover pergerakan kendaraan menjadi semakin lambat dikarenakan selain badan jalan yang sempit akibat digunakan sebagai area kerja flyover, juga kondisi jalan yang rusak sehingga kendaraan tidak dapat melaju dengan lancar.

Karena lokasi pekerjaan erection berada di aktifitas lalu lintas kendaraaan yang tinggi maka proses erection girder harus dilaksanakan pada waktu ketika arus lalu lintas yang rendah yaitu malam hari + 22.00 wib. Selain itu pengaturan jalur lalu lintas kendaraan akan bermanfaat agar proses pekerjaan tidak terhambat sekaligus tidak mengganggu kelancaran lalu lintas.

Rencana pengaturan lalu lintas untuk erection tahap 2 seperti pada gambar

3.47 dan telah dijelaskan pada sub-bab yang terdahulu merupakan alternatif paling efektif untuk mengurangi panjang antrean kendaraan akibat pekerjaan erection girder.

1. Erection PC U girder tahap 1 (jalur utara) Untuk pekerjaan erection tahap 1 dengan daerah pengagkatan PC U girder sebelah utara, maka penempatan portal hoise akan seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3.47.a. Posisi portal hoise yang melintang di badan jalan mengakibatkan pengaturan lalu kendaraan melintas sebagai berikut: 1. Erection PC U girder tahap 1 (jalur utara) Untuk pekerjaan erection tahap 1 dengan daerah pengagkatan PC U girder sebelah utara, maka penempatan portal hoise akan seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3.47.a. Posisi portal hoise yang melintang di badan jalan mengakibatkan pengaturan lalu kendaraan melintas sebagai berikut:

b. Saat pekerjaan erection sedang berlangsung, lalu kendaraan pada jalur utara ditutup, kendaraan dari jalur utara dialihkan ke jalur selatan sehingga jalur selatan 1 (satu) lajur untuk kendaraan jalur utara dan 1 (satu) lajur untuk kendaraan jalur selatan.

c. Setelah pekerjaan erecton tahap 1 selesai, jalur utara dibuka kembali dan telah dapat dilalui. Untuk lebih jelas, traffic management erection tahap 1 (satu) digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.47.a. Pengaturan lalu jalur lintas kendaraan saat erection tahap 1 (utara)

2. Erection PC U girder tahap 2 (jalur selatan) Untuk pekerjaan erection tahap 2 dengan daerah pengagkatan PC U girder sebelah selatan, maka penempatan portal hoise akan seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3.47.b. Posisi portal hoise yang melintang di badan jalan mengakibatkan pengaturan lalu kendaraan melintas sebagai berikut:

a. Saat pekerjaan pra-erection, arus kendaraan bagian selatan dapat dilalui 1 (satu) lajur saja, sedang untuk arus kendaraan dari arah utara dapat digunakan

2 (dua) lajur.

b. Saat pekerjaan erection sedang berlangsung, lalu kendaraan pada jalur selatan dapat digunakan tetap 1 (satu) lajur, hal ini dapat terjadi karena jalur selatan dengan badan jalan yang lebih lebar tidak perlu dilakukan sistem buka tutup seperti pada jalur utara. Jalur utara berjalan seperti biasa.

c. Setelah pekerjaan erecton tahap 2 selesai, kedua lajur ada jalur selatan dapat kembali digunakan.

Untuk lebih jelas, traffic management erection tahap 2 (dua) digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.47b. Pengaturan lalu-lintas jalur kendaraan erection tahap 2 (selatan)

3. Proses erection P3-P4 Pier 3 dan Pier 4 berada tepat diempat persimpangan jalan, sehingga pada proses pelaksanaan erection PC U girder pada lokasi ini diperlukan traffic management yang baik.

a. Pekerjaan PC U pada P3 & P4 dilakukan setelah pekerjaan erection pada pier lainnya selesai. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kemacetan saat pengalihan jalur.

b. Pekerjaan PC U mulai dari penurunan girder hingga erection pada P3 & P4 dilakukan pada lokasi erection, sehingga mulai dari penurunan girder persimpangan empat tersebut sudah ditutup dan arus kendaraan yang akan melewati persimpangan itu dialihkan ke P7 & P8. Pengalihan ke P7 & P8 beralasan karena seluruh pekerjaan struktural pier tersebut telah selesai dan posissinya tidak jauh dari persimpangan yang dialihkan.

c. Persimpangan akan dibuka kembali setelah pekerjaan pengecoran slab pada P3 & P4 selesai dan support begisting dapat dibuka. Kondisi perbandingan aktual penggunaan ruang untuk pekerjaan erection

portal hoise gantry dengan mobile crane adalah sebagai berikut :

Gambar 3.48. Ruang Portal Hoise

Gambar 3.49. Ruang Mobile Crane

Posisi mobile crane berada penuh dijalan sehingga diperlukan pengalihan arus lalu lintas, sedangkan portal hoise yang juga menggunakan badan jalan tetapi tidak perlu melakukan pengalihan arus lalu lintas karena masih ada ruang untuk lalu lintas di bawah portal. Penggunaan ruang mobile crane lebih besar dibanding pemakaian ruang portal hoise crane sehingga dengan kondisi aktual lapangan proyek yang padat lalu lintas maka metode erection dengan portal hoise lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan mobile crane.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124