Gambaran Umum Tentang Pasar Saham

A. Gambaran Umum Tentang Pasar Saham

Pada kurun waktu 2005-2008 terjadi penurunan pasar saham yang ditunjukkan dengan IHSG. Kinerja IHSG dilihat dari penurunan tersebut menunjukkan hasil yang negatif berupa pelemahan dari level 1.182,30 pada Juli 2005 ke 1.050.09 pada Agustus 2005 atau sebesar 11,2% dalam jangka waktu 1 bulan.

Periode 2006-2007 dikenal sebagai masa akselerasi bagi sebuah ekonomi untuk bergerak maju. Kondisi perusahaan pada periode ini juga semakin membaik seiring dengan kondisi ekonomi yang sedang tumbuh dengan cepat. Seiring dengan daya beli masyarakat yang meningkat membuat penjualan perusahaan-perusahaan di Indonesia juga meningkat. Secara alami peningkatan penjualan juga akan memberikan dampak yang lebih besar pada sisi laba bersih dari perusahaan tersebut. Sehingga sepanjang 2006 kinerja IHSG menunjukkan hasil yang positif berupa penguatan dari level 1.232,32 pada Januari 2006 ke level 1.805,52 pada Desember 2006 atau sebesar 46,5% dan tahun 2007 kinerja IHSG menunjukkan hasil yang positif berupa penguatan dari level 1.757,26 pada Januari 2007 ke level 2.745,83 pada Desember 2007 atau sebesar 56,3%. Selama periode 2006-2007 IHSG terjadi penguatan sebesar 102,8% dalam jangka waktu 2 tahun.

commit to user

dampak krisis. Namun krisis pada tahun 2008 ini tidak terjadi di Indonesia melainkan di Amerika Serikat akibat kredit yang tidak terbayar. Dampak tidak langsung bagi Indonesia adalah pertumbuhan ekonomi yang lambat dan inflasi tetapi cukup rendah. Dampak krisis tahun 2008 yang dialami Indonesia tidak sampai merusak sistem perekonomian (seperti yang terjadi pada tahun 1998 sehingga dibutuhkan waktu selama 5 tahun bagi sistem ekonomi Indonesia untuk pulih dari keterpurukannya). Pemulihan dampak krisis 2008 bagi Indonesia membutuhkan waktu 18 bulan untuk bangkit dari titik terendah dan mencapai titik yang sama sebelum terjadinya krisis. Hal tersebut dapat dilihat pada saat tergerusnya pertumbuhan ekspor dibarengi dengan penurunan IHSG. Kinerja IHSG menunjukkan hasil yang negatif berupa pelemahan dari level 2.721,94 pada Februari 2008 ke level 1.241,54 pada November 2008 (penurunan yang terjadi lebih dari 60%). Sedangkan pertumbuhan ekspor Indonesia yoy (Year on Year) dari kuartal pertama hingga kuartal keempat tahun 2008 mengalami penurunan dari 13,6% hingga 1,6%.

Tabel 4.1 Pergerakan IHSG tahun 2005-2008

Bulan

IHSG 5-Jul 1,182.30 5-Aug 1,050.09 5-Sep 1,079.28

5-Oct 1,066.22 5-Nov 1,096.64 5-Dec 1,162.64

6-Jan 1,232.32 6-Feb 1,230.66

6-Mar 1,322.97 6-Apr 1,464.41

6-May 1,330.00 6-Jun 1,310.26

commit to user

6-Jul 1,351.65 6-Aug 1,431.26 6-Sep 1,534.61

6-Oct 1,582.63 6-Nov 1,718.96 6-Dec 1,805.52

7-Jan 1,757.26 7-Feb 1,740.97

7-Mar 1,830.92 7-Apr 1,999.17

7-May 2,084.32 7-Jun 2,139.28 7-Jul 2,348.67

7-Aug 2,194.34 7-Sep 2,359.21

7-Oct 2,643.49 7-Nov 2,688.33 7-Dec 2,745.83

8-Jan 2,627.25 8-Feb 2,721.94

8-Mar 2,447.30 8-Apr 2,304.52

8-May 2,444.35 8-Jun 2,349.10 8-Jul 2,304.51

8-Aug 2,165.94

8-Sep 1,832.51 8-Oct 1,256.70

8-Nov 1,241.54 8-Dec 1,355.41

Sumber : yahoo.finance

commit to user

Grafik 4.1 Pergerakan IHSG tahun 2005-2008

Sumber : yahoo.finance, data diolah 2012

Pada kurun waktu 2009-2011 terjadi kenaikan setelah penurunan yang dalam pada saat krisis global 2008. Di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi Amerika, mesin pertumbuhan ekonomi rupanya mulai bergeser ke Asia dengan China dan India sebagai motor utamanya. Motif utama investor asing menanamkan uangnya di Indonesia bukan semata mengejar keuntungan, tetapi lebih sebagai sarana diversifikasi. Diversifikasi penting dilakukan oleh seorang investor sebagai sarana untuk mengurangi resiko. Selain itu, diversifikasi diperlukan agar pertumbuhan investasi tidak bergantung pada pertumbuhan sebuah negara saja.

Setelah terjadi ketidakpastian dan gejolak sistem ekonomi maka tahap selanjutnya adalah masa pemulihan. Inilah alasan yang membuat banyak negara asing (khususnya Eropa dan Amerika) masuk dan menanamkan dananya ke negara-negara Asia seperti China, India dan Indonesia yang sedang

commit to user

Menurut Jhon Veter (2011), terjadi kecenderungan peningkatan ekonomi di Indonesia dari tahun ke tahun, sehingga tidak mengherankan apabila Indonesia telah menjadi tujuan penempatan dari dana asing. Masuknya dana asing tersebut dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal tersebut dapat terlihat pada fluktuasi Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) yang semula ada pada titik terendah saat krisis kemudian bergerak naik dan akhirnya menuju ke titik sebelum terjadi krisis selama kurun waktu 18 bulan (akhir tahun 2008 sampai awal tahun 2010).

Tahun 2011 kondisi perusahaan-perusahaan di Indonesia menjadi semakin membaik seiring dengan kondisi ekonomi yang sedang tumbuh dengan cepat. Perusahaan-perusahaan memperoleh keuntungan besar sebagai akibat pertumbuhan ekonomi yang tinggi tersebut. IHSG Indonesia mencetak rekor tertinggi pada bulan Juli 2011 di level 4130.30.

Tabel 4.2 Pergerakan IHSG tahun 2009-2011

1,285.48 9-Mar 1,434.07 9-Apr 1,722.77

2,367.70 9-Nov 2,415.84 9-Dec 2,534.36

10-Jan 2,610.80 10-Feb 2,549.03

10-Mar 2,777.30

commit to user

10-Apr 2,971.25 10-May 2,796.96 10-Jun 2,913.68 10-Jul 3,069.28

10-Aug 3,081.88 10-Sep 3,501.30

10-Oct 3,635.32 10-Nov 3,531.21 10-Dec 3,703.51

11-Jan 3,409.17 11-Feb 3,470.35

11-Mar 3,678.67 11-Apr 3,819.62

11-May 3,836.97 11-Jun 3,888.57 11-Jul 4,130.80

11-Aug 3,841.73 11-Sep 3,549.03

11-Oct 3,790.85 11-Nov 3,715.08 11-Dec 3,821.99

Sumber : yahoo.finance

Grafik 4.2 Pergerakan IHSG tahun 2009-2011

Sumber : yahoo.finance, data diolah 2012

commit to user