Gambaran Umum Tentang Inflasi

C. Gambaran Umum Tentang Inflasi

Pada kurun waktu 2005-2008 terjadi penurunan tingkat inflasi yang ditunjukkan oleh grafik diatas. Tingginya inflasi IHK terutama disebabkan oleh kenaikan harga-harga yang diatur Pemerintah (administered prices), khususnya kenaikan harga BBM pada bulan Maret dan Oktober 2005, di samping tingginya inflasi bahan makanan (volatile foods) akibat terganggunya pasokan dan distribusi di berbagai daerah.

Di samping menyebabkan tingginya ekspektasi inflasi, kenaikan harga dan kelangkaan BBM telah pula menyebabkan kenaikan harga yang tinggi pada kelompok bahan makanan yang bersifat fluktuatif (volatile foods) akibat kelangkaan pasokan dan gangguan distribusi di berbagai daerah.

Ekspektasi positif di pasar juga tercermin pada mulai menurunnya ekspektasi inflasi. Dengan adanya kenaikan harga BBM bulan Oktober 2005,

commit to user

dijelaskan sebelumnya, tingginya inflasi. Terbatasnya dampak pelemahan rupiah terhadap inflasi disebabkan oleh kecenderungan para produsen untuk menahan sebagian kenaikan harga yang bersumber dari depresiasi rupiah mengingat terbatasnya daya beli masyarakat.

Selama 2006, seluruh bulan mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi pada Januari dan Desember masing-masing sebesar 1,36% dan 1,20% yang dipicu oleh lonjakan harga beras. Meskipun sempat tinggi pada awal tahun, secara umum inflasi bulanan pada 2006 lebih rendah dibandingkan inflasi bulanan pada 2005. Berdasarkan kelompoknya, penurunan laju inflasi yang paling signifikan terjadi pada kelompok transportasi dan komunikasi serta jasa keuangan yang diikuti oleh penurunan laju inflasi kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau. Sementara itu, kelompok barang yang mengalami inflasi paling tinggi adalah kelompok bahan makanan.

Inflasi tahun 2007 tercatat sebesar 6,59%, atau berada dalam kisaran sasaran inflasi tahun 2007 yang ditetapkan Pemerintah, yaitu sebesar 6,0%±1,0%. Tingkat inflasi yang relatif stabil dibandingkan dengan tahun lalu, yang tercatat 6,60%, tidak terlepas dari perkembangan nilai tukar yang terjaga stabil, ketersediaan pasokan bahan makanan yang cukup, serta kenaikan harga- harga barang yang dikendalikan Pemerintah (administered price) yang minimal. Keberhasilan tersebut juga merupakan hasil dukungan Pemerintah dalam mengendalikan faktor-faktor yang memengaruhi inflasi, terutama yang bersumber dari kenaikan harga-harga komoditas internasional. Kondisi tersebut

commit to user

kontribusi positif terhadap upaya mengarahkan ekspektasi inflasi masyarakat sejalan dengan sasaran inflasi yang ditetapkan.

Tingginya harga minyak dunia bahkan memaksa Pemerintah untuk menaikkan harga BBM domestik pada Mei 2008. Tingginya pengaruh global tersebut tercermin pula pada kenaikan inflasi per kelompok barang dimana inflasi kelompok transportasi, kelompok bahan makanan, dan kelompok makanan jadi tercatat meningkat cukup signifikan.Secara keseluruhan, tekanan inflasi pada tahun 2008 cukup tinggi. Inflasi pada tahun 2008 meningkat tajam menjadi 11,06% (yoy) dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 6,59%. Sumber tekanan inflasi terutama berasal dari tingginya lonjakan harga komoditas global terutama harga komoditas minyak dan pangan.

Tabel 4.5 Pergerakan Inflasi tahun 2005-2008

Bulan Inflasi

5-Jul

0.78

5-Aug

0.55

5-Sep

0.69

5-Oct

8.7

5-Nov

1.31

5-Dec

-0.04

6-Jan

1.36

6-Feb

0.58

6-Mar

0.03

6-Apr

0.05

6-May

0.37

6-Jun

0.45

6-Jul

0.45

6-Aug

0.33

6-Sep

0.38

6-Oct

0.86

6-Nov

0.34

6-Dec

1.21

7-Jan

1.04

commit to user

Sumber : yahoo.finance

commit to user

Grafik 4.5 Pergerakan Inflasi tahun 2005-2008

Sumber : Badan Pusat Statistika, data diolah 2012

Pada kurun waktu 2009-2011 terjadi sedikit peningkatan tingkat inflasi yang ditunjukkan oleh grafik diatas. Tekanan inflasi pada tahun 2009 secara umum cukup minimal. Inflasi menurun tajam menjadi 2,78% dibandingkan dengan 11,06% pada tahun 2008. Inflasi tahun 2009 juga berada di bawah sasaran inflasi tahun 2009 sebesar 4,5% ± 1%.

Inflasi pada tahun 2009 yang minimal tidak terlepas dari pengaruh kebijakan Bank Indonesia dalam memulihkan kepercayaan pasar sehingga nilai tukar rupiah yang berada dalam tren menguat. Kondisi tersebut pada gilirannya dapat mendukung membaiknya ekspektasi inflasi. Perbaikan ekspektasi inflasi juga cukup besar dipengaruhi penurunan inflasi kelompok barang administered dan inflasi kelompok volatile food. Inflasi kelompok barang administered menurun di bawah pola historisnya sejalan dengan pengaruh positif kebijakan pemerintah menurunkan harga BBM bersubsidi pada awal tahun 2009. Sementara itu, inflasi kelompok volatile food yang rendah dan juga berada di

commit to user

menjaga kecukupan pasokan dan kelancaran distribusi kebutuhan pokok khususnya bahan makanan dan energi.

Penurunan inflasi tahun 2009 didorong oleh penurunan di seluruh komponen dan kelompok barang. Berdasarkan komponennya, selain inflasi inti yang tercatat 4,28%, inflasi kelompok barang volatile food menurun tajam dari 16,48% pada tahun 2008 menjadi 3,95%. Sementara itu, inflasi kelompok barang administered mencatat deflasi 3,26% setelah pada tahun 2008 tercatat sangat tinggi 15,99%. Berdasarkan kelompok barang, penurunan tertinggi berturut-turut terjadi pada kelompok transportasi, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar serta kelompok bahan makanan.

Inflasi pada tahun 2010 meningkat cukup tinggi dengan perkembangan inflasi yang mencapai 6,96%, berada di atas sasaran inflasi tahun 2010 (5±1%). Tingginya inflasi ini bersumber dari tekanan kenaikan inflasi pada kelompok volatile food terkait dengan anomali cuaca yang menyebabkan terjadinya gangguan pasokan pada kelompok barang ini.

Pertumbuhan ekonomi tahun 2011 tetap dalam tren meningkat dan mencapai 6,5%, tertinggi selama satu dekade terakhir, diiringi oleh laju inflasi yang sangat rendah yaitu 3,79%. Inflasi pada tahun 2011 berhasil ditekan pada level yang sangat rendah. Pencapaian tersebut tidak terlepas dari koordinasi berbagai kebijakan yang ditempuh oleh Bank Indonesia dan Pemerintah. Di awal tahun ekspektasi inflasi sempat tercatat tinggi mendekati 7% terkait tingginya harga komoditas global baik pangan maupun energi. Memasuki pertengahan hingga akhir tahun, sejalan dengan respons kebijakan moneter di

commit to user

adanya realisasi kebijakan administered prices strategis terkait energi, ekspektasi infl asi terus menunjukkan penurunan, yaitu di sekitar 5%.

Tabel 4.6 Pergerakan Inflasi tahun 2009-2011

Bulan

Inflasi

9-Jan

-0.07

9-Feb

0.21

9-Mar

0.22

9-Apr

-0.31

9-May

0.04

9-Jun

0.11

9-Jul

0.45

9-Aug

0.56

9-Sep

1.05

9-Oct

0.19

9-Nov

-0.03

9-Dec

0.33

10-Jan

0.84

10-Feb

0.3

10-Mar

-0.14

10-Apr

0.15

10-May

0.29

10-Jun

0.97

10-Jul

1.57

10-Aug

0.76

10-Sep

0.44

10-Oct

0.06

10-Nov

0.6

10-Dec

0.92

11-Jan

0.89

11-Feb

0.13

11-Mar

-0.32

11-Apr

-0.31

11-May

0.12

11-Jun

0.55

11-Jul

0.67

11-Aug

0.93

11-Sep

0.27

11-Oct

-0.12

commit to user

Sumber : yahoo.finance

Grafik 4.6 Pergerakan Inflasi tahun 2009-2011

Sumber : Badan Pusat Statistika, data diolah 2012