Gambaran Umum Tentang Nilai Tukar

B. Gambaran Umum Tentang Nilai Tukar

Pada kurun waktu 2005-2008 nilai tukar rupiah terhadap dollar US cukup stabil kecuali pada saat pasca krisis global 2008. Kenaikan BBM akan berpengaruh pada berkurangnya tekanan depresiasi kurs rupiah lewat jalur penurunan konsumsi minyak (impor) sehingga permintaan valas di dalam negeri berkurang. Namun, kenaikan harga BBM juga akan berdampak langsung pada peningkatan inflasi terutama di tahun 2005. Meningkatnya perbedaan inflasi dalam dan luar negeri memerlukan penyesuaian depresiatif untuk mempertahankan daya saing dari sisi nilai tukar pada level sebelumnya dengan menurunkan volatilitas nilai tukar untuk mengurangi ketidakpastian yang ditimbulkan gejolak kurs oleh Bank Indonesia.

Nilai tukar mata uang cenderung stabil mulai dari tahun 2005 hingga tahun 2008. Walaupun terjadi inflasi dan kenaikan harga minyak dunia tetapi nilai tukar tidak terkena dampak yang berarti. Kejutan baru terjadi pada pertengahan Juli 2008, dimana nilai tukar mengalami kenaikan yang sangat tajam bahkan hingga mencapai 12.000 rupiah dimana sebelumnya berada di nilai 9.000 rupiah. Hal ini dikarenakan dampak dari krisis global yang terjadi sehingga membuat nilai tukar melesat cukup tinggi. Kemudian dengan cepat turun ke nilai normal yaitu sekitar 9.000 rupiah pada Oktober 2008. Tetapi penurunan dan kestabilan nilai tukar tidak berlangsung lama karena pada akhir tahun 2008 nilai tukar kembali melejit dan terus merangkak naik hingga memasuki awal tahun 2009, tetapi kenaikan ini tidak se-ekstrem dan secepat juli 2008 lalu.

commit to user

Tabel 4.3 Pergerakan Nilai tukar tahun 2005-2008

Bulan Nilai tukar

5-Jul

10,310.00 5-Aug 10,035.00 5-Sep 10,240.00 5-Oct

9,495.00 5-Nov 10,090.00

5-Dec

9,830.00

6-Jan

9,395.00

6-Feb

9,230.00

6-Mar

9,075.00

6-Apr

8,775.00 6-May 9,300.00

6-Jun

9,070.00

6-Jul

9,235.00

6-Aug

9,165.00

6-Sep

9,100.00

6-Oct

9,220.00

6-Nov

9,110.00

6-Dec

9,020.00

7-Jan

9,090.00

7-Feb

9,160.00

7-Mar

9,118.00

7-Apr

9,083.00 7-May 9,054.00

7-Jun

9,186.00

7-Jul

9,137.00

7-Aug

9,376.00

7-Sep

9,410.00

7-Oct

8,828.00

7-Nov

9,103.00

7-Dec

9,419.00

8-Jan

9,291.00

8-Feb

9,051.00

8-Mar

9,217.00

8-Apr

9,234.00 8-May 9,225.00

8-Jun

9,118.00

8-Jul

9,378.00 8-Aug 12,151.00

8-Sep

9,153.00

commit to user

8-Oct

9,318.00 8-Nov 10,995.00 8-Dec 10,950.00

Sumber : yahoo.finance

Grafik 4.3

Pergerakan Nilai tukar tahun 2005-2008

Sumber : Bank Indonesia, data diolah 2012

Memasuki awal tahun 2009 nilai tukar masih dalam kondisi harga yang tinggi. Menuju ke pertengahan tahun 2009 nilai tukar berangsur-angsur mulai menurun dan menuju ke arah yang normal. Hal ini terjadi akibar dari recoveri krisis yang tengah terjadi. Perbaikan perekonomian yang dilakukan oleh AS dan China serta serta akselerasi perbaikan perekonomian yang telah dilakukan oleh Jepang yang semakin cepat. Pada penghujung tahun 2009 terjadi lagi gejolak nilai tukar rupiah. Tetapi kenaikan ini tidak separah seperti yang terjadi pada tahun 2008 lalu. Memasuki tahun 2010 hingga tahun 2011 nilai tukar rupiah mulai stabil dikarenakan recovery krisis global yang semakin baik dan semakin menyeluruh dilakukan di negara-negara di dunia.

commit to user

tahun 2009. Penguatan nilai rupiah mengakibatkan impor semakin murah. Dengan penguatan nilai tukar rupiah, industri Indonesia yang memiliki kecenderungan mengimpor barang modal merasakan manfaat apreasiasi. Akibatnya adalah penguatan IHSG karena dengan impor barang modal tersebut maka output produksi mereka meningkat sehingga proyeksi keuntungan meningkat yang pada akhirnya mengangkat harga saham . Selain itu, neraca transaksi berjalan yang tetap surplus semakin mendukung tren penguatan rupiah. Berbagai perkembangan tersebut mengakibatkan rupiah ditutup pada level Rp9.425 pada akhir tahun 2009 atau terapresiasi 18,4% dibandingkan dengan akhir Maret 2009. Secara keseluruhan tahun 2009, level rupiah akhir tahun 2009 menguat 15,7% dibandingkan dengan level akhir tahun 2008.

Secara keseluruhan, ketidakpastian dan persepsi risiko di pasar valas tersebut mengakibatkan rupiah pada triwulan I 2009 masih mendapat tekanan cukup besar. Nilai tukar rupiah sempat mencapai titik terendah pada level Rp12.020 per dolar AS pada awal Maret 2009 disertai peningkatan volatilitas.

Selama tahun 2010, nilai tukar rupiah menguat cukup signifikan terutama disebabkan oleh derasnya aliran masuk modal asing. Pergerakan nilai tukar rupiah juga ditopang oleh keseimbangan interaksi permintaan dan penawaran valuta asing di pasar domestik serta fundamental perekonomian domestik yang kuat. Nilai tukar rupiah mulai mengalami apresiasi sejak awal tahun dan mencapai level Rp 9.081 per dolar AS atau menguat secara rata-rata sebesar 3,8% dibandingkan dengan akhir tahun 2009. Secara point-to-point rupiah terapresiasi sebesar 4,4%. Apresiasi yang terjadi secara gradual tersebut

commit to user

yang terjadi pada 2009 yaitu 0,9%. Di awal tahun 2010 pergerakan Rupiah sempat mengalami gejolak, sebagai dampak dari krisis fiskal di Yunani yang sempat menimbulkan sentimen risk aversion aset negara-negara emerging markets. sehingga rupiah kemudian mengalami penguatan yang cukup tajam dari level Rp 9.400 per dolar AS di awal Februari 2010 ke level di bawah Rp 9.000 per dolar AS memasuki Mei 2010. Di awal Juni 2010, krisis fiskal di Yunani akhirnya meluas ke krisis PIIGS dan sempat menimbulkan guncangan luar biasa di pasar keuangan global. Perilaku risk aversion yang memuncak di triwulan ini mendorong nilai tukar kembali ke level Rp 9.400 per dolar AS.

Pada tahun 2011, penguatan nilai tukar rupiah diwarnai oleh beberapa koreksi terkait dengan meningkatnya ekspektasi inflasi pada awal tahun dan meningkatnya risiko ekonomi global yang berlanjut hingga akhir tahun. Pada tahun 2011, rupiah secara rata-rata menguat sebesar 3,56% dari Rp9.080 per dolar AS menjadi Rp8.768 per dolar AS. Namun, meningkatnya ketidakpasti an ekonomi global berdampak pada tertahannya penguatan nilai tukar rupiah yang terjadi hingga akhir semester I 2011. Pada akhir tahun, rupiah ditutup melemah 0,64% menjadi Rp9.068 per dolar AS dibandingkan dengan Rp9.010 per dolar AS pada akhir 2010. Perkembangan serupa juga tercermin pada ti ngkat volati litas nilai tukar rupiah yang terus menurun hingga pertengahan tahun mencapai 0,32%, selanjutnya meningkat pada semester II menjadi 0,43%. Secara rata-rata tahunan, volatilitas pada tahun 2011 menjadi 0,38% meningkat dibandingkan dengan 0,35% pada tahun 2010.

commit to user

Tabel 4.4 Pergerakan Nilai tukar tahun 2009-2011

Bulan

Nilai tukar

Sumber : yahoo.finance

commit to user

Grafik 4.4

Pergerakan Nilai tukar tahun 2009-2011

Sumber : Bank Indonesia, data diolah 2012