Pendekatan dan Ruang Lingkup Penelitian

1.5 Pendekatan dan Ruang Lingkup Penelitian

Studi ini menggunakan model komputasi keseimbangan umum (Computable General Equilibrium). Pemilihan model ini dilakukan dengan mempertimbangkan kemampuan model untuk menyimulasikan, baik dampak langsung maupun tidak langsung, dari suatu kebijakan terhadap kondisi ekonomi makro dan kondisi sosial sehingga akibat suatu kebijakan dapat dievaluasi secara lebih baik dan menyeluruh.

Penerapan model komputasi kesetimbangan umum (CGE) melalui beberapa tahap, yaitu sebagai berikut.

a. Studi literatur. Fokus kegiatan awal ini adalah berupa penelusuran penerapan model CGE dalam analisis perekonomian. Keluaran dari tahapan ini adalah berupa pilihan model CGE yang berkesesuaian dengan tujuan studi berikut dasar-dasar spesifikasi model CGE yang akan dikembangkan agar dapat dipergunakan sebagai alat analisis sesuai dengan tujuan studi ini.

c. Pengembangan model. Pengembangan model mengadopsi Model Donny Azdan 11 dengan melakukan

beberapa perubahan yang mengacu pada perbedaan (i) sumber data yang dipergunakan. Model Azdan menggunakan basis data SNSE DKI Jakarta Tahun 1993, sementara model pada studi ini menggunakan SNSE DKI Jakarta Tahun 2000, (ii) dampak yang akan dihitung. Model Azdan menjelaskan dampak perubahan kebijakan harga air minum dan penggunaan air tanah sebagai sumber air minum terhadap pendapatan rumah tangga, sementara studi ini menjelaskan pengaruh peningkatan investasi air minum terhadap pertumbuhan ekonomi, dan distribusi pendapatan, (iii) simulasi kebijakan yang akan dilakukan. Simulasi model Azdan difokuskan pada aspek harga air minum dan substitusi air tanah. Sementara model dalam studi ini difokuskan pada investasi air minum perpipaan, air minum nonperpipaan, dan subsidi pemerintah.

d. Pelaksanaan simulasi. Terdapat enam simulasi yang dilakukan yaitu sebagai berikut.

(i) peningkatan investasi air minum perpipaan.

11 Azdan, M. Donny. Water Policy Reform in Jakarta, Indonesia: A CGE Analysis. Unpublished Dissertation. The Ohio State University 2001.

(ii) peningkatan investasi air minum nonperpipaan. (iii) peningkatan penyediaan air minum melalui subsidi pemerintah. Dalam hubungan dengan simulasi (iii), terdapat dua skenario pada simulasi ini, yaitu (a) sumber subsidi dari peningkatan pajak air minum dan (b) sumber subsidi dari pemerintah pusat. (iv) peningkatan investasi air minum perpipaan disertai penyediaan subsidi. Dalam hubungan dengan simulasi (iv), terdapat dua skenario pada simulasi ini, yaitu (a) sumber subsidi dari peningkatan pajak air minum perpipaan dan (b) sumber subsidi dari pemerintah pusat. Selain itu, khusus untuk simulasi (iii) dan (iv), dilakukan pembedaan hasil

simulasi berdasarkan kelompok penerima subsidi yaitu kelompok penerima rumah tangga termiskin (RT sangat miskin I) dan kelompok penerima seluruh RT miskin (kelompok rumah tangga sangat miskin I, sangat miskin II, miskin I, dan miskin II).

e. Perumusan rekomendasi. Dalam menindaklanjuti hasil simulasi, beberapa rekomendasi kebijakan dapat dihasilkan.

Lingkup studi adalah mengkaji dampak investasi air minum, baik perpipaan maupun nonperpipaan, dan dampak subsidi air minum di DKI Jakarta terhadap pertumbuhan ekonomi dan distribusi pendapatan. Sebagaimana dipercayai selama ini, investasi merupakan pemicu terjadinya pertumbuhan ekonomi yang kemudian diharapkan dapat menjadi alat dalam menanggulangi kemiskinan. Secara harafiah, ketika penduduk miskin lebih banyak mendapat manfaat jika dibandingkan dengan yang lainnya dari pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan disebut ‘pro-poor’. Selain itu, untuk dapat disebut pertumbuhan pro-poor, pertumbuhan harus disertai pengurangan kesenjangan. Dengan kata lain, studi ini akan menguji apakah investasi air minum mendorong terjadinya pertumbuhan pro-poor. Untuk itu, dampak investasi difokuskan pada pertumbuhan ekonomi, dan distribusi pendapatan.