Sumber Daya Energi
3.2.4 Sistem Panasbumi (Geothermal)
Sumberdaya panasbumi berasal dari fluida panas dalam kerak bumi akibat aktivitas magma/kegiatan gunungapi, atau umumnya disebut dengan istilah lapangan panasbumi dan reservoir panasbumi (geothermal field/geothermal reservoir). Sumberdaya ini merupakan sumberdaya yang dapat diperbarui dan dianggap tidak akan ada habis-habisnya.
Ada dua unsur utama pada suatu sistem energi panasbumi yaitu sumber panas (heat source) dan keberadaan reservoir panasbumi (geothermal reservoir) yang akan menjadi tempat bagi media (air) yang akan menghantarkan panas dari sumber (heat source) sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya energi (Gambar 3.10). Sumber panas bagi sistem panasbumi ini berasal dari dapur magma yang ada di bawah permukaan. Dapur magma ini dapat berasal dari proses pelelehan parsial (partial melting) dari material lempeng yang menunjam ke bawah lempeng yang lain dalam suatu proses interaksi lempeng konvergen.
Gambar 3.10. Sumber panas dan reservoir panasbumi.
Sumber panas ini dapat terdiri dari berbagai macam geometri dan karakteristik, antara lain : • Sistem magma asam yang besar
• Zona dapur magma intermediet sampai asam • Rangkaian tubuh magma basaltik, andesitik, dasitik dan riolitik • Komplek tubuh magma basaltik kecil dan riolitik • Rangkaian korok/dike basaltik
3.2.5 Konsep Eksplorasi Sumber Daya Energi
Konsep eksplorasi untuk setiap jenis sumber daya energi adalah sangat khas, yang secara singkat akan diuraikan dalam sub-bab ini.
• Konsep Eksplorasi Batubara Urutan kualitas batubara cenderung menggambarkan umur dari batubara tersebut. Selama ini batubara di Indonesia dihasilkan pada cekungan yang berumur Tersier. Sedangkan gambut berumur Resen sampai Paleosen, batubara sub-bituminus berumur Miosen dan batubara bituminus berumur Eosen. Parameter yang mengontrol pembentukan batubara antara lain :
a. Sumber vegetasi
b. Posisi muka air tanah
c. Penurunan yang terjadi bersamaan dengan pengendapan
d. Penurunan yang terjadi setelah pengendapan
e. Kendali lingkungan geotektonik endapan batubara
f. Lingkungan pengendapan terbentuknya batubara.
Batubara umumnya terbentuk di dataran sungai teranyam, lembah aluvial, dataran delta, dataran pantai berpenghalang dan estuaria. Kegiatan eksplorasi batubara memerlukan penelitian dan persiapan yang matang. Beberapa tahapan eksplorasi yang umum adalah sebagai berikut :
a. Penyelidikan Umum Penyelidikan umum meliputi studi kepustakaan berupa kajian berbagai hal yang berkaitan dengan keadaan geologi secara regional dan keadaan tektoniknya. Kemudian dilanjutkan dengan pengecekan lapangan dengan fokus pada usaha menemukan adanya singkapan (outcrop) batubara. Selain itu juga, dilakukan pengambilan beberapa contoh batuan batubara yang diperlukan.
b. Penyelidikan Pendahuluan Pada tahap ini diadakan pemetaan daerah pekerjaan, baik dengan jalan pemetaaan topografi maupun dengan pemetaaan udara. Penyelidikan b. Penyelidikan Pendahuluan Pada tahap ini diadakan pemetaan daerah pekerjaan, baik dengan jalan pemetaaan topografi maupun dengan pemetaaan udara. Penyelidikan
Hasil perhitungan cadangan sampai tingkat indikatif. -
Perkiraan tentang kualitas. -
Interpretasi tentang geometri dan struktur endapannya. - Laporan tentang sumber cadangan secara cukup untuk keperluan studi financial.
c. Penyelidikan secara mendetail Pada tingkat ini kegiatan eksplorasi lebih terpusat pada kegiatan pemboran yang bertujuan untuk lebih mengetahui bentuk geometri dari endapan batubara dan kemungkinan adanya anomali-anomali geologis. Pada akhir kegiatan program ini akan dihasilkan data sebagai berikut : - Perhitungan cadangan sampai tingkat yang dapat dihasilkan
(recoverable reserves) - Data lengkap mengenai kualitas termasuk keterangan mengenai kandungan air, abu dan sebagainya. - Data tentang penggunaannya yang dilengkapi dengan hasil
percobaan pembakaran (burning test) baik pada skala laboratorium maupun pada skala komersial.
Data yang menyangkut tingkat pencucian batubara (washability test) - Tingkat selanjutnya adalah pengumpulan data mengenai
penambangan dan masalah yang menyangkut engineering seperti masalah geoteknik, masalah hidrologi, dan perencanaan proses pencucian serta hal-hal yang menyangkut pengangkutan dan penambangan dan masalah yang menyangkut engineering seperti masalah geoteknik, masalah hidrologi, dan perencanaan proses pencucian serta hal-hal yang menyangkut pengangkutan dan
• Konsep Eksplorasi Migas Dalam eksplorasi minyak dan gas bumi tidak dibedakan antara suatu survei pendahuluan atau prospeksi dan eksplorasi sebagaimana dalam bidang pertambangan. Yang diartikan sebagai eksplorasi migas adalah semua kegiatan dari permulaan sampai akhir dalam usaha penemuan atau penambahan cadangan migas yang baru. Operasi eksplorasi mencakup semua kegiatan yang merupakan bagian integral dalam usaha pencarian migas, termasuk pemboran eksplorasi. Urutan suatu operasi eksplorasi migas meliputi urutan sebagai berikut :
a. Perencanaan eksplorasi
b. Operasi survey lapangan
c. Penilaian dan prognosis prospek
d. Pemboran eksplorasi
e. Pengembangan dan reevaluasi daerah
Secara visual urutan ini diperlihatkan pada Gambar 3.11.. Dalam gambar ini diperlihatkan diagram alur bahwa yang pertama kali perlu dilakukan adalah suatu studi mengenai keadaan geologi regional daerah yang kita pilih. Dari studi ini kemudian dilakukan survei tinjau (reconnaissance survey) yang merupakan kegiatan operasi lapangan, yaitu dengan mengunjungi daerah- daerah tertentu yang telah dipilih dan diduga memiliki prospek berdasarkan keadaan geologi regionalnya. Dari hasil survei tinjau ini kemudian dilakukan suatu penelitian detail pada daerah yang kita anggap memiliki prospek. Lebih lanjut, kemudian dari penyelidikan detail ini kita dapat membuat suatu penilaian dan prognosis terhadap prospek tersebut, apakah cukup memiliki harapan untuk menghasilkan migas. Bila jawabannya benar daerah itu cukup memiliki prospek maka dapat dilakukan pemboran eksplorasi. Perlu diingat bahwa suatu pemboran eksplorasi membutuhkan biaya yang sangat besar Secara visual urutan ini diperlihatkan pada Gambar 3.11.. Dalam gambar ini diperlihatkan diagram alur bahwa yang pertama kali perlu dilakukan adalah suatu studi mengenai keadaan geologi regional daerah yang kita pilih. Dari studi ini kemudian dilakukan survei tinjau (reconnaissance survey) yang merupakan kegiatan operasi lapangan, yaitu dengan mengunjungi daerah- daerah tertentu yang telah dipilih dan diduga memiliki prospek berdasarkan keadaan geologi regionalnya. Dari hasil survei tinjau ini kemudian dilakukan suatu penelitian detail pada daerah yang kita anggap memiliki prospek. Lebih lanjut, kemudian dari penyelidikan detail ini kita dapat membuat suatu penilaian dan prognosis terhadap prospek tersebut, apakah cukup memiliki harapan untuk menghasilkan migas. Bila jawabannya benar daerah itu cukup memiliki prospek maka dapat dilakukan pemboran eksplorasi. Perlu diingat bahwa suatu pemboran eksplorasi membutuhkan biaya yang sangat besar
Gambar 3.11. Urutan operasi survei eksplorasi migas.
• Konsep Eksplorasi Panasbumi Analisis potensi dan energi sistem panasbumi dibuat berdasarkan kajian komprehensif yang meliputi kajian geologi, geokimia, geofisika dan teknik reservoir. Potensi dari sumberdaya energi panasbumi secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut : • Sumberdaya spekulatif • Sumberdaya hipotetis
Sedangkan cadangan panasbumi dapat diklasifikasikan sebagai berikut : • Cadangan tereka/mungkin (inferred/ possible reserve) • Cadangan boleh jadi/terindikasi (probable/indicated reserve) • Cadangan terbukti/terukur (proven/measured reserve)
Berikut adalah diagram yang memuat alur penyelidikan dan pengembangan panasbumi (Gambar 3.12).
Gambar 3.12. Alur penyelidikan dan pengembangan panasbumi.