Identifikasi Potensi Mineral Non Logam (Bahan Baku Industri)

4.1.1 Identifikasi Potensi Mineral Non Logam (Bahan Baku Industri)

Secara geologis daerah Kabupaten Buol mempunyai beberapa potensi bahan galian industri. Bahan bangunan berupa batu dimensi dan bahan baku lempengan untuk lantai dapat diperoleh pada kompleks batuan beku seperti misalnya diorit Boliohuto, breksi Wobudu, dan sekis Tinabo. Beberapa Secara geologis daerah Kabupaten Buol mempunyai beberapa potensi bahan galian industri. Bahan bangunan berupa batu dimensi dan bahan baku lempengan untuk lantai dapat diperoleh pada kompleks batuan beku seperti misalnya diorit Boliohuto, breksi Wobudu, dan sekis Tinabo. Beberapa

Tabel 4.13 Endapan non-logam serta lokasi keterdapannya

No. Contoh

Keterangan

Kecamatan

BL-06 Batugamping terumbu Lipunoto BL-07 Batugamping

Biau BL-09 Batugamping, batulempung

Momunu BL-13 Batulempung abu-abu

Biau BL-20 Konglomerat

Momunu BL-21 Quary Andesit

Tiloan BL-23 sirtu (galian C)

Biau BL-26 sirtu (galian C)

Tiloan BL-28 pasir (galian C)

Bokat BL-29 Batugamping

Bokat BL-30 tufa lapili Bunobogu BL-31 tufa Bunobogu BL-33

Paleleh BL-35 Breksi wobudu

Lempung kaolin ?

Umu BL-14 Batulempung

Biau

• Batugamping

Batugamping yang terdapat di Kabupaten Buol tersingkap dengan penyebaran yang luas. Pada saat dilakukan tahapan pekerjaaan lapangan berupa survei tinjau, telah dilakukan pengamatan dan pengambilan sampel. Pengamatan dan pengambilan sampel dilakukan pada empat lokasi pengamatan yaitu contoh batuan BL-06 yang terletak di Kecamatan Lipunoto berupa batugamping terumbu (Gambar 4.9 dan 4.10), contoh batuan BL-07 yang terletak di Kecamatan Biau berupa Batugamping yang terdapat di Kabupaten Buol tersingkap dengan penyebaran yang luas. Pada saat dilakukan tahapan pekerjaaan lapangan berupa survei tinjau, telah dilakukan pengamatan dan pengambilan sampel. Pengamatan dan pengambilan sampel dilakukan pada empat lokasi pengamatan yaitu contoh batuan BL-06 yang terletak di Kecamatan Lipunoto berupa batugamping terumbu (Gambar 4.9 dan 4.10), contoh batuan BL-07 yang terletak di Kecamatan Biau berupa

Gambar 4.9

Singkapan batugamping

terumbu BL-06

memperlihatka n struktur masif

bewarna putih – krem

berkadar

CaCO 3 tinggi yang baik

untuk industri semen.

Gambar 4.10

Singkapan batugamping dipinggir jalan dekat kota Buol merperlihatkan struktur berlapis dengan penyusun utama bioklastik packstone – wackestone disekitar terumbu.

Berdasarkan hasil pengujian kimia dari tiga contoh batuan yaitu contoh batuan BL-06, contoh batuan BL-07, dan contoh batuan BL-29, batugamping ini memiliki kandungan kualitas CaO cukup baik. Batugamping dengan contoh batuan BL-06 dan BL-07 memiliki

kandungan CaO sebanyak 53,51 % dengan CaCO 3 sebanyak 95,55 %, sedangkan contoh batuan BL-29 memiliki kandungan CaO sebanyak

33.29 dengan CaCO3 sebanyak 59.44 % (Tabel 4.14). Hasil ini memberikan gambaran bahwa batugamping pada contoh batuan BL-06 dan BL-07 dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri semen atau industri kalsium karbonat. Batugamping ini juga bisa digunakan sebagai bahan baku utama dalam pembuatan batu poles yang digunakan sebagai tiles untuk lantai pada bangunan rumah, hotel, perkantoran dan lain-lain. Hasil akhir sebagai tiles (marmer) mempunyai nilai artistik yang menarik dan mempunyai nilai komersial yang tinggi.

Namun demikian, untuk mengetahui jumlah cadangan serta keekonomisannya diperlukan penelitian detil tentang penyebaran batugamping secara lateral dan vertikal. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemetaan geologi dan topografi detil dimana hasilnya akan digunakan untuk mengetahui kuantitas dan kualitas dari batugamping tersebut dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan industri.

Tabel.4.14. Analisis kimia batugamping Analisis BL-06 BL-07 BL-29

SiO2 (%) 1.29 1.57 2.00 Al203 (%)

0.29 0.49 17.00 Na2O (%)

0.02 0.02 0.30 K2O (%)

TiO2 (%) 0.06 0.00 0.00 MnO2 (%)

0.04 0.02 0.06 P2O5 (%)

0.01 0.00 0.03 SO3 (%)

0.01 0.00 0.00 H2O (%)

0.22 0.21 0.46 HD (%)

• Batulempung Lempung merupakan himpunan mineral yang terdiri berbagai jenis mineral lempung. Salah satu yang paling terkenal sebagai bahan baku utama keramik adalah kaolin. Bahan baku keramik ini umumnya berasosiasi dengan endapan residual yang merupakan produk ubahan atau pelapukan dari batuan yang banyak mengandung felspar terutama granit. Endapan kaolin lainnya adalah endapan sedimenter. Di Indonesia, endapan kaolin yang potensial adalah yang berasosiasi dengan

pelapukan dan ubahan batuan granit. Kaolin Al 2 (OH) 4 Si 2 O 5 adalah mieneral lempung yang dicirikan antara lain oleh sifat-sifat fisik warna putih – krem, lunak dengan kekerasan 2-2.5, berat jenis 2,60-2,63, plastis, daya hantar listrik dan panas yang rendah.

Potensi bahan galian lempung di Kabupaten Buol dapat ditemukan pada daerah Lakea dengan lokasi contoh batuan BL-13 dan lokasi BL-14 (Gambar 4.11) yang kemungkinan berasosiasi dengan Formasi Lokodidi. Endapan lempung kedua lokasi tersebut dicirikan oleh warna putih krem hingga abu-abu muda dengan derajat kecerahan antara 80 – 85%.

Lempung di Kabupaten Buol yang berkualitas baik dapat berasosiasi dengan ubahan atau pelapukan kompleks batuan granit-granodiorit Boliohuto dan Metamorfosa Sekis. Untuk mengetahui kualitas lempung kaolin yang lebih rinci diperlukan analisis kimia yang saat ini sedang dilakukan pengujiannya dilaboratorium kimia di Bandung.

Gambar 4.11 Foto singkapan batulempung lokasi BL-13 dan BL-14.

• Batuan Beku Granit tergolong sebagai batuan beku plutonik asam, dicirikan oleh tekstur kasar hingga sangat kasar ( besar butir > 2mm sebagian 3-7 mm), bewarna putih, abu-abu, merah muda hingga merah tua. Batuan ini disusun oleh mineral-mineral kuarsa, plagioklas, K-felspar, biotit dan kadang-kadang hornblende. Tekstur kasar pada batuan granit ini terbentuk pada awalnya karena proses pembekuan atau kristalisasi yang lambat pada kedalaman yang cukup besar (intrusi dalam), sekitar 5 – 10 km dibawah permukaan bumi. Kabupaten Buol mempunyai kemungkinan prospek yang baik untuk cadangan batu dimensi granit, sekis-kuarsa, gneiss, andesit dan basalt dengan terdapatnya batuan intrusi dalam Kompleks Diorit Boliohuto yang terdapat disekitar Kecamatan Tiloan dan Gadung. Sedangkan untuk cadangan batuan andesit dan basalt Buol mempunyai kompleks batuan gunungapi yang luas yang memanjang dari barat ke timur, yaitu di Pegunungan Paleleh dan Dapi.

• Marmer, Batugamping Merah dan Batupasir Hijau Endapan marmer, batugamping merah dan batupasir hijau juga mempunyai prospek yang baik karena luasnya pelamparan batuan- batuan ini yang memanjang dari barat ke timur dari Kecamatan Tiloan, Bukal, Gogogu, Gadung hingga Paleleh. Pengamatan megaskopis pada • Marmer, Batugamping Merah dan Batupasir Hijau Endapan marmer, batugamping merah dan batupasir hijau juga mempunyai prospek yang baik karena luasnya pelamparan batuan- batuan ini yang memanjang dari barat ke timur dari Kecamatan Tiloan, Bukal, Gogogu, Gadung hingga Paleleh. Pengamatan megaskopis pada

• Pasir Batu/Sirtu Endapan sirtu tersebar di Kabupaten Buol. Endapan sirtu yang terdapat di Kabupaten Buol umumnya berasal dari batuan gunungapi. Berdasarkan hasil analisis ukuran butir (sieve analisys) yang dilakukan terhadap beberapa contoh batuan diketahui distribusi ukuran butir dari endapan pasir tersebut tersusun atas fraksi halus, pasir, dan kerikil. Saat laporan ini dibuat, analisis ukuran butir baru akan dilakukan. Berdasarkan hasil pemetaan geologi skala 1 :250.000 dari P3G Bandung, di daerah Kabupaten Buol mempunyai potensi bahan baku sirtu dengan penyebaran yang cukup luas.