Kendala Pengembangan dan Pengelolaan
5.3 Kendala Pengembangan dan Pengelolaan
Akhir-akhir ini, sektor industri pertambangan di Indonesia tampak mulai bangkit kembali, setelah terjadi keterpurukan dalam beberapa tahun terakhir ini. Namun demikian, dampak negatif industri pertambangan, seperti terjadinya penurunan mutu lingkungan hidup, penurunan potensi tanah, penurunan fungsi air tanah, dan lain-lain, masih menjadi sorotan utama di sektor ini. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu mekanisme pengendalian yang cermat dan tepat dalam pengembangan di sektor ini sehingga diharapkan akan mengurangi dampak negatif yang ditimbulkannya.
5.3.1 Aspek Tata Ruang Wilayah
Seringkali timbul konflik dalam pemanfatan ruang untuk berbagai kegiatan. Keterbatasan ruang menyebabkan terjadinya kompetisi dalam memanfaatkan ruang yang dianggap strategis, dalam arti kaya akan sumber daya alam atau dapat bernilai ekonomis. Kompetisi dan konflik semacam itu acapkali timbul dalam pemanfaatan ruang untuk kegiatan pertambangan dengan kehutanan, pertambangan dengan pemukiman, pertambangan dengan industri serta pertambangan dengan kawasan budi daya lainnya.
Dengan adanya rencana tata ruang untuk setiap wilayah, maka diharapkan bahwa berbagai kegiatan yang menggunakan sumber daya alam dapat diatur alokasi penggunaan ruangnya, dalam hal ini penetapan kawasan lindung dan kawasan budi daya. Untuk itu, diperlukan koordinasi dan saling pengertian antar instansi sektoral. Di sini, peran pemerintah daerah sangat besar dalam menetapkan rencana pelaksanaan hingga pengendaliannya, Dengan adanya rencana tata ruang untuk setiap wilayah, maka diharapkan bahwa berbagai kegiatan yang menggunakan sumber daya alam dapat diatur alokasi penggunaan ruangnya, dalam hal ini penetapan kawasan lindung dan kawasan budi daya. Untuk itu, diperlukan koordinasi dan saling pengertian antar instansi sektoral. Di sini, peran pemerintah daerah sangat besar dalam menetapkan rencana pelaksanaan hingga pengendaliannya,
5.3.2 Faktor Jarak dan Transportasi
Transportasi bahan galian terutama bahan galian golongan C berkaitan erat dengan adanya perbedaan lokasi antara wilayah penghasil dengan wilayah pasar (market). Mengingat bahwa bahan galian tidak tersedia di semua wilayah secara merata, maka transportasi bahan galian ini menjadi penting terkait dengan jarak antara wilayah pemasuk dengan wilayah pasar yang membutuhkan barang galian tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi pola transportasi bahan galian di wilayah pekerjaan antara lain : • Faktor jarak antara wilayah penyedia dengan wilayah pasar • Faktor fisik berupa bahan galian yang memiliki volume yang besar dan
kadar yang baik • Faktor nilai ekonomis • Faktor prasarana transportasi bahan galian di wilayah pekerjaan, apabila
menggunakan transportasi darat perlu dilakukan perbaikan sarana jalan raya yang memadai
• Faktor kualitas bahan galian, karena adanya kebutuhan dengan spesifikasi tertentu dimana kualitas bahan galian yang tidak sama, maka bisa saja suatu daerah akan membutuhkan bahan dari daerah lain, meskipun di daerah bersangkutan tersedia bahan galian yang sama.
Dalam kegiatan transportasi, diperlukan kerjasama antara pengembang infrastruktur dan investor pertambangan.
5.3.3 Aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Program K3 merupakan program utama pemerintah dan sudah selayaknya merupakan program utama bagi seluruh aktifitas pertambangan. Upaya untuk menekan angka kecelakaan kerja adalah salah-satu faktor penting untuk menjaga kesinambungan produksi.
Kesadaran akan pentingnya K3 dalam upaya menjaga produktivitas yang telah ditetapkan perlu secara terus menerus dipromosikan. Kecelakaan kerja yang terjadi pada sebuah kegiatan penambangan akan mempengaruhi terhadap produktivitas. K3 juga akan meningkatkan rasa aman bagi para pekerja sehingga produktivitas pekerja pun dapat optimal
Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa aspek K3 masih kurang diperhatikan pada kegiatan pertambangan, terutama pada aktivitas penambangan golongan C yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Umumnya hal ini dikarenakan karena kurangnya pengertian dan pemahaman mereka tentang aspek K3, serta hal ini dianggap sebagai sesuatu yang membutuhkan biaya (cost center).