Identifikasi Potensi Mineral Logam atau Mineral Bijih

4.1.1 Identifikasi Potensi Mineral Logam atau Mineral Bijih

Pada kegiatan survei lapangan, dilakukan pengambilan contoh batuan yang memperlihatkan adanya indikasi mineralisasi. Dari hasil pengamatan di lapangan serta analisis data-data hasil penelitian terdahulu, di Kabupaten Buol terdapat batuan beku andesit, diorit dan tufa. Batuan beku ini Pada kegiatan survei lapangan, dilakukan pengambilan contoh batuan yang memperlihatkan adanya indikasi mineralisasi. Dari hasil pengamatan di lapangan serta analisis data-data hasil penelitian terdahulu, di Kabupaten Buol terdapat batuan beku andesit, diorit dan tufa. Batuan beku ini

Kondisi ini didukung oleh beberapa bukti lapangan, antara lain adalah dengan adanya kekar-kekar yang intensif terisi oleh urat kuarsa (Gambar 4.3). Kekar-kekar yang telah mengalami pengisian oleh urat kuarsa tersebut dapat dilihat dengan baik pada beberapa lokasi pengamatan, yaitu pada daerah antara Bulagidun dan Paleleh. Contoh-contoh batuan yang mewakili kondisi yang memungkinkan untuk terjadinya mineralisasi dapat dilihat dari contoh batuan BL-02, BL-03, BL-04, dan BL-12 (Gambar 4.4).

Gambar 4.3 Kekar yang telah mengalami pengisian

Untuk mengetahui komposisi mineralogi batuan, dilakukan analisis petrologi megaskopis batuan dan sayatan tipis petrografi (Gambar 4. 5 dan 4.6). Dari hasil pengamatan petrografi di laboratorium, diketahui bahwa batuan-batuan dengan nomor contoh tersebut di atas dapat digolongkan sebagai batuan gunungapi berupa lava atau intrusi dangkal (BL-02, BL-03, BL-04, dan BL-

05) dan piroklastik (Bl-10 dan BL-12). Sebagian besar batuan berkomposisi andesitik bertekstur porfiritik yang disusun oleh mineral-mineral plagioklas andesin, hornblenda, sedikit kuarsa dan mineral opak sebagai fenokris (1-2 mm), tertanam dalam masa dasar yang lebih halus (0.1-0.3mm) yang terdiri dari mineral yang sama dan gelas volkanik. Batuan-batuan beku di atas umumnya telah mengalami ubahan hidrotermal. Sebagian besar fenokris dan 05) dan piroklastik (Bl-10 dan BL-12). Sebagian besar batuan berkomposisi andesitik bertekstur porfiritik yang disusun oleh mineral-mineral plagioklas andesin, hornblenda, sedikit kuarsa dan mineral opak sebagai fenokris (1-2 mm), tertanam dalam masa dasar yang lebih halus (0.1-0.3mm) yang terdiri dari mineral yang sama dan gelas volkanik. Batuan-batuan beku di atas umumnya telah mengalami ubahan hidrotermal. Sebagian besar fenokris dan

Gambar 4.4 Contoh batuan yang mengalami proses mineralisasi

(BL-02, BL-03, BL-04, dan BL-12 )

Fakta-fakta batuan beku di sekitar kaki Gunung Paleleh – Bulagidun yang telah mengalami ubahan merupakan indikasi penting bagi eksplorasi mineral hidrotermal yang berkaitan dengan endapan logam dasar Cu (tembaga), Pb (timah hitam), Zn (seng), logam mulia Au (emas) dan Ag (perak). Mineralisasi hidrotermal ini umumnya berasosiasi dengan proses pembentukan gunungapi, disebut sebagai endapan porfiri tembaga dan epitermal.

Gambar 4.5 Singkapan BL-02 dan BL-03 memprlihatkan batuan gunungapi yang telah terubah hidrotermal dan dipotong oleh jaringan urat-urat tipis kalsit dan kuarsa.

BL-02 (//PL)

BL-02 (XPL)

BL-03 (XPL)

Gambar 4.6 Mikrofoto sayatan tipis contoh batuan BL-02 dan BL-

03 dari kaki gunung Paleleh memperlihatkan ubahan klorit pada fenokris plagioklas dan horblende (kiri), urat kalsit memotong plagioklas (tengah) dan penggantian hornblende oleh epidot. Catatan: //PL= Nicol paralel; XPL=Nicol bersilang

Mineralisasi tembaga dan emas ini didukung antara lain oleh adanya alterasi dan mineralisasi yang ditunjukkan oleh urat-urat kuarsa pada beberapa lokasi pengamatan yaitu pada daerah antara Bulagidun dan Paleleh (lokasi BL-02, BL-03 dan BL-04) serta Desa Busak (BL-12). Selain itu, di lereng- lereng hingga puncak Gunung Bulagidun beberapa perusahaan besar tambang- emas dan tembaga internasional seperti BHP-Utah dan New Crest dari Australia telah melakukan explorasi pada tahun 1980-an hingga akhir 1990-an. Kini emas di Gunung Bulagidun telah ditambang oleh masyarakat disekitarnya.

Selain di Gunung Bulagidun, penambangan emas rakyat juga telah dilakukan di daerah Paleleh (Gambar 4.7). Penambangan emas oleh penduduk dengan cara penyemprotan telah dilakukan sampai sekarang ini. Pemisahan emas umumnya dilakukan penduduk dengan menpergunakan merkuri (air raksa). Namun hal ini sangat berbahaya untuk kesehatan penduduk, karena air sisa pencucian oleh merkuri dapat mencemari sungai dimana fungsi sungai sebagai sumber utama penghidupan penduduk.

Gambar 4.7 Aktivitas penambangan emas rakyat di daerah Paleleh.

Sumberdaya mineral berupa endapan emas primer yang telah diusahakan oleh masyarakat di sekitar daerah Paleleh, Bulagidun, dan Botakiobodi berada pada jenis batuan beku diorit, batuan volkanik dolokapa, dan breksi Wobudu. Kandungan emas (Au) yang terdapat di daerah Paleleh berasosiasi

dengan mineral perak (Ag). Tipe dari endapan emas tersebut termasuk ke dalam tipe urat polymetalic los sulphidation dalam zona fracture intensif dan breksiasi pada batuan piroklastik andesit. Sedangkan kandungan emas yang terdapat di daerah Bulagidun berasosiasi dengan unsur tembaga (Cu). Tipe endapan emas yang tedapat di daerah Bulagidun termasuk ke dalam type porpiri dan breksi terdapat dalam batuan andesit terubah yang berumur Miosen. Dari hasil perhitungan cadangan, kandungan emas yang terdapat di daerah Paleleh memiliki kandungan tereka 1 juta ton dengan kadar emas (Au) 30 – 51 g/ton dan perak (Ag) 125 - 575 g/ton (Widhiyatno, 2000). Sedangkan kandungan emas yang terdapat di Bulagidun memiliki kandungan tereka 15 juta ton dengan kadar emas (Au) 0,7 g/ton dan kadar tembaga (Cu) 0,7 %. Untuk potensi besi (Fe), dijumpai dalam bentuk tipe endapan, dalam hal ini adalah endapan plaser (placer deposit) yaitu berupa endapan pasir besi yang terdapat di daerah Teluk Paleleh.

Disamping itu, dari hasil analisis geokimia terhadap beberapa contoh singkapan/hanyutan (float), terdapat beberapa kandungan unsur-unsur yang memiliki kadar melebihi batas ambang, seperti tembaga (Cu), Timah Hitam (Pb), Seng (Zn), Kobal (Co), Nikel (Ni), Mangan (Mn), Perak (Ag), Litium (Li), Potasium (K), dan Besi (Fe). Lokasi penyebaran pengujian geokimia dapat dilihat pada Gambar 4.6.

• Tembaga (Cu) Pengujian sampel geokimia di sekitar S. Bulagidun memperlihatkan terdapatnya kadar tembaga (Cu) yang melebihi batas ambang (> 1890 ppm). Secara rinci lokasi contoh sedimen sungai dengan kandungan unsur tembaga di atas harga ambang adalah no contoh HL4825, HL4826, HL4827, HL4828, HL4829, dan HL4830 (Gambar 4.8 dan Tabel 4.2). Konsentrasi unsur Cu terdapat pada batuan volkanik Formasi Dolokapa dan breksi Wobudu yang terdiri dari batuan sedimen, breksi, dan lava yang diterobos oleh diorit Bone dan diorit Boliohitu. Aktivias intrusi diorit ini yang menjadi penyebab terjadinya mineralisasi di sekitar daerah ini.

Gambar 4.8 Penyebaran beberapa unsur di Kabupaten Buol.

a. perak, seng, tembaga, dan mangan. b. timah hitam, besi, dan kobal. c. potasium, nikel, litium, dan krom

Tabel 4.2 Contoh sedimen sungai unsur Cu di atas harga ambang.

No. Contoh

Lokasi HL4829 363442.9 108442.9 2131

S. Bulagidun Hl4826 360486.3 112005.7 2060

S.Bulagidun HL4828 362997.4 111582.3 2030

S.Bulagidun HL4827 358922.1 112082.7 1920

S.Bulagidun HL4825 358992.1 115295.1 1908

S.Bulagidun HL4830 364742.9 108506.1 1890

S.Bulagidun

• Timah Hitam (Pb) Sebaran unsur timah hitam (Pb) terletak pada batuan volkanik Formasi Dolokapa dan Formasi Wobudu yang berumur Tersier. Kandungan unsur Pb ini berkisar antara 762 ppm sampai 4126 ppm. Unsur-unsur Pb tersebar pada daerah aliran Sungai Matinan, Sungai Paleleh Tua dan Sungai Matahari (Tabel 4.3).

Tabel 4.3 Contoh sedimen sungai unsur Pb di atas harga ambang.

No. Contoh

Lokasi HL4803 380.706 118.7325 4126

S.Matahari HL4833 382.3793 115.9235 2296 S.Paleleh Tua HL4835 354.6448 110.9702 871

S. Matinan HL4834 357.7023 109.5802 781

S. Matinan HL4834 356.3471 110.7502 762

S. Matinan HL4837 358.2103 107.0642 738

S. Matinan

• Seng (Zn) Unsur seng (Zn) juga mengelompok pada daerah aliran Sungai Matahari, Sungai Paleleh Tua, Sungai Diapatih, Sungai Bulagidun dan Sungai Butakio Bodi. Batas ambang dari unsur Zn adalah > 204 ppm dan sebarannya terdapat pada batuan Formasi Dolokapa yang diintrusi oleh batuan diorit kuarsa dan granit (Tabel 4.4).

Tabel 4.4 Contoh sedimen sungai unsur Zn di atas harga ambang.

No. Contoh

Lokasi HL4803 380706 118732.5 1785 S.Matahari HL4802 382379.3 115923.1 703 S.Paleleh Tua HL4824 360982.8 116170.1 236

S.Diapatih HL4829 363686.6 108442.9 217

S. Bulagidun HL4825 358922.1 115295.1 213

S.Bulagidun HL4817 367832.3 113425.1 204 S.Butakio Bodi

• Kobal (Co) Konsentrasi kobal cenderung mengelompok pada daerah batuan volkanik yang berkomposisi andesitik-basaltik, dan merupakan bagian dari Formasi Dolokapa dan Breksi Wobudu yang berumur Tersier. Keberadaan anomali Co ini tidak berbarengan dengan terdapatnya nikel. Selain itu juga, Co sering kali muncul pada jalur-jalur sesar. Unsur kobal banyak tersebar di Sungai Nantu, Sungai Tidoloan, Sungai Palamian, Sungai Bonabogu, dan Sungai Intam. Komposisi unsur kobal antara 42 ppm sampai 56 ppm (Tabel 4.5).

Tabel 4.5 Contoh sedimen sungai unsur Co di atas harga ambang.

No. Contoh

Lokasi HL4839 352.6492 109.6874 56

S. Nantu HL4813 373.3136 118.4292 50

S.Tidoloan HL4841 350.5771 111.7147 42

S.Nantu HL4823 364.7986 116.7883 42

S.Palamian HL4845 346.3747 105.5851 42 S. Bonabogu HL4814 396.1095 117.9097 42

S. Intam

• Nikel (Ni) Lokasi contoh sedimen sungai yang memiliki nilai kandungan unsur nikel di atas batas ambang >103 ppm adalah contoh Al4972, AI4973, AI4956, AI4976, AI4970, AI4974, AI4984, dan AI4985 (Tabel 4.6). Unsur Ni • Nikel (Ni) Lokasi contoh sedimen sungai yang memiliki nilai kandungan unsur nikel di atas batas ambang >103 ppm adalah contoh Al4972, AI4973, AI4956, AI4976, AI4970, AI4974, AI4984, dan AI4985 (Tabel 4.6). Unsur Ni

Tabel 4.6 Contoh sedimen sungai unsur Ni di atas harga ambang.

No. Contoh

Lokasi AI4972 295.1497 107.5219 121

S.Boul AI4973 293.1233 108.0763 119

S.Boul AI4956 302.4351 110.1318 114

S.Boul AI4976 285.3661 108.1145 107

S.Boul AI4970 306.0626 109.2281 107

S.Boul AI4974 287.6851 107.0269 106

S.Boul AI4984 307.3255 105.1324 105

S.Boul AI4985 306.3636 100.4906 104

S.Boul

• Mangan (Mn) Mangan (Mn) secara bersamaan mengelompok dengan logam dasar lainnya seperti Cu, Pb, Zn, dan logam mulia (Au). Lokasi keterdapatannya terutama berada pada daerah penambangan emas primer. Lokasi ini bersesuaian dengan terdapatnya jalur magmatik di lengah utara Pulau Sulawesi. Oleh karena ini, bukan tidak mustahil akan terjadi konsentrasi mineral logam dasar dan mulia bersamaan dengan mineral ikutannya. Konsentrasi Mn dengan batas ambang lebih dari 1270 ppm terletak pada contoh HL4813, HL4814, HL4803, HL4802, AI4933, dan HL4991 (Tabel 4.7).

• Perak (Ag)

Untuk mengetahui lebih detil mengenai potensi cebakan mineral logam di daerah ini perlu dilakukan pemetaan geologi permukaan dengan tujuan utama mengetahui daerah-daerah mineralisasi. Anomali unsur Ag umumnya sangat erat kaitannya dengan mineralisasi emas, baik tipe mineralisasi hidrotermal di daerah pegunungan Paleleh maupun tipe mineralisasi porfiri di daerah Bulagidun. Ubahan utama ditemukan di Untuk mengetahui lebih detil mengenai potensi cebakan mineral logam di daerah ini perlu dilakukan pemetaan geologi permukaan dengan tujuan utama mengetahui daerah-daerah mineralisasi. Anomali unsur Ag umumnya sangat erat kaitannya dengan mineralisasi emas, baik tipe mineralisasi hidrotermal di daerah pegunungan Paleleh maupun tipe mineralisasi porfiri di daerah Bulagidun. Ubahan utama ditemukan di

Tabel 4.7 Contoh sedimen sungai unsur Mn di atas harga ambang.

No. Contoh

Lokasi HL4813 373.3136 118.4292 1939 S.Tidoloan HL4814 369.1095 117.9097 1710

S. Intam HL4803 380.706 118.7325 1449 S. Matahari HL4802 382.3793 115.9235 1407 S.Paleleh Tua

AI4933 326.1316 118.0425 1327 S. Buol AI4991 302.213 104.9677 1270

S.Boul

Tabel 4.8 Contoh sedimen sungai unsur Ag di atas harga ambang

No. Contoh

Lokasi HL4820 370024.30 110445.00 8 S. Butakio Bodi

HL4830 364742.90 108506.10 7 S. Bulagidun HL4802 382379.30 115923.50 6 S. Paleleh Tua HL4825 358922.10 115295.10 5

S. Bulagidun HL4829 363686.60 108442.90 5

S. Bulagidun HL4826 360486.30 112005.70 5

S. Bulagidun HL4816 364703.90 115047.60 5 S. Butakio Bodi HL4828 262997.40 111582.30 5

S. Bulagidun

• Litium (Li) Unsur litium (Li) tidak mengelompok secara bersamaan dengan unsur potasium (K). Rentang konsentrasi Li > 21 ppm sebagai batas ambang kandungan litium tersebar pada daerah sekitar Sungai Binotoan. Unsur Li tersebar pada batuan granit dan adamelit yang mempunyai ciri khas fenokris felspar cukup besar (5-6 cm). Kandungan Li sekitar Sungai Binontoan berkisar antara 37 ppm sampai 42 ppm (Tabel 4.9).

Tabel 4.9 Contoh sedimen sungai unsur Li di atas harga ambang.

No. Contoh

Lokasi DW5091 284863.4 122676.4 42

S.Binontoan DW5088 286822.9 126008.1 40

S.Binontoan DW5082 291773.3 133273.7 40

S.Binontoan DW5081 293582.5 132896.6 38

S.Binontoan DW5090 284276.7 123401.3 38

S.Binontoan DW5093 282861.8 120914.9 37

S.Binontoan

• Besi (Fe) Sebaran besi (Fe) terdapat di Sungai Nantu, Sungai Paboan, Sungai Kecil, dan Sungai Buol. Kandungan Fe yang cukup tinggi yaitu berkisar antara 14 ppm sampai 35 ppm terdapat pada contoh HL4841, HL4838, HL5111, HL4840, AI4908, dan AI4959 (Tabel 4.10 ). Terdapatnya kandungan besi di sungai-sungai tersebut di atas disebabkan oleh kandungan besi yang cukup banyak yang terdapat pada batuan volkanik yang bersifat andesitis dan basaltis.

Tabel 4.10 Contoh sedimen sungai unsur Fe di atas harga ambang.

No. Contoh

Lokasi HL4841 350577.1 111747.4 35

S. Nantu HL4838 352171 111937.3 14

S. Paboan HL5111 337752.5 117060.2 18

S. Kecil HL4840 353944.1 109942.7 17

S. Paboan AI4908 307712.6 115271.9 17

S. Buol AI4959 284069.8 113172.6 16

S. Buol

• Krom (Cr) Anomali krom umumnya mengelompok dengan unsur besi di beberapa lokasi, tetapi tidak mengelompok dengan unsur nikel. Terdapat enam lokasi krom yang mempunyai konsentrasi lebih besar sama dengan 542 ppm dan tersebar di bagian timur daerah penyelidikan, terutama yang berada di sungai-sungai kecil sebelah timur Biau. Sebelah timur Desa

Timbulon muncul nikel pada daerah mineralisasi logam mulia dan logam dasar, pada batuan volkanik Tersier dan jalur sesar berarah timur-barat, melalui daerah Paleleh. Kandungan krom yang tersebar di daerah timur Timbuloan, Sungai Kecil, Sungai Paboan, dan Sungai Nanto berkisar antara 542 ppm dan 1550 ppm (Tabel 4.11 ).

Tabel 4.11 Contoh sedimen sungai unsur Cr di atas harga ambang.

No. Contoh

Lokasi HL4804 377980.30 119259.90 1550 Timur Timbuloan HL5110 336809.80 117768.80 849

S.Kecil HL5109 33585.80 117894.40 770

S.Kecil HL5111 337752.50 117060.20 752

S.kecil HL4840 353944.10 109942.70 543

S.Paboan HL4841 350577.10 111714.70 542

S.Nanto

• Potasium (K) Sebaran kandungan potasium (K) terdapat di sekitar Lakean. Pada daerah ini penyebarannya terkait dengan terdapatnya batuan sedimen Tersier berupa batupasir kuarsa. Kadar potasium pada daerah ini adalah 32500 pp untuk Al4922 dan 230000 ppm untuk Al4923 (Tabel 4.12)

Tabel 4.12 Contoh sedimen sungai unsur Cr di atas harga ambang

No. Contoh

Lokasi Al4922 313723. 134955.3 32500 Lakean Al4923 315194.6 135569.7 23000 Lakean