Potensi Pemanfaatan Sumber Daya Mineral
5.1 Potensi Pemanfaatan Sumber Daya Mineral
Pada bagian ini, pembahasan tentang potensi pemanfaatan sumber daya mineral juga akan dibagi ke dalam golongan mineral logam dan non logam. Secara khusus untuk mineral non logam, yang juga dikatagorikan ke dalam bahan galian industri, akan diuraikan juga beberapa prospek pemanfaatan yang mungkin dapat diterapkan pada tataran keperluan praktis, termasuk spesifikasi persaratannya.
5.1.1 Mineral Logam
Dari hasil studi pekerjaan termasuk hasil analisis laboratorium, potensi bahan mineral logam yang dapat dikembangkan di Kabupaten Buol adalah emas dan bijih besi.
Endapan emas dan mineral pengikutnya tersebar di beberapa tempat seperti di daerah Paleleh dan Bulagidun. Untuk mengetahui penyebaran zona mineralisasi pada daerah potensi ini, maka perlu dilakukan pemetaan detil Endapan emas dan mineral pengikutnya tersebar di beberapa tempat seperti di daerah Paleleh dan Bulagidun. Untuk mengetahui penyebaran zona mineralisasi pada daerah potensi ini, maka perlu dilakukan pemetaan detil
Penyebaran bijih besi terdapat di Kecamatan Paleleh, tersebar di sepanjang pantai Teluk Paleleh. Untuk mengetahui cadangan yang tersimpan pada endapan pasir besi ini, harus dilakukan penelitian detil sehingga dapat diketahui jumlah cadangannya dengan pasti. Beberapa metoda yang dapat dilakukan dalam penelitian detil selain dilakukan pemetaan penyebaran endapan, adalah dengan menggunakan metoda geomagnet dan metoda geofisika (metoda gravitasi atau IP = Induced Polarization), yang dapat mengetahui kerentanan magnetiknya dan luas endapannya.
5.1.2 Mineral Non Logam
Bahan galian industri adalah bahan tambang, diluar bahan bakar, mineral bijih logam dan air yang digali dan dapat digunakan secara langsung tanpa atau dengan sedikit proses pengolahan terlebih dahulu. Anonim yang sering digunakan untuk bahan galian industri adalah bahan galian non logam, atau yang lebih spesifik lagi adalah bahan galian industri dan batuan.
Pertambangan bahan galian industri di Indonesia telah berlangsung lama, dikenal juga sebagai tambang tradisional yang biasa dilakukan oleh masyarakat setempat. Penambangan pasir, batu, lempung, kapur atau batugamping dan pasir kuarsa sering dilakukan oleh masyarakat lokal untuk keperluan material bangunan. Dari lempung, misalnya dapat dihasilkan bata dan genting. Dalam skala besar, batugamping, lempung dan pasir kwarsa sangat dibutuhkan sebagai bahan baku utama industri semen.
Permintaan bahan galian industri yang sangat besar tidak selalu dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri sehingga untuk beberapa jenis produk Permintaan bahan galian industri yang sangat besar tidak selalu dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri sehingga untuk beberapa jenis produk
Beberapa batuan yang mengandung mineral non logam dapat digunakan sebagai batu dimensi. Yang dimakdud dengan batu dimensi (dimension stone) adalah sekelompok batuan keras yang dapat dipotong dalam bentuk balok atau lempeng serta mengkilat bila dipoles serta dapat menampilkan keindahan warna dan teksturnya. Batu dimensi yang telah diproduksi di Indonesia adalah batugamping, marmer, granit, gabro, andesit, basalt, batu sabak, sekis kuarsa, gneiss dan batupasir.
Adapun beberapa potensi sumber daya mineral non logam yang ada di Kabupaten Buol antara lain batulempung, batupasir-sirtu, batuan beku, dan batugamping.
• Batugamping Batugamping yang terdapat di Kabupaten Buol tersingkap dengan penyebaran yang luas, namun demikian untuk mengetahui dengan pasti jumlah cadangannya, perlu di lakukan pemetaan detil sehingga gambaran tiga dimensinya akan diperoleh dengan pasti. Penyebaran batugamping yang terdapat di Kabupaten Buol terutama sekali yang tersebar di beberapa daerah seperti Kecamatan Lipunoto, Kecamatan Biau, dan Kecamatan Momunu.
Dari hasil pengujian kimia, batugamping yang berada di Kecamatan Lipunoto dan Kecamatan Biau dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri semen atau industri kalsium karbonat. Batugamping ini juga bisa digunakan sebagai bahan baku utama dalam pembuatan batu poles yang digunakan sebagai tiles untuk lantai pada bangunan rumah, hotel, perkantoran dll. Hasil akhir sebagai tiles/marmer mempunyai nilai artistik yang menarik dan mempunyai nilai komersial yang tinggi.
Namun demikian, untuk mengetahui jumlah cadangan serta tingkat keekonomisannya diperlukan penelitian detil tentang penyebaran batugamping secara lateral maupun vertikal. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemetaan geologi dan topografi detil dimana hasilnya akan digunakan untuk mengevaluasi kuantitas dan kualitas batugamping tersebut.
• Batulempung Lempung merupakan material yang sangat penting bagi industri keramik dan refraktori, seperti bata tahan api, juga sebagai zat pengisi (filler) pada industri semen, karet, kertas, pestisida, cat, farmasi, dan sanitasi. Selain itu, lempung juga bisa dimanfaatkan untuk bahan baku konstruksi, seperti untuk bahan baku pembuatan genteng dan bata. Namun demikian, perlu dianalisis sarat kualitas (spesifikasi) yang diperlukan untuk bisa digunakan dengan baik sesuai dengan pemanfaatannya.
• Batupasir-Sirtu Secara alami, kebutuhan akan bahan baku untuk bahan konstruksi terutama batupasir-sirtu tidak akan pernah berhenti selama proses pembangunan wilayah masih terus berlangsung. Begitu juga kebutuhan akan bahan konstruksi yang ada di Kabupaten Buol yang memperlihatkan akan adanya permintaan yang cukup banyak dalam waktu ke depan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengembangan yang terencana dan diharapkan dapat diselaraskan dengan rencana induk pengembangan wilayan di Kabupaten Buol. Namun demikian, tetap saja perlu dilakukan penelitian lebih rinci dan mendalam terutama meliputi aspek-aspek permintaan pasar (demand), faktor-faktor pembatas, posisi dan lokasi potensi terhadap pasar (aspek transportasi), dan lain-lain.
Lebih dari itu, keberadaan batupasir, konglomerat, dan breksi di Kabupaten Buol berpotensi sebagai bahan baku bangunan, baik untuk perumahan, perkotaan, hotel dan jalan. Untuk itu, penelitian dalam tahap yang lebih detil sangat diperlukan, terutama untuk mengidentifikasi beberapa lokasi yang Lebih dari itu, keberadaan batupasir, konglomerat, dan breksi di Kabupaten Buol berpotensi sebagai bahan baku bangunan, baik untuk perumahan, perkotaan, hotel dan jalan. Untuk itu, penelitian dalam tahap yang lebih detil sangat diperlukan, terutama untuk mengidentifikasi beberapa lokasi yang
• Batuan Beku Batuan beku granit, andesit, diorit dan basalt yang terdapat di Kabupaten Buol berpotensi untuk digunakan sebagai bahan baku bangunan, berupa split dengan berbagai ukuran tertentu, baik untuk perumahan, perkantoran, hotel maupun jalan raya. Selain itu, kelompok batuan ini juga juga berpotensi sebagai batu ornamen untuk penghias dinding dan lantai gedung, penyekat taman, patung hingga “paving block” pengganti aspal di jalan raya.