Rancangan Perbaikan Sistem Produktivitas Dengan Menggunakan Metodetotal Productivity Model Pada PT Mutiara Mukti Farma (MUTIFA) Deli Serdang

(1)

RANCANGANPERBAIKANSISTEMPRODUKTIVITASDENGAN

MENGGUNAKAN METODETOTAL

PRODUCTIVITYMODELPADA PTMUTIARA

MUKTI FARMA(MUTIFA)DELI SERDANG

TESIS

OLEH

LINA CATHERINA

127025002/TI

F A K U L T A S TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014


(2)

RANCANGANPERBAIKANSISTEMPRODUKTIVITASDENGAN

MENGGUNAKAN METODETOTAL

PRODUCTIVITYMODELPADA PTMUTIARA

MUKTI FARMA(MUTIFA)DELI SERDANG

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar MagisterTeknik

dalam Program Studi Teknik Industri pada Fakultas TeknikUniversitas Sumatera Utara

OLEH

LINA CATHERINA

127025002/TI

F A K U L T A S TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014


(3)

Judul Tesis :

RANCANGAN PERBAIKAN SISTEM PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOTAL PRODUCTIVITY MODEL PADA PT MUTIARA MUKTI FARMA (MUTIFA) DELI SERDANG.

Nama Mahasiswa : Lina Catherina NIM : 127025002

Program Studi : Teknik Industri

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof.Dr.Ir.A.Rahim Matondang,MSIE)(Dr.Ir.Nazaruddin,MT)Ketua Anggota

Ketua Program Studi,Dekan,

(Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng) (Prof. Dr. Ir. Bustami Syam, MSME)

Tanggal Lulus : 23 September 2014 Telah diuji pada


(4)

Tanggal : 23 September 2014

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof.Dr.Ir.A.Rahim Matondang, MSIE Anggota : 1. Dr. Ir. Nazaruddin, MT

2. Prof.Dr.Ir.Sukaria Sinulingga, M.Eng 3. Prof. Dr. Ir. Harmein Nasution, MSIE 4. Dr. Eng. Ir. Listiani Nurul Huda, MT


(5)

Denganinisayamenyatakanbahwatesis yang berjudul:

RANCANGAN PERBAIKAN SISTEM PRODUKTIVITASDENGAN MENGGUNAKAN METODETOTAL PRODUCTIVITY MODELPADA PT MUTIARA MUKTI FARMA (MUTIFA) DELI SERDANG

adalahbenarhasilkaryasayasendiridanbelumdipublikasikanolehsiapapunsebelu

mnya.Sumber-sumber data daninformasi yang digunakantelahdinyatakansecarabenardanjelas.

Medan, Agustus 2014 Yang MembuatPernyataan,

Lina Catherina NIM: 127025002


(6)

Produktivitasadalahrasiodarijumlah total output terhadapjumlah total input.Produktivitasmerefleksikanpengaruhsemua input dalammenghasilkan output selamarentangwaktutertentu.

Penelitianinibertujuanuntukmerancangperbaikansistemproduktivitas yang

dapatdiimplementasikansesuaikondisi internal perusahaan.Metodepenelitianadalahmetodedeskriptif yang

bersifateksploratifdenganmenggunakan Model

ProduktivitasTotal.Metodeinimengukurindeksproduktivitastotal

danparsialtenagakerja, material, energidan modal. Produktivitastotal tahun 2013

menurunsebesar 0,018. Fluktuasiindeksproduktivitasberdasarkanhargatahundasarmenunjukkanproduktivitasp

arsial material menurundibandingkandenganproduktivitasparsialtenagakerja, energidan modal.Evaluasiproduktivitasdenganmengurangibiayatenagakerja(reduksi

input)dapatmeningkatkanproduktivitastotal 16,02 %.

Rancanganperbaikanproduktivitas material dilakukanberdasarkan faktor-faktor yang

mempengaruhi produktivitas material rendah. Hal

iniberupatindakanperbaikandenganfokuspada operator, input bahanbaku, mesinproduksidanprodukcacat.

Kata Kunci: IndeksProduktivitas, PengukuranProduktivitas, Model Produktivitas Total


(7)

i

ABSTRACT

Productivity is the ratio of the total output on the total input. It reflects the influence of all inputs in producing output within a certain time. The objective of the research was to design the improvement of productivity system which can be implemented according to a company’s internal condition. The research used descriptive explorative method, using Total Productivity Model which measured total and partial productivity index of manpower, material, energy, and capital. Total productivity in 2013 decreased to 0.018. The fluctuation of productivity index which is based on basic annual price indicated that partial productivity of material decreases, compared with partial productivity of manpower, energy, and capital. The evaluation of productivity by reducing the cost of manpower (input reduction) can increase total of productivity to 16.02%. The design for the improvement of material productivity is done, based on some factors which influence the low productivity of material by the improvement which is focused on the operator, input of raw material, productive machines, and defect products.

Keywords: Productivity Index, Measurement of Productivity, Total Productivity Model


(8)

RIWAYAT HIDUP

Lina Catherina dilahirkan di Ujung Pandang padatanggal 28 Desember 1981, merupakanputridari Alm.Bapak Ir. G.M. SinagadanIbu Ir.Marianna Manurung.

Pendidikan formal dimulaidaripendidikandasar SD Methodist 1, Medan yang

selesaipada tahun 1994.Padatahun 1997

menyelesaikanpendidikanSekolahMenengahPertama di SLTPN 2 Medan, SekolahMenengahAtasdiselesaikan di SMUN 1 Medan padatahun 2000.Penulismelanjutkanperkuliahan di Program Studi Diploma IV (D-IV) FakultasTeknik USU, JurusanTeknikdanManajemenPabrikdanselesaitahun 2005dengangelarSarjanaSainsTerapan (SST).Pendidikan non formalberupaKursusPajakTerapan Brevet A dan Brevet B, sertaComputer Accounting

di LM Patra Medan padatahun 2007.Penulisjugamenempuhpendidikan di Program AktaMengajarFakultasKeguruandanIlmuPendidikanUniversitasDarmaAgung (Akta-IV FKIP-UDA) Medan selama 1 tahunpadatahun 2009.

PenulispernahmendapatpenghargaandariMarkasBesarKepolisian Negara

Republik Indonesia (MABES POLRI) ataspartisipasipenulisdalamLombaKaryaTulisHariBhayangkara Ke-58 padatahun

2004.Padatahun 2012 penulismelanjutkanpendidikan S2 di Magister TeknikIndustriUSU,Medan.


(9)

KATA PENGANTAR

PujisyukurpenulispanjatkankehadiratTuhan Yang MahaEsaataskarunia-Nyasehinggapenulismenyelesaikanpenelitian yang berjudul“RANCANGAN PERBAIKAN SISTEM PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOTAL PRODUCTIVITY MODEL PADA PT MUTIARA MUKTI FARMA (MUTIFA) DELI SERDANG”.Penelitianiniberupayamemberikan kontribusibagiperusahaandenganrancanganperbaikanproduktivitas.

Penulismengucapkanterimakasihkepada orang tuadanteman-teman yang telahmemberikandukungantenagadanbuahpikirandalampembuatantesis.Ucapanterima kasihkepadaBapakProf.Dr.Ir.BustamiSyam, MSME selakudekanFakultasTeknik USU. KepadaBapakProf.Dr.Ir.SukariaSinulingga, M.Eng.selakuKetua Program Studi Magister TeknikIndustri USUdanKetuaKomisiPembanding.

KepadaBapakProf.Dr.Ir.A.RahimMatondang, MSIE sebagai

KetuaKomisiPembimbingdanBapakDr.Ir.Nazaruddin, MT dananggotaKomisiPembimbing. KepadaBapakProf.Dr.Ir.HarmeinNasution, MSIE

danIbuDr.Eng.Ir.ListianiNurul Huda, MT, selakudosenpembandingsertaIbuIr.RosnaniGinting, MT selakusekretarisMagister

TeknikIndustri USU sertaparastafpengajar program Magister TeknikIndustri USU yang telahmemberikanilmupengetahuandanmotivasiselamamenjalankanstudi di Magister TeknikIndustri USU. Dan terakhir kepadaBapakAmiruddin Pane,Ssiselakumanajerproduksiyang telahmemberiizinpenelitian.


(10)

Penulismenyadarimasihbanyakkekuranganpenelitian, sehingga saran dankritik yang bersifatkonstruktifpenulisbutuhkanuntukperbaikantulisan mendatang.

Medan, Agustus 2014 Penulis

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB1 PENDAHULUAN ... ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5


(11)

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Ruang Lingkup Penelitian Dan Batasan ... 7

1.6 Asumsi-asumsi ... 8

1.7Sistematika Penulisan ... BAB2 LANDASAN TEORI ... 10

2.1 Pengertian Produktivitas ... 10

2.2Klasifikasi Jenis Produktivitas ... 11

2.2.1 Produktivitas Total ... 11

2.2.2 Produktivitas Total Faktor ... 12

2.2.3 Produktivitas Parsial ... 12

2.3 Siklus Produktivitas... 13

2.4 Pengukuran Produktivitas ... 14

2.5 DasarTotal Productivity Model (TPM) ... 15

2.6 Notasi Untuk Total Productivity Model (TPM) ... 18

2.7 Analisa dan Evaluasi Produktivitas ……… ... 20

2.8 Tinjauan Hasil Penelitian Sebelumnya ... 23

BAB3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 25

3.1 Sejarah Perusahaan... 25

3.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 26

3.3 Pembagian Tugas Dan Tanggung Jawab ... 27


(12)

3.5 Sistem Pengupahan Dan Fasilitas Lainnya ... 34

3.6 Proses Produksi ... 35

3.6.1Standar Mutu Produk ... 36

3.6.2Bahan Yang Digunakan ... 36

BAB4 METODOLOGI PENELITIAN...44

4.1 Tipe Penelitian………...44

4.2 Lokasi Penelitian………44

4.3 Metodologi Penelitian………44

4.3.1Kerangka Konseptual……….46

4.3.2Definisi Operasional………47

4.3.3 Pengumpulan Data………..49

4.3.4 Metode Pengolahan dan Analisa Data………...49

BAB5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….………..56

5.1 Pengolahan Data...56

5.1.1Perhitungan Harga Konstan………...56

5.1.2Perhitungan Input Total………..64

5.1.3Perhitungan Output Total………...65

5.2 Perhitungan Indeks Produktivitas……….…65

5.2.1 Produktivitas Total Perusahaan………..65

5.2.2 Perhitungan Produktivitas Parsial………..66

5.2.3 Perhitungan BEP Produktivitas Total Antalgin……….68

5.3Analisa Produktivitas Parsial...69

5.3.1 Analisa Produktivitas Parsial Tenaga Kerja………...69

5.3.2 Analisa Produktivitas Parsial Material……….70

5.3.3 Analisa Produktivitas Parsial Energi………..70

5.3.4 Analisa Produktivitas Parsial Modal………...71

5.3.5 Analisa Perubahan Produktivitas ... …...72

5.3.6 Evaluasi Produktivitas Berdasarkan Laporan Perubahan . …...74


(13)

5.3.8 Menyusun Penerapan Rencana Perbaikan ... …...82

5.3.9 Perbandingan Kondisi Aktual Dengan Hasil Rancangan ... …...83

BAB6KESIMPULAN DAN SARAN...85

6.1 Kesimpulan….. ... ……...85

6.2 Saran………...86

DAFTAR PUSTAKA……….…………...88


(14)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Hal

1.1 GrafikProduktivitasObat Tablet Antalgin ... 5

2.1 Model SiklusProduktivitas “MEPI”... 13

2.2 Elemen-elemen Input dalamTotal Productivity Model ... 16

2.3 Elemen-elemen Output dalamTotal Productivity Model ... 16

3.1 StrukturOrganisasi PT MUTIARA MUKTI FARMA... 29

3.2 Blok Diagram Proses ProduksiObat Tablet ... 39

4.1 Blok Diagram MetodologiPenelitian ... 45

4.2 KerangkaKonseptualPenelitian ... 47

5.1 ProduktivitasTenagaKerjaTahun 2009-2013 ... 69

5.2 Produktivitas Material Tahun 2009-2013 ... 70

5.3 ProduktivitasEnergiTahun 2009-2013 ... 71

5.4 Produktivitas Modal Tahun 2009-2013 ... 71


(15)

DAFTAR TABEL

No. Judul Hal

1.1 Data Produksi TabletAntalgin Tahun 2009-2013………. 4

1.2 Hasil Perhitungan Produktivitas TabletAntalgin Tahun 2009-2013 4

2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya ……….... 24

3.1 Rincian Tenaga Kerja PT MUTIARA MUKTI FARMA………..… 33

3.2 Standar Mutu Antalgin………... 36

5.1 Deflator Biaya Tenaga Kerja………. 57

5.2 Harga Konstan Biaya Tenaga Kerja……….. 57

5.3 Deflator Biaya Material………. 58

5.4 Harga Konstan Biaya Material ……….. 59

5.5 Deflator Biaya Energi……… 60

5.6 Harga Konstan Biaya Energi………... 60

5.7 Deflator Biaya Modal Tetap………. ………. 61

5.8 Harga Konstan Modal Tetap……….. 61

5.9 Deflator Biaya Modal Kerja………. ………. 62

5.10 Harga Konstan Modal Kerja……….. 63

5.11 Deflator Biaya Output……… 64


(16)

5.13 Nilai Input Total………... 65

No. Judul Hal 5.14 Nilai Output Total……… 65

5.15 Nilai Produktivitas Total Perusahaan………. 66

5.16 Produktivitas Parsial Tenaga Kerja……….. 66

5.17 Produktivitas Parsial Material………. 67

5.18 Produktivitas Parsial Modal……… 67

5.19 Produktivitas Parsial Energi………... 68

5.20 BEP Produktivitas Total……… 69

5.21 Perhitungan Perubahan Produktivitas Total………... 72

5.22 Rancangan Perbaikan Sistem Produktivitas Material……….... 83 5.23 Perbandingan Kondisi Aktual Dengan Rancangan Perbaikan Sistem 84


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Hal


(18)

i

ABSTRACT

Productivity is the ratio of the total output on the total input. It reflects the influence of all inputs in producing output within a certain time. The objective of the research was to design the improvement of productivity system which can be implemented according to a company’s internal condition. The research used descriptive explorative method, using Total Productivity Model which measured total and partial productivity index of manpower, material, energy, and capital. Total productivity in 2013 decreased to 0.018. The fluctuation of productivity index which is based on basic annual price indicated that partial productivity of material decreases, compared with partial productivity of manpower, energy, and capital. The evaluation of productivity by reducing the cost of manpower (input reduction) can increase total of productivity to 16.02%. The design for the improvement of material productivity is done, based on some factors which influence the low productivity of material by the improvement which is focused on the operator, input of raw material, productive machines, and defect products.

Keywords: Productivity Index, Measurement of Productivity, Total Productivity Model


(19)

BAB 1

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Tablet sebagai obat resep farmasi banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Sekitar 40% resep tablet dikontribusikan untuk produksi obat generik. Jika penyerapan obat generik terbatas, maka dikhawatirkan penjualan obat tablet akan terus merosot. Secara umum, harga pokok penjualan (HPP) obat tablet lebih kecil dibandingkan obat non generik. Ada sebanyak 40 produk obat tablet generik dari sekitar 150 produknya yang memiliki harga pokok penjualan (HPP) di bawah harga obat non generik. Sepanjang 2013, penjualan Indofarma sebagai emiten farmasi milik negara menurun.PT Indofarma Tbk (INAF) merevisi proyeksi penjualan sepanjang tahun ini sebesar 16,66% menjadi Rp 1,2 triliun dari sebelumnya Rp 1,4 triliun. Direktur Utama PT Indofarma, Elfiano Rizaldy mengatakan, beban pokok penjualan


(20)

perseroan sepanjang tahun ini membengkak 1,46% menjadi Rp 4447,05 miliar. Hingga akhir tahun diperkirakan penjualan obat Rp 1,2 triliun.

Menurut Elfiano (2013), meningkatnya nilai tukar dolar Amerika terhadap rupiah membuat perseroan harus mengerem penjualan obat. Hal ini dikarenakan, dalam awalrencana kerja acuan kurs Rp 9.500 per dolar AS, namun saat ini nilai tukar rupiah sudah menyentuh di kisaran Rp 12 ribu per dolar AS.Dengan penurunan perolehan penjualan ini, maka dipastikan mempengaruhi target laba bersih perseroan hingga akhir 2013. Sebelumnya, perseroan membidik laba sebesar Rp 85 miliar. Kinerja perseroan per September mengalami rugi bersih sebesar Rp 61,16 miliar. Padahal, perseroan sempat meraup laba Rp 20,03 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Tercatat, salah satu penyebab penurunan kinerja tersebut adalah beban pokok penjualan yang membengkak sebesar 1,4 % dari Rp 440,6 miliar menjadi Rp 447,05 miliar. Namun, penjualan bersih Indofarma justru turun sekitar 8,6% dari Rp 701,5 miliar menjadi Rp 640,8 miliar.

Berdasarkan statistik pasar modal dalam negeri (2013), lemahnya nilai tukar rupiah membuat harga bahan baku naik dan pengeluaran perseroan lebih besar. Impor bahan baku obat 90 persen lebih,renovasi pabrik farmasi, kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) berdampak terhadap penurunan produksi obat. Penurunan penjualan berdampak signifikan pada beban operasional dan keuangan perusahaan. Hingga akhir September 2013, INAF mencatatkan rugi bersih Rp 61,16 miliar.


(21)

Salah satu upaya mengatasi penurunan produksi perusahaan adalah dengan melakukan pengukuran produktivitas.Pengukuran produktivitas sebagai dasar perencanaan sangat penting di dalam perusahaan. Hal ini disebabkan tuntutan perusahaan mengembangkan daya saing terhadap perusahaan lain selain peningkatan produktivitas. Pengukuran produktivitas perlu dilakukan untuk merancang suatu sistem produktivitas yang lebih baik dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan, serta upaya peningkatan produktivitas untuk menentukan strategi perusahaan di masa yang akan datang.

Ada beberapa metode untuk pengukuran produktivitas berdasarkan pendekatan indeks produktivitas antara lain Total Productivity Model, metode Marvin E. Mundel, metode American Productivity Center (APC), model Hines, Metode Craig-Harris, model Kendrick-Creamer. Penelitian ini menggunakan metode Total Productivity Model.Model ini cocok digunakan untuk industri manufaktur untuk mengukur produktivitas perusahaan dan produktivitas parsial faktor-faktor produksi.

PT Mutiara Mukti Farma (MUTIFA) yang bergerak di bidang produksi farmasi. Perusahaan ini berlokasi di Jalan Besar Namorambe Km 8,5 No. 68, Kecamatan Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. PT MUTIFA menghasilkan produk obat berupa tablet dengan nama Antalgin. Perusahaan ini berupaya meningkatkan produktivitas dalam menghadapi persaingan usaha yang semakin kompetitif.Upaya untuk meningkatkan produktivitas ini adalah melalui pengukuran.


(22)

Pengukuran produktivitas penting bagi perusahaan sebagai dasar rencana kinerja masa yang akan datang.Proses produksi merupakan cara menambah nilai (value) suatu barang dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, mesin, peralatan, material, metode, dan modal. PT Mutiara Mukti Farma membutuhkan bahan baku, bahan tambahan, bahan penolong, mesin, peralatan, tenaga kerja serta manajemen yang baik untuk melakukan pembuatan obat, namun dalam melaksanakan operasional perusahaan mengalami penurunan produktivitas.Penurunan ini dapat dilihat dari dataTabel 1.1 dan Tabel 1.2.

Tabel 1.1. Data Produksi Tablet Antalgin Tahun 2009-2013

URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013

OUTPUT TANGIBLE DALAM RUPIAH

1.PRODUKSI 2,861,500,000 2,268,000,000 2,910,000,000 2,310,000,000 2,550,000,000 2.PRODUK 1/2 JADI 1,070,972,500 1,808,274,900 1,604,275,800 1,757,325,650 1,514,751,150 3.DIVIDEN 25000000 25000000 25000000 25000000 25000000 4.BUNGA SURAT

BERHARGA

50000000 50000000 50000000 50000000 50000000 5.PENDAPATAN

LAIN

0 0 0 0 0

TOTAL 4,007,472,500 4,151,274,900 4,589,275,800 4,142,325,650 4,139,751,150

INPUT TANGIBLE

1.TENAGA KERJA 2,496,960,000 2,496,960,000 2,496,960,000 2,496,960,000 2,496,960,000 2.MATERIAL 10862345 10214576 19875720 10200824 11867990 3.MODAL 203340000 298315110 242063900 298740015 322569007 4.ENERGI 477500275 472455792 462010682 458371985 459616164 5.PENGELUARAN

LAIN

(DINAS,PAJAK,DLL)

100000000 100000000 100000000 100000000 100000000

TOTAL 3,288,082,620 3,478,595,478 3,312,210,302 3,205,472,824 3,276,613,161

Sumber : PT Mutiara Mukti Farma (2013)


(23)

Tahun

Input Total Output Total Produktivitas Total (Rp)

Indeks Produktivitas Jumlah (Rp) Jumlah (Rp)

2009 3.208.082.620 4.007.472.500 1,249 1,000 2010 3.478.595.478 4.151.274.900 1,193 0,955 2011 3.486.274.302 4.589.275.800 1,316 1,053 2012 3.315.472.824 4.142.325.650 1,249 1,000 2013 3.276.613.161 4.139.751.150 1,263 1,011

Sumber :Pengolahan Data PT Mutiara Mukti Farma (2013)

Sumber :Pengolahan DataPT Mutiara Mukti Farma (2013)

Gambar 1.1.Grafik Produktivitas Obat Tablet Antalgin

Berdasarkan Gambar 1.1 terlihat bahwa sejak tahun 2010 terjadi penurunan produksi obat. Penurunan drastis yang signifikan terjadi dari tahun 2011menuju 2012, selanjutnya naik perlahan-lahan sampai tahun 2013; dalam hal ini perlu dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja perusahaan.

1.2. Perumusan Masalah

2009 2010 2011 2012 2013

Productivity 1.249 1.193 1.316 1.249 1.263

1.249 1.193 1.316 1.249 1.263 1.10 1.15 1.20 1.25 1.30 1.35 Inde ks P ro d u k tiv it as Periode


(24)

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan terlihat bahwa capaian produktivitas perusahaan mengalami penurunan, yang dapat dilihat dari data Tabel 1.1. dan Gambar 1.1. Produktivitasperusahaan rendah ditandai dengan penurunan volume produksi dari tahun 2012 hingga 2013 (jangka waktu 5 tahun berturut-turut). Pemborosan sumber daya tinggi menunjukkan indikasi bahwa produktivitas perusahaan rendah.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dilaksanakan untuk merancang perbaikan sistem produktivitas yang memungkinkan PT Mutiara Mukti Farma (MUTIFA) dapat mengimplementasikan sesuai kondisi internal perusahaan. Adapun sasaran untuk mencapai tujuan tersebut adalah:

1. Mengindentifikasi faktor-faktor penyebab rendahnya produktivitas.

2. Menyusun suatu rancangan perbaikan sistem dengan implementasi pengukuran produktivitas sebagai dasar perencanaan.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut.


(25)

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian dapat dijadikan bahan referensi dan refleksi produktivitas.

b. Memberikan kontribusi untuk memperluas kajian ilmu Teknik Industri berkaitan dengan analisa dan evaluasi produktivitas.

2.Manfaat Praktis

a. Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman dengan membandingkan antara teori selama masa perkuliahan dengan praktik yang dilaksanakan perusahaan.

b. Bagi program Pascasarjana Teknik Industri Universitas Sumatera Utara (USU) Medan, penelitian ini merupakan dasar pengembangan kerjasama dengan PT Mutiara Mukti Farma (MUTIFA) serta penambahan literatur ilmiah.

c. Secara khusus bagi penulis sebagai kesempatan untuk mengembangkan keterampilan di bidang ilmu Teknik Industri dan syarat kelengkapan tugas tesis.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian dan Batasan

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah pengukuran produktivitas yang semakin menurun dari waktu ke waktu khususnya lima tahun terakhir (mulai tahun


(26)

2009 hingga 2013). Dengan pengukuranproduktivitas akurat tenaga kerja diharapkan kinerja tenaga kerja meningkat yang akan mendorong tujuan-tujuan perusahaan terealisasi dalam waktu dekat. Dalam penelitian sangat perlu dilakukan batasan-batasan masalah agar penelitian menjadi lebih jelas, terarah dan terukur.Masalah-masalah yang terlalu luas mengakibatkan kerumitan pemecahan terukur.Masalah-masalah yang disebabkan banyak faktor yang tidak dapat diidentifikasi dan dijangkau oleh penulis.Penelitian ini dibatasi oleh hal-hal sebagai berikut:

1. Dataanalisa dan evaluasi produktivitas adalah data modal, tenaga kerja, energi, bahan, mesin dan peralatan selama lima tahun terakhir, yaitu tahun 2009,2010, 2011,2012 dan 2013.

2. Pengukuran produktivitas dengan menggunakan metode Total Productivity Model, yaitu menghitung produktivitas total dengan cara membagi output

total (tangible) dengan input total tangible. Model ini didasarkan pada pengukuran produktivitas total dan produktivitas parsial.

3. Evaluasi produktivitas dilakukan untuk mengetahui tingkat produktivitas perusahaan yang selanjutnya dilakukan perbaikan produktivitas.

1.6. Asumsi-Asumsi


(27)

1. Data yang diambil untuk mengukur produktivitas adalah data kegiatan bagianproduksi, personalia dan keuangan perusahaan.

2.Proses produksi dan metode kerja tidak ada mengalami perubahan.

3. Kondisi perekonomian di Indonesia dalam keadaan stabil.

1.7. Sistematika Penulisan

Penelitian ini terdiri dari enambab.Bab pertama menjelaskan tentang latar belakang dan rumusan masalah, penjelasan, tujuan dan manfaat penelitian, serta batasan dan asumsi-asumsi yang digunakan.Bab kedua berisi studi pustaka sesuai teori yang berkaitan dengan rancangan perbaikanproduktivitas dengan menggunakan metode Total Productivity Model.

Bab ketiga menguraikan gambaran umum perusahaan tempat penelitian. Bab keempat mengenai jenis, lokasi, metodedan langkah-langkah penelitian seperti yang tergambar dalam blok diagram penelitian. Bab kelima diuraikan mengenai pengumpulan, pengolahan, analisa dan evaluasi data serta perancangan perbaikan.Bab keenam berisi tentang kesimpulan penelitian serta saran untuk perusahaan dan penelitian selanjutnya.


(28)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Produktivitas

“Produktivitas” telah menjadi suatu kata yang sering dibicarakan dewasa ini dan hampir tidak mungkin tidak disebutkan dalam berbagai tulisan, seperti pada majalah perdagangan, surat kabar, laporan manajemen, pidato politik, berita televisi, iklan para konsultan, konferensi, dan lain sebagainya. Menurut penelitian Jung (2011:4), produktivitas merupakan indikator penting yang mewakili pertumbuhan ekonomi setiap negara.Pertama kali kata “produktivitas” disebutkan dalam suatu artikel oleh Quesnay pada tahun 1766.Lebih seabad kemudian pada tahun 1883, Littre mendefinisikan produktivitas sebagai “indera untuk produksi” yaitu keinginan untuk memproduksi. Hasil penelitian Gupta (2010:4), menegaskan bahwa produktivitas adalah hasil perbandingan kuantitatif output terhadap input. Dalam

OrganizationforEuropeanEconomicCooperation (OEEC) produktivitas didefinisikan sebagai hasil yang diperoleh dengan membandingkan output dengan salah satu faktor produksi. Dalam hal ini dimungkinkan untuk membahas produktivitas modal,


(29)

investasi, atau bahan baku berdasarkan output yang dikaitkan dengan modal, investasi, atau bahan baku, dan lain sebagainya.

Definisi produktivitas juga sebagai rasio output terhadap beberapa penggunaan input. Ini berarti produktivitas tidak lebih dari suatu rasio aritmatika antara jumlah yang dihasilkan dengan jumlah setiap sumber daya yang digunakan dalam proses produksi. Jika dilihat melalui istilah secara kuantitatif, produksi adalah jumlah output yang diproduksi, sedangkan produktivitas adalah rasio antara output yang diproduksi dan

input yang digunakan.

2.2. Klasifikasi Jenis Produktivitas

Produktivitas yang dikutip dari penelitian Kevin (2011:9), menggabungkan konsep efektivitas dan efisiensi, di mana efektivitas adalah sejauh mana hasil akhir yang dicapai dengan standar yang dibutuhkan.Dalam hal ini produktivitas diklasifikasikan dalam tiga jenis yang masing-masing memiliki arti sedikit berbeda, yaitu produktivitas total, produktivitas total-faktor, dan produktivitas parsial.

2.2.1. Produktivitas Total

Produktivitas adalah rasio dari jumlah total output terhadap jumlah total input. Konsep produktivitas ini dikembangkan Laura (2009:21), yang menyatakan bahwa produktivitas total merefleksikan pengaruh semua input dalam menghasilkan output, dengan persamaan 2.1:


(30)

Produktivitas Total = output total

input total … … … (2.1)

Pada tingkat perusahaan, produktivitas total ini merupakan produktivitas total sistem perusahaan. Penelitian Chad (2011:7), menegaskan bahwa output dapat berupa produk, jasa, dan produk/jasa sampingan yang dihasilkan perusahaan. Sedangkan input dapat berupa bahan, tenaga kerja, modal, energi, lahan, informasi, manajemen, yang diperlukan untuk menghasilkan output-output tersebut diatas. Periode untuk menghitung output maupun input harus sama, misalnya satu tahun, kuartal, atau satu bulan.

2.2.2. Produktivitas Total Faktor

Produktivitas total faktor adalah rasio dari output bersih terhadap jumlah input tenaga kerja dan modal yang bersangkutan. Output bersih adalah total output dikurangi dengan pembelian barang atau jasa antara (input) antara yang digunakan dalam proses produksi. Perbedaannya dengan produktivitas total adalah pembagi dari rasio produktivitas total faktor hanya terdiri dari input tenaga kerja dan modal.

2.2.3. Produktivitas Parsial

Produktivitas parsial adalah rasio dari output terhadap salah satu faktor input, sering disebut juga sebagai produktivitas faktor tunggal (single-factor productivity). Sebagai contoh, produktivitas tenaga kerja merupakan ukuran produktivitas parsial

input tenaga kerja yang diukur berdasarkan rasio output terhadap input tenaga kerja. Produktivitas parsial digunakan untuk mendeteksi penyebab terjadinya penurunan


(31)

atau peningkatan produktivitas sehingga dapat dilakukan proses perbaikan produktivitas yang lebih terfokus pada langkah selanjutnya.

2.3. Siklus Produktivitas

Penelitian mengenai siklus produktivitasyang dilakukanMahassan (2011:2),menyatakan bahwa produktivitas bisa ditingkatkan melaluipenerapan model matematis metode tradisional untuk kegiatan manufaktur dan layanan industri. Manajemen produktivitas mengembangkan rencana program produktivitas yang didasarkan pada empat tahap yang disebut siklus produktivitas.Siklus produktivitas terdiri dari empat tahap yang terdiri dari Measurement, Evaluation, Planning, dan

Improvement.Siklus ini dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Pengukuran (Measurement)

Produktivitas

Perencanaan (Planning)

Produktivitas

Penilaian (Evaluation)

Produktivitas Perbaikan (Improvement)

Produktivitas

Gambar 2.1. Model Siklus Produktivitas “MEPI”

Konsep siklus ini memperlihatkan bahwa peningkatan produktivitas harus dimulai oleh kegiatan pengukuran, penelitian, dan perencanaan dari produktivitas itu sendiri.Keempat tahap ini sangat penting dilaksanakan karena siklus tersebut


(32)

menunjukan bahwa program penelitian produktivitas merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan dan melibatkan seluruh operasi kegiatan perusahaan.

Apabila produktivitas dari sistem ini telah dapat diukur, langkah berikutnya adalah mengevaluasi tingkat produktivitas aktual itu untuk diperbandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan.Kesenjangan yang terjadi antara tingkat produktivitas aktual dengan rencana (productivity gap) merupakan masalah produktivitas yang harus dievaluasi dan dicari akar penyebab yang menimbulkan kesenjangan produktivitas itu.

2.4. Pengukuran Produktivitas

Pengukuran adalah sebuah langkah awal yang bersifat normatif dalam melakukan suatu perencanaan baik untuk tujuan perbaikan atau peningkatan maupun tujuan pengembangan. Jika seorang manajer mengingatkan seluruh karyawannya untuk terus memperbaiki dan meningkatkan produktivitas, maka perintah ini tidak mempunyai makna apabila tidak dijelaskan berapa tingkat produktivitas yang saat ini telah dicapai oleh masing-masing unit kerja dan bagaimana penilaian manajemen terhadap capaian produktivitas tersebut.

Sumanth (1984:153), mengembangkan model pengukuran produktivitas dengan memperhatikan pengaruh utama semua faktor input terhadap output yang sifatnya tangible. Model tersebut dapat digunakan tidak hanya pada tingkat agregat


(33)

tetapi juga pada tingkat operasional misalnya tingkat departemen. Keunikan dari model tersebut tidak hanya mengukur indeks produktivitas total tetapi juga menunjukkan input ataupun sumber daya tertentu yang memerlukan perbaikan utilisasi.

2.5. Dasar Total Productivity Model

Total Productivity Model adalah salah satu model dasar dari beberapa versi pengukuran produktivitas.Total Productivity Modeldidasarkan pada pengukuran produktivitas total dan pengukuran produktivitas parsial. Penelitian Ammara mengenai model Total Produktivitas (2008:15), model ini sangat baikditerapkan pada setiap perusahaan manufaktur atau perusahaan jasa. Definisi total produktivitas dalam

Total Productivity Modeldengan persamaan 2.2:

Produktivitas Total = output total (��������)

input total (��������) … … … (2.2) Dimana:

Output total (tangible)=nilai semua produk jadi yang diproduksi + nilai produk setengah jadi yang diproduksi + dividen dari sekuritas + bunga dari surat berharga + pendapatan lainnya.

Input total (tangible)= nilai dari faktor input tenaga kerja + bahan + kapital + energi + pengeluaran lainnya


(34)

Tangible dalam hal ini diartikan pada dasarnya secara langsung dapat diukur. Jumlah output yang tidak dapat diukur dan elemen-elemen input yang tidak dapat diukur relatif kecil dibandingkan dengan jumlah output total yang dapat diukur dan input total yang dapat diukur, sehingga dapat diabaikan untuk tujuan praktis.Elemen-elemen input tangible dan output tangible seperti pada Gambar 2.2 dan 2.3.

Input (tangible)

Kapital (Modal) Material Energy Pengeluaran Lain Pekerja Manajer Profesional Birokrat Tenaga administrasi Manusia Tetap Tanah Bangunan Mesin-mesin Peralatan Lancar Inventory Kas Accounts receiveable Notes receiveable Bahan baku Part dari luar Minyak bumi Gas Batubara Air Listrik Perjalanan Pajak-pajak Tenaga ahli Pemasaran Pengolahan informasi Alat tulis kantor Riset dan pengembangan Biaya-biaya umum

Gambar 2.2. Elemen-elemen Input dalam Total Productivity Model

Output (tangible) Produk setengah jadi Dividen dari sekuritas Bunga surat berharga Pendapatan lainnya Produk jadi diproduksi Untuk dijual Untuk kebutuhan internal Untuk dijual Untuk kebutuhan internal


(35)

Perlu diketahui bahwa output di sini mengacu pada semua output yang dihasilkan, dan input mengacu pada semua sumber daya dikonsumsi atau dikeluarkan untuk menghasilkan output. Baik input maupun output digambarkan dalam harga konstan yang berlaku pada periode dasar. Dengan kata lain, input tangible dan output tangible harus dinyatakan dalam nilai moneter (mata uang) karena semua elemen-elemeninput dan output tidak memiliki satuan yang sama.

Beberapa kelebihan dari metode Total Productivity Model sebagai berikut: a. Menyediakan agregat indeks produktivitas tingkat perusahaan dan tingkat unit

operasional secara rinci

b. Menunjukkan unit operasional yang memberikan keuntungan dan tidak memberikan keuntungan.

c. Menunjukkan sumberdaya input secara khusus yang digunakan secara tidak efisien sehingga tindakan korektif dapat diambil.

d. Sesuai dengan prinsip matematika sehingga analisis sensitivitas dan validasi model menjadi relatif lebih mudah.

e. Terintegrasi dengan fase evaluasi, perencanaan, dan perbaikan siklus produktivitas. Dengan demikian Total Productivity Model menawarkan cara tidak hanya mengukur tetapi juga mengevaluasi, merencanakan, dan memperbaiki seluruh produktivitas sebuah organisasi/perusahaan secara keseluruhan sebaik unit operasionalnya.


(36)

f. Menawarkan manfaat bagi manajemen untuk mengendalikan produktivitas total unit operasional utama dengan lebih ketat, ketika melakukan pengawasan rutin untuk unit operasional kurang kritis.

g. Menyediakan informasi berharga untuk perencana strategis dalam membuat keputusan berhubungan dengan diversifikasi produk atau jasa.

2.6. Notasi untuk Total Productivity Model

Berikut ini notasi dan rumus yang digunakan dalam Total Productivity Model: TPF = Total Productivity of a Firm (Produktivitas Total Perusahaan)

= ������ total perusahaan

����� total perusahaan … … … . … . … . . (2.3)

TPi = produktivitas total produk i =

������ total produk i

����� total produk i … … … (2.4)

PPij = produktivitas parsial produk i dengan faktor input j

{j} = {H, M, C, E, X}

H = Input manusia (meliputi seluruh tenaga kerja)

M = Input material dan part yang dibeli dari luar


(37)

X = Pengeluaran lainnya (meliputi pajak, biaya tenaga ahli, pengolahan informasi, alat tulis kantor, biaya-biaya umum)

i = 1,2,3,…,n

n= Jumlah produk yang dihasilkan pada periode berjalan

Oi= Nilai output produk i pada periode berjalan ( digambarkan dalam bentuk

harga konstan berdasarkan periode dasar dengan harga jual sebagai bobot)

OF= Nilai output total perusahaan pada periode berjalan ( digambarkan dalam harga konstan berdasarkan periode dasar dengan harga jual sebagai bobot)

Ii= Nilai input total produk i pada periode berjalan (digambarkan dalam harga

konstan berdasarkan periode dasar)

= ∑jIij = IiH + IiM + IiC + IiE + IiX

Iij= Nilai input jenis j untuk produk i (digambarkan dalam bentuk harga konstan

berdasarkan periode dasar)

IF= Nilai input total yang digunakan perusahaan pada periode berjalan (digambarkan dalam bentuk harga konstan berdasarkan periode dasar)


(38)

2.7. Analisa dan Evaluasi Produktivitas

Analisa hasil pengukuran produktivitas dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:

1. Analisa Grafik Produktivitas dan Indeks Produktivitas. 2. Analisa Profit Perusahaan Terhadap Produktivitas Total.

3. Analisa Produktivitas Total dengan Fungsi Produktivitas Parsial

Evaluasi adalah fase berikutnya setelah pengukuran produktivitas dilakukan.Tujuan evaluasi ialah mendapatkan informasi yang akurat tentang tingkat kemajuan perusahaan pada saat ini relatif terhadap kemajuan yang dicapai dalam periode sebelumnya ditinjau dari sudut capaian produktivitas.Menurut penelitian yang dilakukan Mishra (2008:20), ukuran-ukuran produktivitas perusahaan secara lebih nyata menggambarkan kinerja manajemen dibandingkan dengan ukuran-ukuran finansial seperti profitabilitas, rentabilitas, return on investment, return on asset, dan analisis rasio-rasio lainnya.

Evaluasi produktivitas pada dasarnya dilakukan untuk mendapatkan kepastian/jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut:

1. Dimana posisi perusahaan saat ini (where the company is standing now). 2. Sumberdaya apayang bermasalah pengelolaannya.

3. Unit kerja mana yang bermasalah.


(39)

5. Mengapa terjadi masalah (faktor-faktor apa yang menyebabkan masalah). 6. Apa usul-usul perbaikan.

Untuk lebih membantu dalam analisis dan evaluasi terhadap hasil pengukuran produktivitas tersebut maka beberapa alat bantu yang umum digunakan ialah:

1. Pembuatan scatter diagram/trend hasil pengukuran produktivitas baik untuk produktivitas total, produktivitas parsial, produktivitas total faktor dan produktivitas produk. Scatter diagram dengan jelas menggambarkan

trend dan fluktuasi capaian produktivitas dari periode ke periode.

2. Pembuatan tabel deviasi yang menunjukkan plus-minus produktivitas parsial pada masing-masing produk relatif terhadap periode sebelumnya. Angka-angka dalam sel menunjukkan contoh hipotesis dari besarnya perubahan (kenaikan atau penurunan) tingkat produktivitas parsial pada masing-masing produk pada periode ini relatif terhadap capaian produktivitas periode lalu.

Sumanth (1984:237), mengembangkan serangkaian alternatif perbaikan produktivitas dengan pendekatan output dan input yang disebutnya pola evaluasi produktivitas atauproductivity evaluation tree (PET). Productivity evaluationtree

terdiri dari 3 pola yaitu pola A, pola B, dan pola C. Productivity evaluation treeA ialah evaluasi antara 2 periode berurutan dimana dalam periode awal belum ada kegiatan produksi yaitu jumlah output dan input sama dengan nol. Dalam productivity evaluation tree B, kegiatan produksi sudah dimulai dalam periode awal namun


(40)

jumlah output masih nol walaupun input telah digunakan. Dalam productivity evaluation treeC, kegiatan produksi telah berjalan sejak periode awal karena output

telah dihasilkan dari input yang digunakan.

Menurut Sumanth, estimasi produktivitas yang disebut sebagai budgeted productivity dapat ditetapkan dengan dua metode. Estimasi produktivitas total dihitung dengan menggunakan bilangan deviasi dari capaian produktivitas total periode lalu (∆TPit). Indeks idan t masing-masing merujuk kepada produk ke i dan

periode ke t. Estimasi produktivitas total dihitung dengan persamaan 2.5 dan 2.6 sebagai berikut:

a. Metode 1

PT’it= αPTit-1 + (1-α) PT it-1...(2.5)

PT’it= Estimasi produktivitas total produk i untuk periode t

PTit-1= Aktual produktivitas total produk i untuk periode t-1

α = Parameter (smoothing constant) dimana 0 ≤ α ≤ 1

� = 2

�+ 1

Variasi produktivitas total dengan estimasi produktivitas total dapat dihitung dengan:

VPT(1)it= PT12-PT12’

PVPT(1)it = �����12


(41)

b. Metode 2

Untuk metode dua terdapat produktivitas asumsi yang telah ditetapkan oleh manajemen perusahaan sebagai target terbaik dari produktivitas total perusahaan. Rumus yang digunakan adalah persamaan 2.7 dan 2.8.

PTit*=���∗

��∗ ...(2.7)

Oit*= Oit-1 + ∆Oit*

Iit*= Iit-1 + ∆Iit*

VPT(2)it= PTit-PTit’

PVPT(2)i= �������

�� −1� � 100...(2.8)

2.8. Tinjauan Hasil Penelitian Sebelumnya

Beberapa penelitian yang berkaitan dengan penerapan metodeTotal Productivity Model dapat dilihat pada Tabel 2.1.Beberapa penelitian tersebutmenggunakan Total Productivity Model untuk teknik-teknik peningkatan produktivitas dan perkembangan industri perusahaan.


(42)

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya

No. Peneliti Judul Metode Kesimpulan

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Mahassan M.Khater, et.al (2010) R.Gupta,et.al (2010) Ammara Mahmood, et.al (2008)

Chad Syverson, et.al (2011)

Sunyoung Jung, et.al (2012)

Tapas Mishra, et.al (2008) Kevin Hassanali, et.al (2011) Selection Of ProductivityImprovement Techniques Via Mathematical Model. Development Of A Productivity

Measurement Model ForTea Industry. Total Factor Productivity

Growth In East Asia: A Two Pronged Approach What Determines Productivity?

A Stochastic Frontier Analysis On

Firm-LevelFactor Productivity And Technical Efficiency In Korea.

Age-Structured Human Capital And Spatial Total Factor Industry Dynamics.

A Productivity Model Utilizing AWork Study Approach For

Performance Measurement.

Model Total Productivity

Model Total Productivity

Model Total Productivity Malmquist Index.

Model Total Productivity

Model Total Productivity

Model Total Productivity

Model Total Productivity

Model Total Productivity cocok untuk kombinasi teknik peningkatan produktivitas.

Model Total Productivity

cocokuntuk

pengembangan industri teh.

Perbaikanproduktivitas menurut model Total Productivity di AsiaTimur.

Model Total Productivity cocok untuk industri

manufaktur di Amerika. Analisa produktivitas berdasarkan model

Total Productivity dan model Stochastic di Korea.

Dinamika industri sumber daya manusia berdasarkan model

Total Productivity.

Pengukuran performansi kerja berdasarkan

model Total Productivity.


(43)

BAB 3

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1. Sejarah Perusahaan

Pada tahun 1975 didirikan bangunan oleh H. T. M. Panggabean dengan surat izin bangunan No. 41/RKT/S/MBU/72/1975 yang digunakan sebagai industri farmasi. Industri inibernama Sejati Pharmaceutical Industries yang memproduksi anggur obat dengan merek SIAGOGO. Industri ini telah berproduksi selama beberapa tahun sebelum kemudian H. T. M. Panggabean menjual bangunan tersebut kepada Drs. Weslyn H. Siahaan pada tanggal 31 Januari 1980.Selain itu, perusahaan Sejati Pharmaceutical Industries juga berpindahnama menjadi PT Mutiara Mukti Farma.PT Mutiara Mukti Farma ini berdiri dengan Drs. Weslyn H. Siahaan sebagai direktur utama berdasarkan akte No. 112 tanggal 31 Januari 1980.

PT Mutiara Mukti Farma memperoleh izin untuk mendirikan industri farmasi yang berfungsi memproduksi obat-obatan berdasarkan surat keputusan Menteri Kesehatan RI No. 0098/A/SK/PAB/I/81. Sejak dikeluarkannya surat izin produksi Departemen Kesehatan RI c/q Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan No. 213/AA/III/81, maka PT Mutiara Mukti Farma mulai memproduksi obat-obatan


(44)

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia wilayah barat umumnya dan daerah Sumatera Utara pada khususnya.

3.2. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi adalah susunan dan hubungan antar komponen bagian-bagian dan posisi-posisi dalam suatu perusahaan.PT Mutiara Mukti Farma menggunakan struktur organisasi lini dan fungsional.Hal ini ditunjukkan dengan adanya hubungan lini antara direktur dengan para manajer bidang (manajer umum dan akuntansi, manajer produksi, manajer quality control, manajer penjualan, manajer keuangan, manajer research and development, dan manajer quality assurance), para manajer bidang dengan staf, dan kepala bagian terhadap karyawan.

Struktur fungsional dijumpai pada kelompok manajer bidang (termasuk staf dan supervisor) dan karyawan.Sebagai contoh karyawan bagian produksi berhubungan dengan kepala bagian produksi untuk urusan pekerjaannya dan dengan kasir untuk pembayaran gaji.Bagan struktur organisasi PT Mutiara Mukti Farma dapat dilihat pada Gambar 3.1.


(45)

3.3. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Uraian tugas dan tanggung jawab pada PT Mutiara Mukti Farma adalah sebagai berikut:

1. Dewan Komisaris

Tugas dan tanggungjawabnya adalah sebagai berikut:

a. Memimpin rapat Dewan Komisaris dan Pemegang Saham dengan tujuan memilih atau memecat Direktur Utama.

b. Mengevaluasi tugas dan wewenang Direktur Utama. 2. Direktur Utama

Tugas dan tanggungjawabnya adalah sebagai berikut:

a. Menjadi pelaksana harian dan puncak garis manajemen perusahaan. b. Menentukan sistem manajemen yang akan digunakan perusahaan. c. Mengkoordinasikan Direktur dan bawahannya.

d. Mengadakan perubahan struktur organisasi perusahaan. e. Mengadakan kontrak-kontrak dengan pihak-pihak lain.

f. Memberikan persetujuan atau penolakan terhadap kebijaksanaan bawahan.


(46)

3. Direktur

Tugas dan tanggungjawabnya adalah sebagai berikut:

a. Sebagai pelaksana yang ditentukan Direktur Utama dan menyampaikan instruksi dan tugas kepada bawahannya.

b. Menjalankan instruksi pimpinan mengenai bidang umum, keuangan, pengawasan, produksi, penjualan dan pembelian.

c. Bertanggung jawab kepada Direktur Utama atas terlaksananya aktivitas perusahaan dengan baik.

4. Manajer Umum dan Akuntansi

Tugas dan tanggungjawabnya adalah sebagai berikut:

a. Mengadakan ketentuan-ketentuan atau penggarisan tentang pelaksanaan dan garis akuntansi secara menyeluruh.

b. Melaksanakan garis-garis yang ditentukan untuk bagian pegawai, mencakup penerimaan, penempatan pegawai, mutasi, pendidikan, dan pemberhentian pegawai.

c. Melaksanakan segala kegiatan yang berhubungan dengan instansi pemerintahan atau badan-badan yang bersangkutan dengan akuntansi dan personalia umum.

d. Merupakan pembantu Direksi dalam menjalankan tugas umum dan fungsi yang berhubungan dengan seluruh kegiatan industri.


(47)

Dewan Komisaris

Direktur Utama

Direktur

Manajer Umum dan Akuntansi

Manajer Keuangan Manajer

Quality Control

Manajer Produksi Manajer Penjualan Research and Manajer

Development Staf Research and Development Staf Penjualan SuperVisor Kasir Analis Laboratorium Kepala Bagian Produksi Kepala Bagian Teknisi Kepala Bagian Gudang Barang Jadi

Kepala Bagian Gudang kemasan

Kepala Bagian Gudang Bahan Baku

Karyawan Staf Personalia Staf Akuntansi Manajer Quality Assurance Staf Quality Assurance Lini Fungsional

Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan


(48)

5. Manajer Produksi

Tugas dan tanggungjawabnya adalah sebagai berikut:

a. Membuat perencanaan produksi, jumlah produksi, masa produksi, kapasitas terpakai mesin, dan kapasitas terpakai tenaga kerja.

b. Melaksanakan pengawasan persediaan bahan baku, pengemasan, dan hasil produksi.

c. Berdiskusi dengan Manajer Pengawasan Mutu bila terjadi kegagalan produksi.

d. Bertanggung jawab agar mesin dan peralatan produksi dipakai secara benar. e. Turut membantu pelaksanaan inspeksi CPOB dan menjaga dilaksanakannya

CPOB.

f. Membuat laporan secara rutin dan tahunan untuk hasil produksi. g. Mengupayakan perbaikan biaya produksi.

6. Manajer Quality Control

Tugas dan tanggungjawabnya adalah sebagai berikut:

a. Memimpin dan mengarahkan pelaksanaan tugas di laboratorium, pengawasan dalam proses maupun CPOB.

b. Bertanggung jawab atas analisa dan keputusan untuk menerima atau menolak hasil pemeriksaan kimia dan mikrobiologi atas bahan baku, bahan pengemas, produk antara, dan produk jadi.


(49)

c. Bertanggung jawab atas pelaksanaan inspeksi CPOB sehingga pelaksanaannya selalu terjamin.

d. Berdiskusi dengan Manajer Produksi jika terjadi kegagalan produksi.

e. Membuat laporan bulanan pemeriksaan obat jadi yang diserahkan kepadaDirektorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.

f. Menyimpan semua prosedur analisa.

g. Membuat anggaran tahunan bagian pengawasan mutu. h. Mengupayakan perbaikan biaya pengawasan mutu. 7. Manajer Penjualan

Tugas dan tanggungjawabnya adalah sebagai berikut:

a. Menerima pesanan dari konsumen. b. Menentukan perluasan pasar.

c. Menjual barang yang diproduksi sesuai dengan garis kebijakan yang ditentukan.

d. Mengadakan komunikasi langsung dengan bagian produksi, misalnya membuat pembukuan tentang penjualan.

e. Melakukan promosi dan memasarkan obat-obat buatan PT Mutiara Mukti Farma.

f. Bertanggung jawab kepada Direktur. 8. Manajer Keuangan


(50)

a. Bertanggung jawab terhadap lalu lintas keuangan di perusahaan. b. Mencatat pengeluaran dan pemasukan uang.

c. Bertanggung jawab kepada Direktur. 9. Manajer Research and Development

Tugas dan tanggungjawabnya adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan penelitian dalam rangka pengembangan perusahaan, seperti minat konsumen terhadap obat.

b. Melaksanakan diversifikasi produk, seperti mengembangkan obat tradisional.

c. Membuat anggaran tahunan bagian riset dan pengembangan. 10. Manajer Quality Assurance

Tugas dan tanggungjawabnya adalah sebagai berikut:

a. Bertanggung jawab atas kondisi fisik (kualitas) dan kuantitas hasil produksi sebelum dikirim keluar dari lantai produksi.

b. Melakukan pemeriksaan secara sampling terhadap tiap batch produk yang dihasilkan.

c. Mengembalikan produk yang tidak layak ke lantai produksi untuk diproses kembali.


(51)

3.4. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

Dalam menjalankan operasional sehari-hari, PT Mutiara Mukti Farma memiliki tenaga kerja sebanyak 152 orang.Rincian tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Rincian Tenaga Kerja PT Mutiara Mukti Farma

No. Uraian Jabatan Jumlah (Orang)

1 Direktur Utama 1

2 Direktur 1

3 Manajer 7

4 Administrasi Kantor 4

5 Riset dan Pengembangan 5

6 Administrasi Produksi 7

7 Laboratorium 7

8 Penjualan 4

9 Karyawan Bagian Produksi 80

10 Keuangan 3

11 Satpam 4

12 Gudang 15

13 Teknisi 8

14 Cleaning Service 6

Jumlah 152

Sumber: PT Mutiara Mukti Farma (2014)

Jam kerja bagian produksi terdiri dari jam kerja normal dan jam kerja lembur. Jam kerja normal untuk hari Senin-Kamis dan Sabtu yaitu 7 jam dengan jam kerja lembur 3 jam, untuk hari Jumat jam kerja normal 6 jam dengan jam kerja lembur 3 jam.


(52)

Waktu kerja di PT Mutiara Mukti Farma terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian kantor dan bagian keamanan. Perincian waktu kerja tersebut yaitu:

1. Bagian kantor

a. Untuk hari Senin hingga Jumat, bekerja dari pukul 08.30 hingga 12.00 WIB, istirahat dari pukul 12.00 hingga 13.00 WIB, kemudian bekerja kembali dari pukul 13.00 hingga 16.30 WIB.

b. Untuk hari Sabtu, bekerja dari pukul 08.00 hingga 13.00 WIB. 2. Bagian keamanan

a. Shift I bekerja dari pukul 07.00 hingga 19.00 WIB. b. Shift II bekerja dari pukul 19.00 hingga 07.00 WIB.

3.5. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

Para karyawan diberikan penghargaan atas prestasi dan hasil kerjanya dengan pemberian upah dan fasilitas-fasilitas yang dapat memastikan kesejahteraan karyawan serta meningkatkan produktivitaskerja.Aturan atau pedoman pengupahan yang diikuti perusahaan merupakan kebijakan Upah Minimum Regional (UMR) yang telah ditetapkan Pemerintah. UMR untuk daerah Sumatera Utara yang berlaku pada tahun 2014 adalah sebesar Rp. 1.505.850 per bulan.Sistem pengupahan yang diterapkan pada perusahaan adalah:


(53)

2. Perhitungan upah lembur yang diberikan perusahaan kepada karyawan yaitu:

a. 1 jam dibayar sebesar 1,5 kali upah 1 jam kerja normal. b. 2 jam dibayar sebesar 2 kali upah setiap 1 jam kerja normal.

c. 3 jam ke atas dibayar sebesar 3 kali upah setiap 1 jam kerja normal. 3. Upah yang diberikan meliputi gaji pokok, tunjangan tetap, dan tunjangan

tidak tetap yang di dalamnya termasuk uang makan dan transpor.

Perusahaan juga memperhatikan keselamatan kerja para karyawan dengan memberikan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) berupa jaminan hari tua, kecelakaan kerja, kematian, dan kesehatan.Untuk pelaksanaan Jamsostek, pihak perusahaan mengadakan pengutipan iuran sebesar 2% dari gaji karyawan.

3.6. Proses Produksi

Proses produksi merupakan cara untuk menambah nilai (value) suatu barang dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, mesin, peralatan, material, metode, dan modal. PT Mutiara Mukti Farma membutuhkan bahan baku, bahan tambahan, bahan penolong, mesin, peralatan, tenaga kerja serta manajemen yang baik untuk melakukan proses agar mampu menghasilkan berbagai jenis obat-obatan. Dalam pelaksanaan penelitian ini, kegiatan proses produksi yang diamati adalah proses pembuatan obat tablet dengan jenis obat berupa obat tablet Antalgin.


(54)

3.6.1. Standar Mutu Produk

PT Mutiara Mukti Farma telah menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) terkait dengan standar mutu bahan/produk, seperti yang diwajibkan kepada seluruh industri farmasi. Ketentuan ini didasarkan pada Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Depkes RI No. 04510/A/SK/XII/1989 tentang petunjuk operasional penerapan CPOB. Peraturan itu mengatur seluruh aspek produksi dan pengendalian mutu.Standar mutu produk PT Mutiara Mukti Farma untuk produk tablet Antalgin dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Standar Mutu Antalgin

No. Keterangan Standar

1 Berat 490 – 510 mg

2 Kekerasan 4 – 8 kg/cm2

3 Kerapuhan < 8 %

4 Kelarutan 15 – 16 menit

5 Waktu hancur 4 – 5 menit

6 Diameter 1,211 cm

7 Tebal 0,32 cm

Sumber: PT Mutiara Mukti Farma (2014)

3.6.2. Bahan yang Digunakan


(55)

1. Bahan baku

Bahan baku merupakan bahan utama di dalam proses produksi yang sifat dan bentuknya akan diubah. Bahan ini diolah langsung di dalam proses produksi hingga menghasilkan produk jadi. Sumber bahan baku obat utamanya berasal dari pabrik-pabrik di China dan India seperti Wu Xi dan Jiang Su.Untuk produksi obat tablet Antalgin, bahan baku yang digunakan dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

a. Bahan berkhasiat

Bahan ini memiliki jumlah yang relatif besar dibandingkan dengan bahan lain dan penggunaannya disesuaikan dengan jenis obat yang akan diproduksi berdasarkan formulasi yang telah ditetapkan.

b. Bahan tidak berkhasiat

Bahan ini tidak memiliki pengaruh terhadap khasiat obat yang akan dihasilkan. Kandungan bahan tidak berkhasiat pada obat tablet Antalgin yaitu:

1. Lactose dan Amilum, sebagai bahan pengisi pada obat. 2. Magnesium Stearat dan Talcum, sebagai pelicin obat. 3. Nipasol, sebagai bahan pengawet.

4. Primojel

5. Talcum Bp.


(56)

2. Bahan penolong

Bahan penolong adalah bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi dan ditambahkan ke dalam proses pembuatan produk untuk memperlancar proses produksi dimana komponennya tidak terdapat pada produk akhir. Bahan penolong yang digunakan dalam pembuatan obat tablet Antalgin yaitu air murni (H2O) yang telah disterilisasi. Air ini berfungsi sebagai pengikat

sementara pada saat proses pencampuran zat.

3. Bahan tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan atau dipakai sebagai pelengkap dalam produk akhir untuk meningkatkan mutu produk.Contoh bahan tambahan untuk pembuatan obat tablet Antalgin yaitu kertas strip, kotak kemasan strip, dan kotak kardus.

3.6.3. Uraian Proses

Proses produksi untuk pembuatan obat tablet secara umum di PT Mutiara Mukti Farma dapat diuraikan dari proses awal hingga akhir pembuatan tablet yang dimulai dari proses awal yakni penimbangan, pencampuran, granulasi, pengeringan, lubrikasi, hingga pencetakan dan terakhir dalam bentuk pengemasan. Pengemasan dalam kotak-kotak strip. Tahapan-tahapan proses tersebut secara umum di PTMutiara Mukti Farma dapat dilihat pada Gambar 3.2. Gambar 3.2 merupakan blok diagram proses produksi obat tablet yang diuraikan sebagai berikut.


(57)

Penimbangan Bahan

Pencampuran Bahan

Granulasi Basah

Pengeringan

Granulasi Kering

Lubrikasi

Pencetakan Obat

Pengayakan dan Pemeriksaan

Pengemasan

Gambar 3.2. Blok Diagram Proses Produksi Obat Tablet

Urutan proses produksi pembuatan obat tablet yaitu:

1. Penimbangan bahan

Penimbanganmerupakan proses pengukuran berat bahan yang akan digunakan dalam proses produksi. Proses penimbangan dilakukan dengan menggunakan timbangan sebagai berikut:

a. Timbangan duduk, digunakan untuk menimbang bahan baku yang relatif berat (10 g – 1 kg),misalnya untuk penimbangan amylum.


(58)

b. Timbangan Berkoz, digunakan untuk menimbang bahan baku yang ringan ringan ( 0 – 300 g), misalnya untuk penimbangan Brillian Blue.

c. Timbangan Digital, digunakan untuk menimbang bahan baku tertentu yang sangat ringan, yaitu dengan berat 20 – 60 mg.

Bahan baku dan bahan lain yang akan diproduksi ditimbang atas dasar surat perintah pembuatan obat yang telah ditetapkan komposisinya sesuai dengan banyaknya obat yang akan diproduksi dan formulasinya. Bahan-bahan ini sebelum tiba di gudang diperiksa terlebih dulu oleh staf pengawasan mutu untuk mengidentifikasi apakah mutu dan spesifikasinya telah sesuai dengan yang dijanjikan oleh perusahaan pemasok bahan baku. Pemeriksaan bahan baku meliputi:

a. Pemeriksaan organoleptis, yaitu bentuk, warna, bau, dan rasa. b. Pemeriksaan kimiawi, yaitu kualitatif, kuantitatif, dan pH.

c. Pemeriksaan fisik, yaitu kelarutan, titik lebur, berat jenis, dan kekentalan. d. Pemeriksaan kemasan, yaitu ukuran dan kondisi kemasan.

e. Pemeriksaan etiket, meliputi: ukuran, kebenaran tulisan, desain, warna, kerapian catatan dan lambang (obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras.) 2. Pencampuran bahan

Pencampuran dilakukan dengan menggunakan sistem pencampuran batch. Bahan-bahan yang akan dicampurkan ditimbang sesuai takaran lalu dimasukkan ke dalam mixer. Bahan yang dicampur antara lain Antalgin serbuk, amilum, lactose,


(59)

kolidon, nipasol, Brilliant Blue, vanili, dan air. Kemudian campuran tersebut diberi pasta Amilum yang berfungsi sebagai pengikat sambil terus diaduk.Setelah tercampur rata, bahan ini dibawa ke bagian Granulasi Basah.

3. Granulasi basah

Proses ini bertujuan untuk membagi campuran menjadi bentuk bulatan (granul) kecil seragam yang memiliki komposisi yang homogen. Granul yang terbentuk masih bersifat basah karena adanya kandungan air dari pasta di dalam campuran. Pembentukan granul ini akan memudahkan proses pengeringan karena ukuran granul yang lebih kecil akan mempercepat proses pengeringan. Granulasi basah dilakukan dengan ayakan berukuran 7 mesh.

4. Pengeringan

Setelah melalui Granulasi Basah, bahan obat tersebut dikeringkan. Proses ini bertujuan untuk mengurangi kadar air yang terkandung di dalam granul. Alat yang dapat digunakan untuk proses ini yaitu oven pengering atau Fluid Bed Dryer. Proses pengeringan dengan Fluid Bed Dryer memakan waktu yang relatif lebih singkat dan memberikan massa yang lebih homogen, namun kapasitasnya lebih kecil dibandingkan dengan oven pengering. Proses pengeringan dengan

Fluid Bed Dryer memerlukan waktu sekitar 30 menit dengan suhu pengeringan sekitar 60 0C, sedangkan dengan oven pengering memerlukan waktu sekitar 8 – 10 jam dengan suhu pengeringan sekitar 60 0C. Pengeringan ini akan mengurangi kadar air sebesar 1 – 3 %.


(60)

5. Granulasi kering

Bahan obat yang telah melalui proses pengeringan akan digranulasi kembali. Hal ini berguna untuk memudahkan proses pencetakan. Proses granulasi kering ini menggunakan ayakan dengan ukuran 12, 10, dan 8 mesh. Ukuran 12 mesh digunakan untuk tablet dengan ukuran yang lebih kecil, sedangkan untuk ukuran 10 dan 8 mesh digunakan untuk tablet dengan ukuran lebih besar.

6. Lubrikasi

Lubrikasi adalah proses pencampuran bahan pelicin ke granul kering agar pada saat proses pencetakan obat tidak lengket dan kualitasnya lebih baik. Zat pelicin yang ditambahkan yaitu Magnesium Stearat dan Talkum. Proses ini juga membantu menyeragamkan bobot granul kering sehingga diperoleh kadar yang seragam.

7. Pencetakan obat

Setelah lubrikasi, bahan obat ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui berat bahan yang akan dicetak karena adanya ketetapan berat bahan untuk sejumlah obat tablet yang akan diproduksi yang formulasinya diatur dalam surat perintah pembuatan obat. Dalam proses pencetakan, biasanya dilakukan pencetakan percobaan agar obat yang dicetak sesuai dengan bentuk yang ditetapkan. Obat yang tidak sesuai akan dihancurkan dan dicetak kembali.


(61)

8. Pengayakan dan Pemeriksaan

Setelah selesai dicetak, obat diayak dengan ayakan 10 mesh untuk menghilangkan debu dan serpihan obat sekaligus memeriksa apakah ada obat yang rusak pada waktu pencetakan. Proses terakhir yaitu pemeriksaan dengan cara mengambil sampel dari obat yang dicetak tersebut untuk dilakukan pengujian di laboratorium.

9. Pengemasan

Tujuan dari pengemasan yaitu menjaga obat agar tidak terkontaminasi bahan lain atau kotoran dari luar. Selain itu, pengemasan juga memberikan label keterangan mengenai obat yang dikemas.


(62)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yaitu penelitian korelasional (Correlational Research).Menurut Sinulingga S.(2013:34),penelitian korelasional bertujuan mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasi. Korelasi dapat diketahui dengan cara menyelidiki variasi dalam satu variabel karena variabel juga bervariasi.

4.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT Mutiara Mukti Farma berlokasi Jalan Besar Namorambe Km 8,5 No. 68, Kecamatan Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Kegiatan penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Oktober tahun 2013 hingga sekarang di unit Produksi obat Tablet PT Mutiara Mukti Farma.

4.3. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang bersifat eksploratif, dan pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yakni:


(63)

a. Metode Observasi,yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap data yang ada hubungannya dengan objek penelitian.

b. Metode Wawancara, yaitu melakukan wawancara langsung dengan pihak perusahaan mengenai ruang lingkup bidang usaha, organisasi dan manajemen, proses produksi dan lain-lain yang berhubungan dengan objek penelitian.

Langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Studi Literatur Metode Total Productivity Model

Studi Lapangan -Biaya Produksi -Proses Produksi

Perumusan Masalah -Identifikasi penyebab masalah -Penetapan Tujuan

Pengumpulan Data

Pengolahan Data Metode Total Productivity Model

Analisis dan Evaluasi Data

Kesimpulan dan Saran


(64)

4.3.1. Kerangka Konseptual

Menurut Sekaran dalam Sinulingga (2011:84),kerangka konseptual merupakan sebuah model yang ditujukan dalam bentuk diagram yang menggambarkan struktur dan sifat hubungan logis antara variabel penelitian yang telah diidentifikasi dari teori dan hasil tinjauan artikel yang akan digunakan dalam menganalisis masalah penelitian. Dalam kerangka berpikir ini terletak variabel-variabel penelitian.Variabel-variabel-variabel penelitian di PT Mutiara Mukti Farma terdiri dari variabel dependen dan variabel independen.

Variabel dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi atau ditentukan oleh nilai variabel lain.Menurut fungsinya variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain, karenanya juga sering disebut variabel yang dipengaruhi atau variabel terpengaruhi.Variabel dependen dalam penelitian ini adalah produktivitas (Y).Sedangkan variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen baik secara positif maupun negatif tergantung pola hubungan antara kedua tipe variabel tersebut. Karena fungsi ini sering disebut variabel pengaruh, sebab berfungsi mempengaruhi variabel lain, jadi secara bebas berpengaruh terhadap variabel lain.Variabel independen meliputi tenaga kerja (X1), material (X2), energi (X3), modal (X4). Kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.2.


(65)

Gambar 4.2. Kerangka Konseptual Penelitian

4.3.2. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan pengertian arti dan makna setiap variabel yang tercakup dalam kerangka konseptual.Adapun definisi operasional dalam penelitian ini meliputi:

1. Indeks yaitu suatu besaran variasi perubahan dalam waktu tentang suatu hal tertentu.

2. Indeks Produktivitas (IP), yaitu angka produktivitas yang dibandingkan dengan angka tahun dasar untuk mengetahui perubahan atau turun naik produktivitas.

3. Produktivitas tenaga kerja merupakan ukuran produktivitas bagi input tenaga kerja, yang diukur berdasarkan rasio output terhadap input tenaga kerja.

Material (X2)

Energi (X3)

Modal (X4) Tenaga Kerja

(X1)

Produktivitas (Y)


(66)

4. Produktivitas modal diukur berdasarkan rasio output terhadap input modal.

5. Produktivitas energi diukur berdasarkan rasio output terhadap input energi.

6. Produktivitas material (bahan baku) diukur berdasarkan rasio output terhadap input material.

7. Output yakni seluruh hasil terukur berupa jumlah produk yang dihasilkan dalam rupiah/tahun.

8. Input yakni nilai terukur dari faktor input bahan baku, tenaga kerja, energi dan kapital.Semua faktor input dalam rupiah/tahun.

9. Material yaitu bahan-bahan yang diperoleh untuk dipakai dalam proses produksi.

10. Tenaga kerja yaitu semua pekerja yang bekerja dalam perusahaan. Perhitungan jumlah tenaga kerja diambil rataan untuk mengoreksi perubahan jumlah tenaga kerja baru dan keluar.

11. Energi adalah daya yang diperlukan untuk melakukan kegiatan produksi.Energi yang dipakai berupa solar dan listrik.

12. Modal berupa modal kerja dan modal tetap. Modal tetap berasal dari mesin dan peralatan,serta nilai anuitas lahan dan bangunan. Sedangkan modal kerja mencakup nilai perawatan mesin, kas dan persediaan.


(67)

4.3.3. Pengumpulan Data

Pelaksanaan pengumpulan data untuk penelitian yang dilakukan yaitu:

a. Teknik kepustakaan, yakni membaca dan memahami buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penerapan metode Total Productivity Model.

b. Teknik dokumentasi, yakni memperoleh data perusahaan PT. Mutiara Mukti Farma berupa dokumen-dokumen yang mendukung pengerjaan laporan dengan instrumen penelitian tabel pencatatan data.

4.3.4.Metode Pengolahan dan Analisa Data

Data-data yang diperoleh lalu diolah untuk dilakukan analisa.Adapun langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut.

1. Memberikan batasan terhadap output dan input yang menjadi variabel dalam pengukuran produktivitas. Output yaitu jumlah produksi setiap tahun (dalam penelitian ini mulai dari tahun 2009, 2010, 2011, 2012 dan 2013). Input terdiri dari biaya penyusutan (depresiasi mesin), nilai anuitas lahan dan bangunan, nilai kas dan persediaan, biaya penggunaan sumber energi, biaya perawatan mesin, dan biaya tenaga kerja.

2. Menentukan nilai deflator dari setiap indeks harga tenaga kerja, material, energi, modal tetap dan modal kerja, output dengan persamaan rumus 4.1 sebagai berikut.


(68)

Deflator tahun penelitian =

IH tahun penelitian−IH tahun dasar

IH tahun dasar … … … (4.1)

3. Menentukan harga konstan dari setiap outputbiaya produksi yaitu harga tenaga kerja, energi, modal, danmaterial dengan cara mengalikan nilai deflator masing-masing biaya dengan harga pada saat periode pengukuran dengan persamaan rumus 4.2.

Nilai Periode yang bersangkutan x 100

100 + deflator … … … (4.2) 4. Melakukan Perhitungan Total Input Tangible

Setelah harga konstan setiap input diperoleh, maka dilakukan perhitungan

Total Input Tangible yang merupakan penjumlahan dari seluruh input dengan harga konstan yang terdiri dari masukan biaya depresiasi, bahan baku, tenaga kerja, energi dan perawatan mesin yang digunakan oleh masing-masing unit operasional.

Total Input Tangible = Biaya depresiasi mesin + nilai anuitas lahan dan bangunan + nilai kas dan persediaan + biaya bahan baku + biaya tenaga kerja + biaya energi + biaya perawatan mesin

5. Menghitung Total Output Tangible

Pada langkah ini dilakukan perhitungan Total Output Tangible yaitu penjumlahan nilai seluruh elemen output (tangible). Elemen-elemen


(69)

output tesebut yaitu nilai unit produk jadi, nilai unit produk setengah jadi, dividen, bunga surat berharga, dan pendapatan lain. Dalam penelitian ini digunakan rumus:

Total Output Tangible= (Jumlah produksi produk x harga jual produkper unit)

6. Menghitung produktivitas total unit operasional setiap periode pengukuran, dengan membandingkan nilai Output Total (tangible) terhadap Input Total (tangible).

TPF = Total Productivity of a Firm (Produktivitas Total Perusahaan) = ����������� total perusahaan (�������� total perusahaan (��������)

)………...…(4.3) TPi= produktivitas total produk i =

������ total produk i

����� total produk i

Indeks produktivitas total perusahaan pada periode t, (TPIF)t diberikan:

(TPIF)t = TPFt

TPF0 =………...…(4.4)

Indeks produktivitas total produk i pada periode t, (TPI)it diberikan:

(TPI)it = TPit

TPi0 =………...….(4.5)

TPit = Oit

Iit

= Oit

∑jIijt

= Oit


(70)

TPi0 = Oi0

Ii0

= Oi0

∑jIij0

= Oi0

IiH 0+ IiM 0+ IiC 0 + IiE 0+ IiX 0

Dimana:

{j} = {H, M, C, E, X}

H = Input manusia (meliputi seluruh tenaga kerja)

M = Input material dan part yang dibeli dari luar

C = Input Kapital/modal (meliputi biaya tahunan modal tetap dan modal kerja)

X = Pengeluaran lainnya (meliputi pajak, biaya tenaga ahli, pengolahan informasi, alat tulis kantor, biaya-biaya umum)

i = 1,2,3,…,n

n=Jumlah produk yang dihasilkan pada periode berjalan

Oi= Nilai output produk i pada periode berjalan (digambarkan dalam

bentuk harga konstan berdasarkan periode dasar dengan harga jual sebagai bobot)

OF= Nilai output total perusahaan pada periode berjalan ( digambarkan dalam harga konstan berdasarkan periode dasar dengan harga jual sebagai bobot)


(71)

Ii= Nilai input total produk I untuk periode berjalan (digambarkan

dalamharga konstan berdasarkan periode dasar)

= �Iij = IiH + IiM + IiC + IiE + IiX j

Iij= Nilai input jenis j untuk produk i (digambarkan dalam bentuk harga

konstan berdasarkan periode dasar)

IF= Nilai input total yang digunakan perusahaan pada periode berjalan (digambarkan dalam bentuk harga konstan berdasarkan periode dasar)

= ∑iIi = ∑ ∑i jIij

7. Perhitungan Break Even Point produktivitas

Perhitungan Break Even Point produktivitas dengan cara mengurangkan angka satu dengan rasio biaya total input terhadap modal kerja. Setelah mendapat nilai Break Even Point, kemudian dibandingkan level produktivitas total unit operasional terhadap nilai Break Even Point.

(TP)BE = 1− Ic .w

IF ………...………….(4.6) Di mana:

(TP)BE: Break Even Point Produktivitas

IF: Input Firm/Biaya Input Total unit operasional (Rp)


(72)

8. Perhitungan Indeks Produktivitas Parsial

Perhitungan indeks produktivitas parsialyang memiliki level produktivitas total lebih rendah dari nilaiBreak Even Pointdilakukan dengan membandingkan nilai indeks salah satu input (biaya material, tenaga kerja, modal, energi) terhadap keluaran (output).Hal ini untuk menemukenali penggunaan input secara spesifik yang menimbulkan produktivitas rendah.Indeks Produktivitas Parsial diperoleh dari perbandinganindeks salah satu input(biaya material, tenaga kerja, modal, energi) dengan indeks tahun dasar (basis). Berikut ini cara menghitung Produktivitas Parsial (PP).

Produktivitas Parsial (PP) terdiri dari:

a. Produktivitas parsial tenaga kerja = Jumlah Output Dihasilkan (Rp )

Jumlah Tenaga Kerja Digunakan (Rp )...(4.7) b.Produktivitas parsial material = Jumlah Output Dihasilkan (Rp )

Jumlah Material Digunakan (Rp ) …...(4.8) c.Produktivitasparsial energi =Jumlah Output Dihasilkan (Rp )

Jumlah Energi Digunakan (Rp )…….….(4.9) d.Produktivitasparsial modal = Jumlah Output Dihasilkan (Rp )

Jumlah Modal Digunakan (Rp ) ……...(4.10)

Untuk menghitung Produktivitas Parsial (PP), sebelumnya semua biaya faktor input (tenaga kerja, material, energi dan modal) dikonversikan ke harga konstan.Harga konstan dicari dengan mengalikan nilai deflator masing-masing biaya dengan harga pada saat periode pengukuran.


(73)

Selanjutnya analisa dilakukan melalui grafik hasil perhitungan indeks produktivitas beserta penjelasan penyebab turun-naik produktivitas yang dilanjutkan dengan penggunaan fishbone diagram untuk menjelaskan secara rinci faktor-faktor penyebab penurunan produktivitas. Analisa Produktivitas Total (PT) dengan fungsi Produktivitas Parsial (PP) dilakukan sebagai dasar evaluasi.Perbaikan produktivitas dilakukan berdasarkan hasil pengukuran, analisa dan evaluasi faktor-faktor yang mempengaruhi nilai produktivitas rendah.Tindakan perbaikan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan daya saing.

Temuan hasil penelitian dirangkum dalam kesimpulan dan saran untuk perbaikan di masa depan.Kesimpulan dan saran dibuat berdasarkan hasil analisa dan pembahasan terhadap rancangan sistem perbaikan produktivitas di PT Mutiara Mukti Farma (MUTIFA).


(74)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Pengolahan data

Data-data yang telah dikumpul lalu diolah untuk lebih dahulu dilakukan pengukuran produktivitas dengan pendekatan metode Total Productivity Model. 5.1.1. Perhitungan Harga Konstan

Harga-harga berlaku dikonversikan ke harga konstan melalui nilai deflator.Nilai deflator tenaga kerja diperoleh dari Indeks Harga Konsumen (IHK) tenaga kerja Biro Pusat Statistik tahun 2009-2013 dan selanjutnya nilai deflator tersebut dipakai untuk memperoleh nilai harga konstan. Nilai deflator ini dicari dengan rumus:

Deflator tahun penelitian = IH tahun penelitian −IH tahun dasar

IH tahun dasar …....(5.1)

Deflator tahun penelitian = IH tahun penelitian −IH tahun 2009 IH tahun 2009

Deflator Tenaga Kerja tahun 2010 = 104−97.5

97,5 = 0,085

Deflator Tenaga Kerja tahun 2011 = 101,25−97,5


(75)

Deflator Tenaga Kerja tahun 2012 = 121,53−97,5

97,5 = 0,267

Deflator Tenaga Kerja tahun 2013 = 113,64−97,5

97,5 = 0,185 Nilai deflator untuk tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1. Deflator Biaya Tenaga Kerja

No Tahun Indeks Harga (IH) Deflator

1 2009 97,5 0,000

2 2010 104 0,085

3 2011 101,25 0,056

4 2012 121,53 0,267

5 2013 113,64 0,185

Sumber: Indikator Ekonomi BPS

Harga konstan dihitung dengan persamaan 5.2.

Harga konstan = Nilai Periode yang Bersangkutan x 100

100+Deflator

…..………....

(5.2)

Sebagai contoh, harga konstan biaya tenaga kerja untuk tahun 2009 adalah:

Harga konstan = Rp 2.496.960.000,− x 100

100+0,000

=

Rp.2.496.960.000,-

1. Harga Konstan Biaya Tenaga Kerja

Harga konstan biaya tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 5.2. Tabel 5.2. Harga Konstan Biaya Tenaga Kerja

Tahun Deflator Harga Berlaku (Rp) Harga Konstan (Rp)

2009 0,000 2.496.960.000 2.496.960.000

2010 0,085 2.496.960.000 2.492.473.548

2011 0,056 2.496.960.000 2.490.482.700

2012 0,267 2.496.960.000 2.490.482.700


(76)

2. Harga Konstan Biaya Material

Untuk harga konstan biaya material, lebih dahulu dilakukan perhitungan deflator. Nilai deflator biaya material diperoleh dari Indeks Harga Konsumen (IHK) biaya material Biro Pusat Statistik tahun 2009-2013. Nilai deflator ini dicari dengan rumus:

Deflator tahun penelitian = IH tahun penelitian −IH tahun dasar IH tahun dasar

Deflator tahun penelitian = IH tahun penelitian −IH tahun 2009 IH tahun 2009

Deflator biaya material tahun 2010 = 173,76−101,03

101,03 = 0,719

Deflator biaya material tahun 2011 = 104,18−101,03

101,03 = 0,031

Deflator biaya material tahun 2012 = 172,47−101,03

101,03 = 0,707

Deflator biaya material tahun 2013 = 194,48−101,03

101,03 = 0,924

Nilai deflator untuk biaya material dapat dilihat pada Tabel 5.3. Tabel 5.3. Deflator Biaya Material

No Tahun Indeks Harga (IH) Deflator

1 2009 101,03 0,000

2 2010 173,76 0,719

3 2011 104,18 0,031

4 2012 172,47 0,707

5 2013 194,48 0,924


(1)

memperhatikan prioritas mesin vital,pengoptimalan input modal untuk keseimbangan beban dan minimisasi jam lembur.

d. Produk cacat

Perbaikan tablet cacat berupa inspeksi ketat untuk menjaga kualitas bahan sesuai standar. Tablet cacat dijadikan scrap dan dihancurkan.

6.2. Saran

Saran yang diberikan dari hasil penelitian adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan melakukan analisa dan pembahasan lebih lanjut agar perbaikan dapat dilakukan spesifik, terarah dan konsisten. Perusahaan perlu melakukan sosialisasi dan komunikasi lebih lanjut dengan semua pihak yang terkait dengan kegiatan produksi, yaitu manajemen dan karyawan dengan membuat prosedur dan jadwal pelaksanaan yang jelas dan sistematis agar dapat diimplementasikan dalam perusahaan.

b. Perusahaan melakukan pengawasan terhadap implementasi sistem rancangan perbaikan produktivitas dan melakukan evaluasi berkala untuk mengetahui kinerja yang telah dicapai dan kelemahan sistem.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Finance Roll, (2013)

Gupta, et.al (2010).Development Of A Productivity Measurement Model For Tea Industry.Journal Of Engineering And Applied Sciences, Volume 5.

Hani Handoko,(2012).Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Pertama, Yogyakarta, Penerbit BPFE.

Hassanali,Kevin,et.al (2011). A Productivity Model Utilising A Work Study Approach For Performance Measurement.Journal Of Engineering.

Jung, Sunyoung, et.al (2011). A Stochastic Frontier Analysis On Firm-Level Total Factor Productivity And Technical Efficiency In Korea. Journal Of Engineering.

Khater, Mahassan,et.al (2011). Selection Of Productivity Improvement Techniques Via Mathematical Modelling. Journal Management Science.

Mahmood, Ammara, et.al (2008). Total Factor Productivity Growth In East Asia: A Two Pronged Approach. European Journal Of Economics, Issue 14.

Mishra, Tapus, et.al (2008). Age-structured Human Capital And Spatial Total Factor Productivity Dynamics. Journal Of Engineering.

Nasution, Arman Hakim (2012). Manajemen Industri. Cetakan Pertama,Yogyakarta, Penerbit Andi.

Pasar Modal, (2013).

pemicu-penurunan-kinerja-indofarma-di-2013#.Uxr1Bs42fNE

Sinulingga, Sukaria,(2010).Analisis dan Rekayasa Produktivitas.Medan, USU Press. Sinulingga, Sukaria,(2011). Metode Penelitian.Edisi ketiga, Medan, USU Press. Sofyan, Diana Khairani (2013). Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Cetakan


(3)

Sri Hartini,(2011). Teknik Mencapai Produksi Optimal. Cetakan Ketiga,Bandung, CV Lubuk Agung.

Sumanth, David J.,(1984). Productivity Engineering and Management.United StatesOf America: McGraw-Hill Book Company.

Syverson, Chad, (2011). What Determines Productivity? Journal Of Economic Literature.


(4)

LAMPIRAN

DAFTAR PRODUK TABLET CACAT TAHUN 2009 -2013

PT MUTIARA MUKTI FARMA (MUTIFA) DELI SERDANG

TAHUN 2009 BULAN JUMLAH CACAT(BUTIR) FRAKSI CACAT (p) PRODUKSI (BUTIR)

1 71 0.0003 238458

2 190 0.0008 238458

3 119 0.0005 238458

4 190 0.0008 238458

5 143 0.0006 238458

6 524 0.0022 238458

7 23 0.0001 238458

8 119 0.0005 238458

9 119 0.0005 238458

10 47 0.0002 238458

11 119 0.0005 238458

12 286 0.0012 238458

TAHUN 2010 BULAN JUMLAH CACAT(BUTIR) FRAKSI CACAT (p) PRODUKSI (BUTIR)

1 113 0.0006 189000

2 756 0.004 189000

3 378 0.002 189000

4 151 0.0008 189000

5 567 0.003 189000

6 151 0.0008 189000

7 94 0.0005 189000

8 151 0.0008 189000

9 113 0.0006 189000

10 415 0.0022 189000


(5)

TAHUN 2011 BULAN JUMLAH CACAT (BUTIR) FRAKSI CACAT (p) PRODUKSI (BUTIR)

1 121 0.0005 242500

2 72 0.0003 242500

3 97 0.0004 242500

4 48 0.0002 242500

5 194 0.0008 242500

6 121 0.0005 242500

7 388 0.0016 242500

8 97 0.0004 242500

9 169 0.0007 242500

10 121 0.0005 242500

11 194 0.0008 242500

12 121 0.0005 242500

TAHUN 2012 BULAN JUMLAH CACAT (BUTIR) FRAKSI CACAT (p) PRODUKSI (BUTIR)

1 96 0.0005 192500

2 38 0.0002 192500

3 96 0.0005 192500

4 231 0.0012 192500

5 423 0.0022 192500

6 134 0.0007 192500

7 77 0.0004 192500

8 154 0.0008 192500

9 96 0.0005 192500

10 154 0.0008 192500

11 115 0.0006 192500


(6)

TAHUN 2013

BULAN

JUMLAH CACAT (BUTIR)

FRAKSI CACAT (p)

PRODUKSI (BUTIR)

1 170 0.0008 212500

2 850 0.004 212500

3 127 0.0006 212500

4 63 0.0003 212500

5 255 0.0012 212500

6 297 0.0014 212500

7 425 0.002 212500

8 127 0.0006 212500

9 850 0.004 212500

10 425 0.002 212500

11 170 0.0008 212500

12 637 0.003 212500

Jumlah produk cacat (butir) tahun 2009-2013:

Tahun 2009: 1955 Tahun 2011: 1746 Tahun 2013: 4398

Tahun 2010: 3005 Tahun 2012: 2040

Total produk tablet cacattahun 2009-2013= 13.144 butir.