Pengujian Instrumen Penelitian Metode Analisis

43

G. Pengujian Instrumen Penelitian

Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu akan dilaksanakan uji instrumen yang digunakan sebagai alat ukur. Uji ini meliputi uji validitas dan reliabilitas. 1. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan di ukur oleh kuesioner tersebut. 41 Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom df = n − 2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka butir atau pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha ả. Suatu konstruk 40 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Cetakan IV Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2006, h. 45. 41 Ibid., h. 49. 44 atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha 0.60. 42

H. Metode Analisis

1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran tentang responden dalam penelitian ini yang terdiri dari jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis usaha dan lain-lain yang berkaitan dengan responden penelitian. 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah setiap variabel dalam model memiliki variabel pengganggu atau residual yang berdistribusi normal. Apabila uji ini dilanggar, uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel yang kecil. 43 b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. 44 Multikolinearitas dapat dilihat dari: 1 Nilai tolerance dan lawannya. 42 Ibid., h. 45. 43 Ibid., h. 147. 44 Ibid., h. 95. 45 2 Variance Inflation FactorVIF. Multikolinearitas terjadi jika nilai tolerance 0.10 atau sama dengan VIF 10. Jika nilai VIF tidak ada yang melebihi 10, maka dapat dikatakan bahwa multikolinearitas yang terjadi tidak berbahaya lolos uji. c. Uji Heteroskedastisitas 45 Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residualsatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Dasar analisis:  Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.  Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. d. Uji Autokorelasi Autokorelasi berarti adanya korelasi antara anggota observasi antar observasi satu dengan observasi lain yang berlainan 45 Ibid., h. 125. 46 waktu. 46 Konsekuensi dari adanya autokorelasi dalam suatu model regresi adalah variance sample tidak dapat menggambarkan variance populasinya. Lebih jauh lagi, model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan menaksir nilai variabel dependen pada nilai variabel independen tertentu. Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan cara uji Durbin-Watson DW Test. Adapun cara mendeteksi terjadinya autokorelasi secara umum dapat diambil patokan sebagai berikut: 47  Angka DW di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.  Angka DW di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.  Angka DW di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. 3. Analisis Regresi Linear Berganda Jika semua uji asumsi klasik telah dilakukan dan model dapat digunakan, maka regresi dapat dilakukan. Model regresi yang akan digunakan adalah regresi linear berganda dengan empat variabel independen. Model ini dituliskan sebagai berikut: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 Keterangan: Y = aksesibilitas UMKM. a = konstanta yang menunjukkan besar nilai Y jika X = 0. 46 Agus Widarjono, Ekonometrika Teori dan aplikasinya Yogyakarta: Ekonsia. 2005 h. 177. 47 Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Jakarta: elex media komputindo 2000, h. 218. 47 b 1- b 4 = koefisien regresi parsial, yaitu konstanta yang menunjukkan besar peran X dalam menentukan besar Y. X 1 = produk pembiayaan BMT. X 2 = harga pembiayaan BMT. X 3 = promosi pembiayaan BMT. X 4 = tempat BMT. 4. Uji Hipotesis a. Koefisien Determinasi Koefisian determinasi R 2 mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilainya adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel- variabel independen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Koefisien determinasi mempunyai kelemahan, yaitu bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen maka R 2 pasti meningkat walaupun variabel tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, nilai yang akan digunakan untuk mengevaluasi model regresi adalah nilai adjusted R 2 atau R 2 yang disesuaikan. 48 48 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Cetakan IV Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2006, h. 87. 48 b. Uji Statistik t 49 Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Risiko kesalahan yang akan digunakan adalah 5. Jika tingkat kesalahan yang dihasilkan lebih dari 5 maka Ho akan diterima dan hipotesis alternatif ditolak c. Uji Statistik F Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: 50  Jika nilai F hitung lebih besar daripada F tabel maka Ho dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5. Dengan kata lain hipotesis alternatif diterima yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.  Jika besar tingkat kesalahan model kurang dari 5, dapat disimpulkan bahwa model yang dibuat tepat dan mengandung kesalahan yang kecil. 49 Ibid. 50 Ibid., h. 88. 49

I. Skema Penelitian

Gambar 3.1 Skema Penelitian BMT Masjid Al-Azhar menerapkan strategi pemasaran Bauran Pemasaran marketing mix Product X 1 - Pembiayaan Mudharabah - Pembiayaan Murabahah Price X 2 - Besarnya angsuran yang harus dibayar - Pemberian potongan angsuran - Denda Promotion X 3 - Tenaga Pemasar Place X 4 - Lokasi - Saluran Pemasaran - Cakupan Pasar Hipotesis: Ha: terdapat pengaruh yang signifikan pada setiap variabel X 1 X 2 X 3 X 4 terhadap variabel Y Ho: tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada setiap variabel X 1 X 2 X 3 X 4 terhadap variabel Y Uji validitas dan reliabilitas, serta analisis regresi linear berganda diantaranya uji asumsi klasik, persamaan regresi linear berganda, Uji t dan Uji F. Aksesibilitas UMKM Y apakah UMKM dalam menjangkau sumber pembiayaan LKMS berdasarkan faktor 4P atau tidak 50

J. Hipotesis