Pengujian Instrumen Penelitian Analisis Data

72 nasabah BMT Masjid Al-Azhar. Sumber: Hasil Data Diolah

3. Pengujian Instrumen Penelitian

a. Uji Validitas dan Reliabilitas 1 Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai tingkat validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki tingkat validitas yang rendah. 51 Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik korelasi, yaitu dengan membandingkan hasil koefisien korelasi r hitung dengan r tabel . Jika koefisien korelasi r hitung lebih besar dari r tabel , maka butir-butir penelitian ini dikatakan valid. Dengan menggunakan df = N - 2 = 100 - 2 = 98 dan tingkat signifikansi uji satu arah 0.05 didapatkan r tabel = 0.1654. Dari hasil uji validitas diperoleh kesimpulan seperti tabel berikut: 51 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi 2010 Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010, h. 211. 73 Tabel 4.12 Hasil Analisis Uji Validitas VariabelItem r hitung r tabel Keterangan Variabel Produk Produk 1 0.455 0.1654 Valid Produk 2 0.461 0.1654 Valid Produk 3 0.403 0.1654 Valid Produk 4 0.454 0.1654 Valid Variabel Harga Harga 1 0.212 0.1654 Valid Harga 2 0.260 0.1654 Valid Harga 3 0.454 0.1654 Valid Harga 4 0.454 0.1654 Valid Variabel Promosi Promosi 1 0.426 0.1654 Valid Promosi 2 0.400 0.1654 Valid Promosi 3 0.521 0.1654 Valid Promosi 4 0.454 0.1654 Valid Variabel Tempat Tempat 1 0.425 0.1654 Valid Tempat 2 0.441 0.1654 Valid Tempat 3 0.470 0.1654 Valid Tempat 4 0.467 0.1654 Valid 74 Variabel Aksesibilitas UMKM Akses 1 0.323 0.1654 Valid Akses 2 0.563 0.1654 Valid Akses 3 0.519 0.1654 Valid Akses 4 0.538 0.1654 Valid Sumber: Data Primer Diolah Seperti yang terlihat pada tabel diatas, semua pertanyaan pada kuesioner dinilai valid karena nilai r hitung untuk uji validitas pada setiap variabel nilainya lebih besar dari r tabel 0.1654. 2 Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. 52 Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan program SPSS, yaitu dengan uji statistik Cronbach Alpha ả. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha 0.60. Dari hasil uji reliabilitas diperoleh kesimpulan seperti tabel berikut: 52 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Cetakan IV Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2006, h. 45. 75 Tabel 4.13 Hasil Analisis Uji Reliabilitas Variabel Cronbach’s Alpha if Item Deleted Keterangan Produk 0.703 Reliabel Harga 0.697 Reliabel Promosi 0.711 Reliabel Tempat 0.763 Reliabel Aksesibilitas 0.691 Reliabel Sumber: Data Primer Diolah Seperti yang terlihat pada tabel diatas, semua pertanyaan pada kuesioner dinilai reliabel karena nilai Cronbach Alpha untuk uji reliabilitas pada setiap variabel nilainya 0.60. b. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik ini dilakukan untuk memastikan bahwa alat uji regresi berganda bisa digunakan atau tidak. Bila tidak terdapat masalah dalam pengujian asumsi klasik, maka alat uji regresi berganda bisa digunakan. 1 Uji Normalitas Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak, karena data yang bagus adalah data yang berdistribusi normal. Salah satu cara untuk mendeteksi normalitas adalah dengan melihat tabel Histogram dan 76 Normal P-Plot pada hasil print out analisis data program komputer SPSS versi 21.0for Windows. Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Sumber: Data Primer Diolah Berdasarkan gambar 4.1 di atas, dapat disimpulkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal atau grafik histogram.Jadi, data menunjukkan pola distribusi normal dan berbentuk simetris tidak miring ke kanan atau ke kiri. 2 Uji Multikolinearitas Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dilakukan dengan melihat VIF Variance Inflation Factor pada output SPSS versi 21.0. Pada umumnya apabila nilai tolerance lebih dari 0.1 dan nilai VIF kurang dari 10 VIF 10 maka variabel tersebut tidak mempunyai masalah multikolinearitas. 77 Tabel 4.14 Hasil Uji Multikolinearitas Sumber: Data Primer Diolah Dari tabel 4.14 diperoleh bahwa nilai tolerance untuk variabel bebasnya lebih dari 0.1 dan nilai VIF untuk variabel bebas lebih kecil dari 10 VIF 10, sehingga persamaan regresi ini terbebas dari asumsi multikolinearitas. 3 Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ketidaksamaan varians dalam suatu fungsi regresi. Salah satu cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan melihat Scatterplot pada print out SPSS. Data yang baik adalah ketika titik sampel pada tabel Scatterplot menyebar dan tidak membentuk pola yang jelas, serta titik-titik harus menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y. Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 3.356 2.294 1.463 .147 SKORX1 .259 .088 .269 2.963 .004 .832 1.202 SKORX2 .177 .088 .173 2.011 .047 .920 1.087 SKORX3 .234 .096 .222 2.422 .017 .817 1.224 SKORX4 .165 .070 .219 2.356 .021 .794 1.259 a. Dependent Variable: SKORY 78 Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber: Data Primer Diolah Dari gambar 4.2 terlihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y daerah positif dan negatif serta tidak membentuk pola yang jelas.Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa persamaan regresi terbebas dari asumsi heteroskedastisitas. 4 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi menggunakan nilai pada Durbin-Watson untuk mendeteksi apakah di dalam data yang digunakan untuk sebuah penelitian mengandung autokorelasi.Konsekuensi dari adanya autokorelasi dalam suatu model regresi adalah model regresi tidak dapat digunakan menaksir nilai variabel dependen pada nilai variabel independen tertentu.Data yang baik adalah data yang tidak mengandung autokorelasi di dalamnya.Untuk mendiagnosis adanya 79 autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan melalui pengujian terhadap nilai Uji Durbin-Watson. Jika nilai Durbin-Watson berada di antara -2 dan +2, maka tidak ada masalah autokorelasi pada data tersebut. Tabel 4.15Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .591 a .350 .322 1.221 1.864 a. Predictors: Constant, SKORX4, SKORX2, SKORX1, SKORX3 b. Dependent Variable: SKORY Sumber: Data Primer Diolah Dari tabel 4.15 di atas, nilai Durbin-Watson yang ada dalam hasil print out pada tabel model summary menunjukan angka 1.864. Karena data berada di antara -2 sampai dengan +2, artinya data di dalam penelitian ini tidak mengandung autokorelasi.

4. Analisis Regresi Linear Berganda