Simplisia Depkes RI, 1995 Ekstrak dan Ekstraksi Hewan Uji

5 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Daun : antiinflamasi, lepra, penyakit kulit, stomatitis, borok, pendarahan, hemoptisis. Biji : diuretik, emolien, penyakit kulit. Minyak yang diperoleh dari biji mendorong pertumbuhan rambut dan berguna pada eksim, kurap dan untuk pemeriksaan kudis. Kulit pohon : bronkitis, sembelit, obat cacing, disentri, diabetes, lepra, penyakit kulit, leukoderma, sakit kepala, pencahar, ekspektoran, antiinflamasi, gangguan pencernaan. Bunga : bronkitis, diuretik, antiinflamasi, dipsia, kusta, penyakit kulit, diabetes dan efektif pada kondisi yang disebabkan oleh cacing pitta. Minyak yang diperoleh dari bunga mendorong pertumbuhan rambut dan berguna untuk kudis, eksim. Buah : diuretik, menawar rasa sakit, pruritus, stomatitis. Semua bagian dari biji tanaman, bunga, buah-buahan, kayu, kulit kayu, akar, dan daun dapat digunakan baik sendiri atau bersama dengan tanaman lain.

2.2. Simplisia Depkes RI, 1995

Simplisia ialah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia nabati ialah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman. Simplisia hewani ialah simplisia yang berupa hewan utuh bagian hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni. Simplisia pelikan mineral ialah simplisia yang berupa bahan-bahan pelikan mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.

2.3. Ekstrak dan Ekstraksi

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, 6 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang di tetapkan Depkes RI, 1995. Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Simplisia yang akan diekstrak mengandung senyawa aktif yang dapat larut dan senyawa yang tidak dapat larut dan mempunyai struktur kimia yang berbeda-beda yang dapat mempengaruhi kelarutan dan stabilitas senyawa-senyawa tersebut terhadap suhu, udara, cahaya, dan logam berat Depkes RI, 2000.

2.4. Metode Ekstraksi

2.4.1. Cara Dingin

1. Maserasi

Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan kamar. Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan yang kontinu terus-menerus. Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama dan seterusnya Depkes RI, 2000.

2. Perkolasi

Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna exhaustive extraction yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya penetesanpenampungan ekstrak, terus-menerus sampai diperoleh ekstrak perkolat yang jumlahnya 1-5 kali bahan Depkes RI, 2000. 7 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.4.2. Cara Panas

1. Refluks

Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna Depkes RI, 2000.

2. Soxhlet

Soxhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik Depkes RI, 2000.

3. Digesti

Digesti adalah maserasi kinetik dengan pengadukan kontinu pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan kamar, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50 o C Depkes RI, 2000.

4. Infus

Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96-98 o C selama waktu tertentu 15-20 menit Depkes RI, 2000.

5. Dekok

Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama ≥ 30 o C dan temperatur sampai titik didih air Depkes RI, 2000.

2.5. Hewan Uji

Tikus atau rat Rattus norvegicus telah dketahui sifat-sifatnya dengan sempurna, mudah dipelihara, merupakan hewan yang relatif sehat dan cocok untuk berbagai macam penelitian Malole Sri, 1989. Selain itu juga tikus memiliki sifat tenang, tidak begitu fotofobik seperti halnya mencit Harmita Maksum, 2004. 8 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Terdapat beberapa galur tikus yang memiliki kekhususan tertentu, salah satunya yaitu sparague-dawley berwarna albino putih, berkepala kecil dan ekornya lebih panjang daripada badannya Malole Sri, 1989. Klasifikasi tikus sparague-dawley sebagai berikut Baldatina, 2008: Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Mamalia Ordo : Rodensia Famili : Muridae Genus : Rattus Spesies : Rattus rattus

2.6. Lipid