18
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1. Good buffer pH 6-7 50 mmoll
2. Fenol 5 mmoll
3. 4-aminoantipirin 0,3 mmoll
4. Kolesterol esterase 200 Ul
5. Kolesterol oksidase 50 Ul
6. Peroksidase 3 Ul
7. Standar 200 mgdl 5,2 mmoll
3. Bahan Penginduksi
Bahan penginduksi makanan tinggi kolesterol yang digunakan dalam penelitian terdiri dari campuran lemak babidan minyak goreng yang diperoleh
dari pasar tuparev daerah karawang.
4. Hewan Uji
Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan galur Sparague-Dawley dengan berat badan 180-250 gram dan berumur 3-4 bulan
yang diperoleh dari laboratorium farmakologi fakultas kedokteran universitas indonesia. Tikus yang digunakan berjumlah 30 ekor.
3.3. Prosedur Kerja
3.3.1. Penyiapan Simplisia
Memilih daun yang bagus dan segar, kemudian daun dibersihkan dari bahan pengotor dengan menggunakan air mengalir, lalu dikeringkan dengan cara di
angin-anginkan dalam suhu ruangan. Daun yang sudah kering kemudian
dihaluskan dengan cara diblender.
3.3.2. Ekstraksi
600 gram serbuk simplisia daun jati Tectona grandis L.f. di ekstraksi dengan menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 70 sampai serbuk
terendam, kemudian disimpan dalam tempat gelap dan sesekali dikocok.Pelarut diganti setiap 3 hari sekali.Larutan ekstrak yang didapatkan kemudian di saring
dan dipekatkan dengan menggunakan vacum rotary evaporator untuk
19
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
mendapatkan ekstrak kental.Setelah divacum, ekstrak kental tersebut di ujikan pada tikus untuk mengetahui efek penurunan kadar kolesterol total darah pada
tikus.
3.3.3. Penapisan Fitokimia Simplisia
1. Identifikasi Alkaloid
O,5 gram ekstrak dilarutkan dalam 10 ml HCl encer, dipanaskan dan disaring. Kedalam filtrat ditambahkan 2 ml larutan ammonia.Kemudian
ditambahkan 5 ml kloroform dan dikocok perlahan-lahan untuk mengekstraksi basa alkaloid.Lapisan kloroform diambil lalu diekstraksi dengan 10 ml asam
asetat, kemudian dibagi menjadi 2 bagian.Pada bagian pertama ditambahkan pereaksi
Mayer dan
pada bagian
kedua ditambahkan
pereaksi Dragendorff.Terbentuknya warna krem dengan pereaksi Mayer dan endapan
coklat kemerahan dengan pereaksi Dragendorff menunjukan adanya senyawa alkaloid Ayoola, G.A. et al., 2008.
2. Identifikasi Flavonoid
0,5 gram ekstrak ditambah 50 ml air panas, dididihkan selama 5 menit dan disaring, filtrat digunakansebagai larutan percobaan.ke dalam 5 ml larutan
percobaan ditambahkan sedikit serbuk magnesium, 1 ml asam klorida pekat dan 2 ml amilalkohol, dikocok dengan kuat dan dibiarkan memisah. Terbentuknya
warna jingga atau merah jingga pada lapisan amilalkohol menunjukkan adanya senyawa flavonoid Wijono, 2003.
3. Identifikasi Saponin
0,5 gram ekstrak dimasukkan dalam tabung reaksi dan di tambahkan aquadest, larutan dikocok selama 3-5 menit. Terbentuknya busa yang stabil
selama 30 menit menunjukkan adanya senyawa saponin Farnsworth, 1966.
4. Identifikasi Steroid dan Triterpenoid
0,5 gram ekstrak ditambahkan 2 ml kloroform, kemudian 2 tetes asam asetat anhidrat dan 1 tetes asam sulfat pekat pereaksi Libermann-Burchard. Jika
20
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
terbentuk warna hijau kehitaman menunjukkan adanya golongan steroid dan jika terbentuk warna merah yang cepat hilang menunjukkan adanya senyawa golongan
triterpenoidAyoola, G.A. et al., 2008.
5. Identifikasi Tanin
0,5 gram ekstrak dididihkan dlam 10 ml aquadest dalam tabung reaksi, lalu disaring. Kemudian kdalam filtrat ditambahkan beberapa tetes ferri klorida
0.1.terbentuk warna hijau kecoklatan atau biru kehitaman menunjukkan keberadaan tannin Ayoola, G.A. et al., 2008.
6. Identifikasi Kumarin
0,5 gram ekstrak dilarutkan dalam air panas, setelah dingin, larutandibagi dalam 2 tabung reaksi, yaitu tabung 1 sebagai blanko,dan tabung 2 ditambah 0,5
ml NH3 10. Adanya pijaranyang kuat di bawah sinar UV menunjukkan adanya kumarin dan turunannya Indrayani, dkk. 2006
3.3.4. Pengujian Parameter Ekstrak
1. Susut Pengeringan
Ekstrak ditimbang sebanyak 1g dan dimasukkan kedalam botol timbang dangkal tertutup yang sebelumnya telah dipanaskan pada suhu 105
o
C selama 30 menit dan telah ditara.Sebelum ditimbang ekstrak diratakan dalam botol timbang
dengan bantuan pengaduk.Kemudian dimasukkan kedalam ruang pengering, buka tutupnya, keringkan pada suhu 105
o
C hingga bobot tetap.Sebelum setiap pengeringan, biarkan botol dalam keadaan tertutup dalam esikator hingga suhu
kamar.Jika ekstrak sulit kering dan mencair pada pemanasan, ditambahkan silika pengering yang telah ditimbang setelah dikeringkan dan disimpan dalam esikator
pada suhu kamar.Campurkan silika tersebut secara merata dengan ekstrak pada saat panas kemudian keringkan kembali pada suhu penetapan hingga bobot tetap
Depkes RI, 2000.
21
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Kadar Abu
1 gram ekstrak yang telah digerus dan ditimbang, dimasukkan ke dalam krus silikat yang telah dipijarkan dan ditara, ratakan.Pijarkan perlahan-lahan
hingga arang habis, dinginkan, timbang. Jika cara ini arang tidak dapat dihilangkan, tambahkan air panas, saring melalui kertas saring bebas abu. Pijarkan
sisa kertas dan kertas saring dalam krus yang sama. Masukkan filtrat kedalam krus, uapkan, pijarkan hingga bobot tetap, timbang. Hitung kadar abu terhadap
bahan yang telah dikeringkan di udara Depkes RI, 2000.
3.3.5. Penyiapan Hewan Uji
Sebelum digunakan untuk penelitian, hewan diaklimatisasi selama 4 minggu agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.Selama aklimatisasi, tikus
diberikan minum dan makanan standar serta mengontrol kesehatan dan berat badan tikus.Setelah diaklimatisasi, tikus diberikan makanan tinggi kolesterol
secara oral sebanyak 2berat badan setiap hari selama 14 hari.
3.3.6. Rancangan Penelitian
Pada penelitian ini digunakan hewan uji tikus putih jantan dipilih secara acak sebanyak 30 ekor untuk dibagi menjdai 6 kelompok, dihitung berdasarkan
rumus federer : n-1t-
1 ≥ 15 Dimana : n = jumlah ulangan minimal dari tiap perlakuan
t = jumlah perlakuan Jumlah hewan uji yang digunakan adalah : n-1t-
1 ≥ 15 n-16-
1 ≥ 15 n-
15 ≥ 15 5n-
5 ≥ 15 5n ≥ 20
n ≥ 4 ekor Dari jumlah perhitungan tersebut dapat diartikan bahwa pada 6 kelompok
percobaan terdapat minimal 4 ekor tikus pada masing-masing kelompok, dalam penelitian ini tikus yang digunakan berjumlah 5 ekor pada masing-masing
22
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
kelompok, hal ini karena untuk uji antihiperlipidemia digunakan minimal 5 ekor tikus pada masing-masing kelompok Depkes RI, 1993.
Tabel. 3.1. Pembagian Kelompok Hewan Uji Berdasarkan Perlakuan Sukandar et
al., 2012 dan Dachriyanuset al., 2007.
3.3.7. Penentuan Dosis