Determinasi Daun Jati Tectona grandis L.f. Hasil Ekstraksi Daun Jati Hasil Pengujian Parameter ekstrak Hasil Uji Penapisan Fitokimia Tabel 4.1.

26 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Determinasi Daun Jati Tectona grandis L.f.

Berdasarkan hasil determinasi yang dilakukan di Herbarium Bogoriense, Puslit Biologi Bidang Botani LIPI Cibinong menunjukkan bahwa jenis simplisia yang digunakan pada penelitian adalah Jati Tectona grandis L.f. dengan family suku Verbenaceae Lampiran.2. Determinasi dilakukan dengan tujuan untuk megidentifikasi jenis simplisia.

4.2. Hasil Ekstraksi Daun Jati

Dari 600 gram serbuk daun jati yang diekstraksi diperoleh ekstrak kental 107 gram. Jadi rendemen yang di dapatkan yaitu 17,87 Lampiran. 8. Metode maserasi dalam proses ekstraksi dipilih karena merupakan metode sederhana dan baik untuk senyawa-senyawa yang tidak tahan dengan pemanasan. Pemilihan pelarut etanol 70 sebagai pelarut ekstraksi dikarenakan etanol merupakan pelarut semipolar yang dapat menarik senyawa polar dan non polar yang terkandung dalam simplisia. Selain itu juga, memiliki toksisitas lebih rendah dibandingkan pelarut organik lain seperti metanol, kloroform Saifudin, dkk. 2011. Hasil saringan filtrat kemudian di pekatkan dengan menggunakan rotary evaporator untuk mendapatkan ekstrak kental.

4.3. Hasil Pengujian Parameter ekstrak

Pengujian parameter ekstrak meliputi susut pengeringan dan kadar abu. Hasil susut pengeringan sebesar 1,514 dan kadar abu sebesar 3,9. Perhitungan uji parameter ekstrak dapat dilihat pada lampiran 8. 27 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia Tabel 4.1.

Hasil Penapisan Fitokimia Serbuk dan Ekstrak Daun Jati Golongan Senyawa Serbuk Ekstrak Alkaloid - - Flavonoid + + Saponin + + Steroid + + Tanin + + Kumarin + + Minyak Atsiri - - Penapisan fitokimia dilakukan terhadap serbuk dan ekstrak kental daun jati dengan tujuan ada atau tidak senyawa yang hilang selama proses ekstraksi. Hasil penapisan fitokimia ekstrak daun jati sama dengan hasil penapisan serbuk daun jati yaitu menunjukkan adanya senyawa flavonoid, saponin, steroid, tanin, dan kumarin Lampiran.7. Hal ini menunjukkan bahwa tidak adanya senyawa yang hilang selama proses ekstraksi. Tujuan dilakukannya penapisan fitokimia yaitu untuk mengetahui kandungan senyawa yang ada dalam ekstrak maupun serbuk. Senyawa dari daun jati Tectona grandis L.f. yang diduga memiliki potensi menurunkan kadar kolesterol diantaranya : Pertama flavonoid. Flavonoid teroksidasi oleh radikal, sehingga lebih stabil dan radikal kurang reaktif. Dengan kata lain, flavonoid menstabilkan reaktif oksigen yang bereaksi dengan senyawa reaktif dari radikal. Karena reaktivitas tinggi dari kelompok hidroksil flavonoid, radikal dibuat tidak aktif. Dengan mengikat radikal, flavonoid dapat menghambat Oksidasi LDL secara in vitro. Tindakan ini mengikat partikel LDL dan secara teoritis, flavonoid mungkin memiliki tindakan preventif terhadap aterosklerosis Nijveldt at al., 2001. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa flavonoid tertentu mempunyai efek sebagai hipokolesterolemia, tetapi efek tergantung dari dosis dan diet yang lengkap Gross, 2004. Quersetin, luteolin dan taxifolin menghambat sintesis kolesterol, kaemfperol dan mirisetin menstimulasi sintesis kolesterol. Kemungkinan terjadi mekanisme efek secara tidak langsung mengatur jaringan kompleks dari aktivitas HMG-CoA reduktase. Luteolin dapat menginduksi sekresi 28 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kolesterol dan mereduksi kadar kolesterol Nijveldt at al., 2001. Kedua yaitu tannin. Tanin tergolong senyawa polifenol. Polifenol sebagai antioksidan mempunyai efek yang menguntungkan pada fungsi endotel yaitu menurunkan oksidasi LDL dan meningkatkan produksi nitric oxide NO. Nitric oxide adalah vasodilator endogenous yang mempunyai kemampuan anti aterosklerosis Umarudin et al., 2012. B eberapa turunan tannin dari herbal tradisional di ketahui memiliki efek terhadap penghambatan HMG-CoA reductase yang memiliki efek kuat terhadap hiperkolesterolemia Avci et al., 2006, mekanisme efek dari tannin mungkin dapat dipahami dari kemampuannya untuk membentuk komplek dengan protein. Kemungkinan tannin membentuk sedikit komplek yang dicerna dengan diet protein dan dapat mengikat dan menghalangi protein endogen, seperti enzim pencernaan Frutos et al., 2004. Ketiga yaitu saponin. Milgate and Roberts 1995 telah merangkum mekanisme dari saponin yang dapat mereduksi kadar kolesterol diantaranya : 1. Penambahan pembentukan kompleks tidak larut dengan β-hydroxysteroid dapat menurunkan penyerapan kolesterol intertinal sehingga menghasilkan adanya peningkatan sterol dalam ekskresi feses. 2. Adsorpsi dari asam empedu ke serat ditingkatkan dengan adanya saponin, pembentukan bobot molekul misel yang besar, dikeluarkan asam empedu dari reabsorpsi. Selanjutnya kehilangan asam empedu, diimbangi oleh peningkatan konversi kolesterol menjadi asam empedu dalam hati, sehingga hypocholesterlemia. Utama-ang, 2006.

4.5. Hasil Uji Pengukuran Kadar Kolesterol