lvi dengan menekankan proses pengambilan keputusan oleh warga,
mulai dari tataran ide, perencanaan, pengorganisasian, pemupukan sumber daya, pelaksanaan hingga evaluasi dan pemeliharaan.
3. Transparansi dan akuntabilitas. Dalam proses manajemen proyek maupun manajemen organisasi masyarakat harus menerapkan
prinsip transparansi dan akuntabilitas, sehingga masyarakat belajar dan melembagakan sikap bertanggung jawab terhadap pilihan
keputusan dan kegiatan yang dilaksanakannya. 4. Desentralisasi. Dalam proses pengambilan keputusan yang
berlangsung menyangkut kehidupan dan penghidupan masyarakat agar dilakukan sedekat mungkin dengan pemanfaat atau pada
masyarakat sendiri, sehingga keputusan yang dibuat benar-benar bermanfaat bagi masyarakat banyak.
2. Pendekatan P2KP
Pelaksanaan strategi-strategi P2KP sebagaimana digambarkan di atas didasarkan pada pendekatan pembangunan bertumpu pada
kelompok community based development approach, dimana kelompok-kelompok dapat terjadi atas dasar ikatan-ikatan sebagai
berikut : kesamaan tujuan, kesamaan tujuan, kesamaan domisili yang mengarah kepada efisien, efektivitas serta mendorong tumbuh dan
berkembangnya kapital sosial. Dengan demikian kelompok dalam kaitan P2KP adalah
kelompok masyarakat yang sudah ada existing groups dan kelompok- kelompok yang dibangun baru dalam rangka pelaksanaan P2KP yang
lvi memenuhi syarat-syarat sebagai kelompok masyarakat. Beberapa
pertimbangan penerapan pendekatan bertumpu pada kelompok adalah : dalam kelompok, warga masyarakat diharapkan dapat lebih dinamis
dalam mengembangkan kegiatan dan nilai-nilai kemanusiaan, gotong royong, efektivitas serta mendorong tumbuh dan berkembangnya
capital sosial. Demikian pula kelompok dalam kaitan P2KP adalah kelompok
masyarakat yang sudah ada existing group adalah kelompok yang dibangun baru dalam rangka pelaksanaan P2KP untuk memenuhi
syarat-syarat sebagai kelompok masyarakat. Beberapa pertimbangan penerapan pendekatan kelompok adalah dalam kelompok, warga
masyarakat diharapkan dapat lebih dinamis dalam mengembangkan kegiatan dan nilai-nilai kemanusiaan serta kemasyarakatan. Misalnya
menjalin kesatuan, kebersamaan, gotong royong, solidaritas serta antar sesama warga atau anggota kelompok masyarakat dan sebagainya.
Proses pemberdayaan dapat berjalan lebih efektif dan efisien bila terjadi proses saling asah saling asuh antar sesama warga atau
anggota. Terjadi konsilidasi kekuatan bersama baik antar yang lemah maupun yang kuat di dalam suatu kelompok masyarakat. Kelompok
dapat berfungsi untuk mengembangkan dan membangun jaminan karakter antar anggota, wadah proses belajar berinteraksi antar
anggota, menggerakan ke swadayaan dan modal, meningkatkan dan menertibkan angsuran pinjaman, menguatkan dan mengembangkan
usaha anggota dan banyak lagi fungsi serta manfaat lainnya.
lvi Pendekatan yang bertumpu pada kelompok ini haruslah
dilakukan secara konsisten oleh semua pelaku. Bahkan dalam menangani persoalan-persoalan yang sifatnya amat khusus dan
mendesak yang dimungkinkan pertimbangan kelompok yang dipimpin Badan Keswadayaan Masyarakat BKM dengan memperoleh wilayah.
lix
BAB III
TEMUAN DAN ANALISA GAMBARAN UMUM BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT
BIMAS DAN ANALISIS ATAS UPAYA BKM DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN MELALUI P2KP
DI DESA PAJANG
7. Gambaran Umum BKM BIMAS Kelurahan Pajang Kecamatan Benda