Kerangka Berpikir LANDASAN TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR DAN

36

B. Kerangka Berpikir

Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan kehidupan manusia dan juga sebagai salah satu kebutuhan. Pendidikan dilaksanakan sesuai dengan perkembangan anak, karena pengalaman dan pendidikan seseorang anak merupakan faktor yang paling menentukan dalam perkembangan anak. Usia anak prasekolah adalah usia dimana perkembangan sangat cepat, dan juga peka terhadap sekitarnya dalam hal meniru. Agar perkembangan kognitif dan motorik berkembang secara optimal, dapat dilakukan dengan memperkaya pengalaman-pengalaman yang aktif dengan menggunakan benda sekitarnya tahap perkembangan kognitif anak pada usia prasekolah berada pada tahap praoperasional yaitu kemampuan mengelompokkan dan penggunaan simbol- simbol. Berikut fase-fase perkembangan anak antara lain: 1 Masa sebelum lahir, menunjukan adanya pertumbuhan yang sangat cepat dan luas, 2 Masa bayi baru lahir, pada masa ini tidak terjadi pertumbuhan dan perkembangan, 3 Masa bayi, masa ini dianggap sebagai periode kritis dalam perkembangan kepribadian, 4 Masa Kanak-kanak awal, sebagai usia prasekolah, 5 Masa kanak-kanak akhir, merupakan masa sekolah dasar dan usia kritis, 6 Masa puber, merupakan masa tumpang tindih antara akhir masa kanak-kanak dan awal masa remaja, 7 Masa remaja, dikenal sebagai suatu periode peralihan, 8 Masa dewasa awal, 9 Masa dewasa madya, 10 Masa usia lanjut. Anak usia dini berada pada fase masa kanak-kanak awal, dimana pada fase ini anak lebih banyak belajar melalui bermain, antara lain mengenal benda-benda yang kongkrit untuk mengasah perkembangan motorik dan kognitif anak. Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu pendidikan prasekolah yang mempunyai tujuan untuk membantu perkembangan anak agar tumbuh secara optimal dalam aspek fisik, keterampilan, pengetahuan, sikap dan perilaku sosialnya. Pengalaman anak-anak di TK berfungsi sebagai jembatan antara rumah dan sekolah. Di Taman Kanak-Kanak, anak mengenal membaca, menulis dan berhitung calistung dilakukan melalui 37 pendekatan bermain dan disesuaikan dengan tugas perkembangan anak. Belajar akan menghasilkan hasil belajar berupa prestasi belajar. Prestasi belajar akan optimal apabila siswa untuk menerima pelajaran dan mempunyai daya sosialisasi yang baik terhadap lingkungan belajarnya. Prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: 1 peserta didik yaitu meliputi aspek fisiologis dan psikologis seperti bakat, intelegensi dan motivasi siswa. 2 pengajar, 3 sarana dan prasarana, yaitu meliputi gedung dan ruang tempat belajar, buku-buku serta fasilitas lainya, 4 penilaian. Dari keempat faktor diatas yang menjadi fokus keberhasilan pendidikan adalah peserta didik. Berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran dapat diukur dari prestasi belajar siswa. Banyak cara untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah salah satunya dengan mengikuti pendidikan prasekolah pendidikan Taman Kanak-kanak sebagai proses pengembangan keterampilan dan bakat siswa sebelum memasuki Sekolah Dasar. Berdasarkan uraian di atas, terlihat adanya keterkaitan antara pendidikan Taman Kanak-Kanak dengan prestasi belajar matematika. Dengan demikian diduga bahwa ada pengaruh pendidikan Taman Kanak-Kanak terhadap prestasi belajar matematika.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 02 Cimone Tangerang. Sedangkan waktu pelaksanaanya pada tanggal 4 Agustus sd 8 September 2008.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian 1 . Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas I SDN 02 Cimone Tangerang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive random sampling. Yang dimaksud dengan purposive adalah penarikan sampel yang berada dilokasi penelitian dipilih berdasarkan kriteriakarakteristik tertentu sesuai denngan tujuan penelitian. Sampel yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 30 siswa.

C. Metode Penelitian dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah ex-post facto. Ex- post facto berarti apa yang dikerjakan setelah kenyataan. Penelitian ex-post facto merupakan peneitian dimana variabel-variabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel terikat dalam suatu penelitian. Penelitian ini disebut sebagai penelitian sesudah kejadian. Pada penelitian ini, penulis memberikan tes hasil belajar kepada sampel yang dituju untuk memperoleh skor prestasi belajar. 1 Prof. DR. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta,2002 Cet Ke-12, h.108 38