15
3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Secara umum, Herman Hudoyo menjelaskan ada empat faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran matematika, yaitu: peserta
didik, pengajar, sarana dan prasarana, serta penilaian.
18
1. Peserta Didik Faktor ini meliputi dua aspek: a aspek fisiologis; b aspek. psikologis
a. Aspek fisiologi Kondisi umum jasmani yang sehat dapat mempengaruhi
semangat siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organg tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas kognitif sehingga materi
yang dipelajari pun kurang dipahami. Kondisi organ-organ khusus, seperti indra pengelihatan, sangat mempengaruhi kemampuan siswa
dalam menyerap informasi pengetahuan. b. Aspek psikologis
Faktor-faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi perolehan pembelajaran siswa adalah sebagai berikut:
i Tingkat kecerdasan Intelegensi siswa Intelegensi sebenarnya bukan hanya kemampuan otak saja
melainkan juga kualitas oragan-organ tubuh lainnya. Akan tetapi memang harus diakui peran otak dalam hubungannya dengan
intelegensi manusia lebih menonjol daripada peran organ-organ tubuh lainnya. Menurut Reber, seperti dikutip Muhibin Syah,
bahwa intelegensi akan kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan
cara yang tepat.
19
ii Sikap dan minat Sikap merupakan gejala internal berupa kecenderungan untuk
merepons dengan cara yang relatif terhadap objek orang, barang, dan sebagainya. Sikap siswa yang positif merupakan pertanda
18
Herman Hudoyo, Strategi Mengajar belajar Matematika, Malang: IKIP Malang, 1990, cet ke -2, h.9
19
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999, h. 133
16
awal yang baik bagi proses belajar siswa itu. Secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan keinginan
yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar dalam bidang-bidang tertentu.
iii Bakat
Bakat merupakan kemampuan potensial yang dimiliki seseorang. Setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk
mencapai prestasi dalam kapasitas masing-masing. Seorang siswa yang tidak mempunyai bakat dalam mata pelajaran
matematika akan sukar baginya untuk mempelajari matematika secara mendalam. Sehingga berkuranglah kemungkinan untuk
mencapai prestasi tinggi dalam mata pelajaran tersebut. Namun sebaliknya, siswa yang mempunyai bakat maka akan lebih
mudah bagi dirinya untuk mempelajari matematika secara mendalam, sehingga besar kemungkinanya dapat mencapai
prestasi yang tinggi. iv Motivasi siswa
Motivasi merupakan keadaan internal organisme yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Motivasi bisa berasal dari
diri siswa yang mendorongnya untuk belajar dan dapat berasal dari luar individu siswa yang mendorongnya untuk melakukan
kegiatan belajar.
2.
Pengajar Mengingat belajar matematika memerlukan mental yang
tinggi, pengajar sebagai fasilitator memegang peranan penting dalam membelajarkan peserta didik. Faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan pengajar dalam proses pembelajaran adalah kompetensi profesionalisme, kepribadian, motivasi dan pengalaman belajar
dalam proses pembelajaran.
20
20
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000, h. 225
17
3. Faktor Sarana dan Prasarana Faktor ini meliputi gedung dan ruang tempat belajar, buku-
buku teks, dan fasilitas lainnya. 4. Penilaian
Penilaian dalam istilah lain dikenal dengan evaluasi. Penilaian dalam pembelajaran matematika lebih diutamakan pada proses, karena
dalam proses itulah langkah-langkah peserta didik dalam menyelesaikan masalah matematika bisa dilihat dan analisis untuk
kemudian dijadikan sebagai acuan untuk perbaikan dan peningkatan pembelajaran selanjutnya.
21
Menurut Ralp Tyler, sebagaimana dikutip oleh Suharsimi dalam bukunya dasar-dasar evaluasi pendidikan,
bahwa evaluasi merupakan proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan
pendidikan sudah tercapai.
22
Penilaian evaluasi pendidikan pada hakikatnya merupakan alat kontrol terhadap pelaksanaan pendidikan
atau memberikan informasi bagi usaha dan pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan. Oleh sebab itu evaluasi pendidikan
dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut:
1.
Membangkitkan motivasi.
2.
Mengetahui prestasi murid.
3.
Mengetahui kelemahan, kesulitan dan bagaimana mengatasinya.
4.
Mengadakan seleksi yang meliputi kenaikan kelulusan, dll.
5.
Memberikan laporan tentang kemajuan atau perkembangan murid kepada orang tua.
6. Sebagai feed back kurikulum pendidikan yang bersangkutan.
23
Pada umumnya evaluasi dilakukan karena pendidikan ingin tahu apakah murid-murid telah belajar dengan baik atau belum.Tetapi
21
Herman Hudoyo, Strategi mengajar……h 9
22
Suharsimi Arikunto, DasarDasar Evaluasi Pendidkan, Jakarta: Bumi Aksara, 1999 cet ke-4, h. 3
23
Abd. Rahman Abror, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1993, cet ke 4, h. 155
18
dengan alat evaluasi harus di teliti pula apakah semua bagian dari seluruh bahan telah diterangkan dengan baik apa belum. Prestasi
belajar matematika tidak bisa didapat begitu saja tanpa ada proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan kegiatan inti dari
kegiatan pendidikan di sekolah. Mengajar merupakan suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan
menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi kegiatan belajar mengajar. Dalam proses belajar matematika, yang dapat mengajarkan
siswa tentang matematika tidak hanya guru tetapi dapat berasal dari sumber lain seperti televisi, lingkungan sekitar dan sumber-sumber
lainnya. Untuk belajar matematika, diperlukan motivasi pada diri anak didik. Seseorang anak atau siswa yang tidak berhasil dalam belajar
matematika bukan berarti mereka bodoh karena ketidakberhasilan mereka kemungkinan. disebabkan kurangnya motivasi untuk belajar
matematika.
4. Pendidikan dan Perkembangan Anak