BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 02 Cimone Tangerang. Sedangkan waktu pelaksanaanya pada tanggal 4 Agustus sd 8 September 2008.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian
1
. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas I SDN 02 Cimone Tangerang.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive random sampling. Yang dimaksud dengan purposive adalah
penarikan sampel yang berada dilokasi penelitian dipilih berdasarkan kriteriakarakteristik tertentu sesuai denngan tujuan penelitian. Sampel yang
terlibat dalam penelitian ini berjumlah 30 siswa.
C. Metode Penelitian dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah ex-post facto. Ex- post facto berarti apa yang dikerjakan setelah kenyataan. Penelitian ex-post
facto merupakan peneitian dimana variabel-variabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel terikat dalam suatu penelitian.
Penelitian ini disebut sebagai penelitian sesudah kejadian. Pada penelitian ini, penulis memberikan tes hasil belajar kepada sampel yang dituju untuk
memperoleh skor prestasi belajar.
1
Prof. DR. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta,2002 Cet Ke-12, h.108
38
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis tes sebagai instumen penelitian. Tes yang digunakan adalah tes pilihan ganda yang terdiri dari 25
butir soal untuk mengukur hasil belajar matematika siswa. Alat ukur tes sebelum diberikan kepada siswa harus diketahui lebih
dahulu apakah tes tersebut baik dan sudah siap diberikan kepada siswa untuk diambil datanya pada penelitian ini. Sebelum digunakan soal tes tersebut
maka diujicobakan untuk mengetahui apakah soal-soal tersebut memenuhi standar persyaratan validitas, reabilitas, dan taraf kesukaran.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur. Adapun validitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi, yaitu tes yang dibuat berdasarkan tujuan khusus tertentu yang sama dengan isi pelajaran yang
telah diberikan di kelas. Untuk itu instrument tes harus diujikan untuk mendapatkan validitas butir soal atau validitas item, untuk mengukurnya
peneliti akan mengukur rumus Korelasi Point Biserial
2
.
q p
SD M
M r
t p
pbi
− =
R
pbi
= koefisien korelasi biserial Mp = rerata skor pada tes dari peserta tes yang mewakili
jawaban benar Mt
= rerata skor total SD
= standar devisiasi skor total
2
Sumarna Supranata, Analisis, Validitas, Reabilitas, dan Interprestasi Hasil Tes, Bandung; PT Remaja Rosda Karya, 2005, Cet. II, h.61
P = proporsi peserta tes yang jawabannya benar pada soal q
= 1 – p Setelah dilakukan uji validitas sebanyak 25 soal, maka terdapat 5
soal yang tidak valid. Jumlah soal yang digunakan untuk memperoleh data hasil belajar yaitu 20 soal yang valid lihat lampiran 5 hal 63
2. Reliabilitas
Suatu instrument tes dapat dipercaya untuk sebagai alat pengumpul data, jika tes tersebut telah diuji reliabilitasannya. Untuk
mencari reliabilitas terhadap tes perlu dilakukan analisis pada butir-butir soal dari tes tersebut. Dan untuk menentukan reabilitas suatu tes
tergantung dari bentuk soal-soalnya. Untuk mencari reliabilitas tes yang dalam bentuk objektif, penulis
menggunakan rumus K-R. 20
⎥ ⎥
⎦ ⎤
⎢ ⎢
⎣ ⎡
− ⎥⎦
⎤ ⎢⎣
⎡ −
=
∑
2 2
1 S
pq S
k k
r
ii
r
11
= reabilitas secara keseluruhan p
= proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q
= proporsi subjek yang menjawab item dengan salah 1-p ∑ pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
k = banyaknya item yang valid
S = standar devisiasi dari tes
3
3
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta; Bumi Aksara, 2007, Cet. 7, h. 100
Perhitungan reliabilitas dilakukan terhadap 20 soal yang dianggap valid, dari hasil perhitungan diperoleh nilai reliabilitas sebesar r
11
= 0,8. Maka instrument dianggap reliable lihat lampiran 7 hal 65
3. Taraf Kesukaran
Disamping reliabel dan valid perlu juga diperlukan tingkat kesukaran dari soal tersebut. Adapun rumus yang digunakan untuk
mengetahui taraf kesukaran adalah: P =
JS B
P = indeks kesukaran
B =banyaknya siswa yang menjawab dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
4
Dengan klasifikasi indeks kesukaran sebagai berikut: IK = 0,00 : soal terlalu sukar.
0,00 IK 0,30 : soal sukar ≤
0,30 IK 0,70 : soal sedang ≤
0,70 IK 1,00 : soal mudah ≤
IK = 1,00 : soal terlalu mudah Sesuai dengan kriteria indeks kesulitan soal, maka diperoleh 6 soal
mudah, 13 soal sedang dan 1 soal sukar lihat 8 lampiran hal 66
4
M. Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2001, cet. I, h. 133
4. Pengujian daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan kemampuan siswa. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda
disebut indeks diskriminan yang berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Pada indeks diskriminan ini dikenal tanda negatif yang berarti bahwa suatu
soal itu terbalik dalam mengukur kemampuan siswa. Rumus indeks diskriminan adalah:
D = Pb
Pa Jb
Bb Ja
Ba −
= −
Keterangan : D = Indeks daya pembeda soal
Ja = Banyaknya peserta kelompok atas Jb = Banyaknya peserta kelompok bawah
Ba= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
Bb= Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
Pa = Ja
Ba adalah proporsi peserta kelompok atas yang menjawab
benar Pb =
Jb Bb
adalah proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Untuk mengetahui penilaian daya pembeda tiap-tiap soal, indeks diskriminan diklafikasikan sebagai berikut:
DP = 0,00 : soal terlalu sukar.
0,00 DP 0,20 : soal sukar ≤
0,20 DP 0,40 : soal sedang ≤
0,40 DP 0,70 : soal mudah ≤
0,70 DP 1,00 : soal terlalu mudah ≤
5
E. Teknik Analisis Data