Pendidikan dan Perkembangan Anak

18 dengan alat evaluasi harus di teliti pula apakah semua bagian dari seluruh bahan telah diterangkan dengan baik apa belum. Prestasi belajar matematika tidak bisa didapat begitu saja tanpa ada proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan kegiatan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Mengajar merupakan suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi kegiatan belajar mengajar. Dalam proses belajar matematika, yang dapat mengajarkan siswa tentang matematika tidak hanya guru tetapi dapat berasal dari sumber lain seperti televisi, lingkungan sekitar dan sumber-sumber lainnya. Untuk belajar matematika, diperlukan motivasi pada diri anak didik. Seseorang anak atau siswa yang tidak berhasil dalam belajar matematika bukan berarti mereka bodoh karena ketidakberhasilan mereka kemungkinan. disebabkan kurangnya motivasi untuk belajar matematika.

4. Pendidikan dan Perkembangan Anak

Pendidikan merupakan fenomena yang fundamental, yang juga mempunyai sifat konstruktif dalam hidup manusia. Pendidikan berasal dari kata didik, mendapat awalan pen dan akhiran an, yang berarti proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. 24 Menurut Langeved, pendidikan ialah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. 25 Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha yang dijalankan seseorang atau kelornpok . orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat 24 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,1988, h.204 25 Hasbuilah, Dasar-Dasar I1mu Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2006, Cet Ke-5 h.2 19 hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. Dan juga untuk mengembangkan kepribadian yang dimiliki seseorang agar dapat tumbuh dan berkembang kearah kedewasaan yang diharapkan. Menurut Zuhairini, pendidikan adalah aktivitas untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup. Dengan kata lain, bahwa pendidikan tidak hanya berlangsung di dalam kelas tetapi berlangsung di luar kelas. Pendidikan bukan bersifat formal saja, namun mencakup aspek non formal. 26 Pendidikan berarti tahapan kegiatan yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan sebagainya. Pendidikan dapat berlangsung secara informal dan nonformal samping secara formal di sekolah, madrasah, dan institusi-institusi lainnya. John Dewey memformulasikan pengertian pendidikan sebagai berikut: Pendidikan adalah pengalaman yang terus menerus, termasuk perbaikan dan penyusunan kembali pengalaman. Karena kehidupan itu adalah merupakan proses pertumbuhan, maka pendidikan membatu pertumbuhan atau kehidupan yang tepat tanpa dibatasi usia. Proses pendidikan itu suatu proses penyesuaian yang terus menerus, pada setiap fase yang menambah kecakapan di dalam pertumbuhan seseorang. 27 Dari pengertian tersebut, maka pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara terus sesuai dengan perkembangan di pengaruhi oleh kematangan dan latihan atau belajar, maka dapat dikatakan bahwa pendidikan dapat membantu menambah kecakapan pada setiap fase pertumbuhan dan perkembangan. Pendidikan merupakan tanggung jawab keluarga, sekolah dan masyarakat sehingga dalam pelaksanaannya memerlukan keterlibatan semuanya. Keluarga, sekolah, dan masyarakat disebut juga lingkungan 26 Zuhairini, et.al, Filsafat Pendidikan IsIam, Jakarta: Bumi Aksara,1995, cet.2 h.149 27 A. Muri Yusuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta, Ghalia Indonesia, 1986, h.24 20 pendidikan. Keluarga adalah lingkungan pendidikan yang utama dan pertama dalam pembentukan pribadi anak. Ini berarti bahwa keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Fungsi keluarga, dalam pendidikan adalah memberikan pengaruh positif dalam pembentukan pribadi anak dan pengkondisian lingkungan keluarga. Sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang kedua bukan berarti mengambil alih peranan dan fungsi orang tua dalam mendidik anaknya dalam lingkungan keluarga, tetapi sekolah bersama-sama dengan orang tua membantu mendidik anak. Sehingga peranan dan fungsi sekolah yang pertama adalah membantu pendidikan anak di sekolah. Di dalam keluarga anak dibina, di sekolah anak dikembangkan dan ditingkatkan agar lebih mampu melanjutkan kehidupan diri dan bangsa. Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan ketiga dalam proses pembentukan kepribadian anak-anak sesuai dengan keberadaannya. Tidak semua ilmu pengetahuan sikap keterampilan maupun perfomans dapat dikembangkan di sekolah ataupun dalam lingkungan keluarga. Kekurangan yang ada dapat dilengkapi oleh lingkungan masyarakat dalam membina kepribadian anak didik secara utuh dan terpadu. Pendidikan dalam lingkungan masyarakat akan berfungsi sebagai pelengkap, penganti, dan tambahan terhadap pendidikan yang diberikan oleh lingkungan yang lain. Patmonodewo menyatakan bahwa perkembangan anak tidak sama dengan pertumbuhannya. Keduanya paling berkaitan dan dalam penggunaan kedua pengertian tersebut sering kali dikacaukan satu sama lain. Bila pertumbuhan menjelaskan perubahan dalam ukuran, sedangkan perkembangan adalah perubahan dalam kompleksitas dan fungsinya. 28 Menurut Shabri perkembangan dalam pengertian umum sebagai “Serangkaian perubahan dalam susunan yang belangsung secara teratur, 28 Soemiart Patmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah, Jakarta:PT Rineka Cipta,2002, Cet. Ke - 2, h.20 21 progresif, jalin menjalin dan terarah kepada kematangan dan kedewasaan. Perkembangan secara secara khusus diartikan sebagai perubahan-perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang menyangkut aspekaspek mental psikologis. Sedangkan pertumbuhan diartikan sebagai Perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif yang menyangkut jasmaniah. 29 Perkembangan manusia sejak pranatal sampai mati prosesnya terjadi secara bertahap melalui berbagai fase perkembangan, dimana dalam setiap fase perkembangan ditandai dengan bentuk kehidupan tertentu, yang berbeda dengan fase sebelum dan sesudahnya. Hurlock telah membagi fase perkembangan manusia dalam sepuluh fase atau masa perkembangan, yaitu: 1. Masa sebelum lahir prenatal selama 280 hari. Pada masa ini menunjukkan adanya pertumbuhan yang sangat cepat dan luas. 2. Masa bayi baru lahir new born usia 0,0 – 2 minggu merupakan masa tidak terjadi pertumbuhan dan perkembangan. 3. Masa bayi babyhood usia 2 minggu – 2,0 tahun. Masa ini dianggap sebagai periode kritis dalam perkembangan kepribadian, karena masa ini merupakan periode dimana dasar-dasar kepribadian pada masa ini diletakkan. 4. Masa kanak-kanak awal early childhood usia 2,0 – 6,0 tahun. Masa ini disebut usia main, karena besar hidup anak waktunya dihabiskan dengan bermain. Para pendidik menyebut anak masa ini dengan usia prasekolah yaitu sebagai anak yang belum matang untuk sekolah atau masa persiapan untuk masuk sekolah dasar. 5. Masa kanak-kanak akhir later childhood usia 6,0 – 12,0 tahun disebut juga anak sekolah dasar dan usia kritis atau periode kritis, disebut periode kritis dalam dorongan prestasi karena pada masa ini 29 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997, Cet ke-2 h. I I 22 kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses dibentuk. Sekali kebiasaan prestasi ini dibentuk akan cenderung menetap selamanya. 6. Masa puber puberly 11,012,0 – 15,016,0 tahun merupakan masa tumpang tindih karena mencakup akhir masa kanak-kanak dan awal masa remaja. 7. Masa remaja adolescence usia 15,016,0 – 21,0 tahun. Masa ini adalah masa yang penting dalam rentang kehidupan. Masa ini dikenal sebagai suatu periode peralihan, suatu masa perubahan yang sangat pesat, usia bermasalah, saat dimana individu mencari identitas usia yang menakutkan masa tidak realistic dan masa ambang dewasa. 8. Masa dewasa awal early adulthood usia 21,0 – 40,0 tahun. 9. Masa dewasa madya middle adulthood usia 40,0 – 60,0 tahun. 10. Masa usia lanjut later adulthood.usia 60,0 - ... tahun. 30 Piaget mengemukakan bahwa manusia tumbuh, beradaptasi dan berubah melalui perkembangan fisik dan perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif sebagian besar tergantung kepada seberapa jauh anak aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Perkembangan kognitif manusia itu tumbuh secara kronologis melalui 4 tahap yang berurutan, yaitu: 1. Tahap sensori motor sejak lahir sampai kira-kira 2 tahun. 2. Tahap praoperasional kira-kira umur 2 sampai 7 tahun. 3. Tahap operasi konkrit kira – kira 7 sampai 12 tahun. 4. Tahap operasional formal sejak umur belasan sampai dewasa. Secara terinci perkembangan intelektual Jean Piaget dipaparkan oleh Ismail, dkk sebagai berikut: 1. Tahap sensori motor. Anak pada tahap ini memperoleh pengalaman melalui berbuat dengan sensori. Anak berpikir melalui perbuatan tindakan, gerak dan reaksi yang spontan. 30 John L Marks, et al, Metode Pengajaran Matematika Sekolah Dasar, Jakarta: Erlangga, 1988, h.29 23 2. Tahap praoperasi. Merupakan tahap persiapan untuk mengorganisasikan operasi konkret. Pada tahap ini pemikiran anak lebih banyak berdasarkan pada pengalaman konkret dari pada pemikiran logic. 3. Tahap operasi konkret. Anak pada tahap ini sudah lebih jauh dapat berpikir atau berbuat daripada anak pada tahap praoperasi. Pada tahap ini anak mampu berbuat lebih dari sekedar dapat berbahasa, memanipulasi benda konkret, dan berpikir internal. 4. Tahap operasi formal.Tahap ini merupakan tahap akhir dari perkembangan kognitif manusia. Mampu memandang dari banyaksegi secara simultan, menilai tindakannya secara objektif dan menelusuri kembali proses berpikirnya dan mulai dapat merumuskan hipotesis atau perkiraan sebelum ia berbuat. Menurut Locke, bahwa pendidikan bagi anak merupakan faktor yang menentukan dalam perkembangan. 31 Sedangkan tugas perkembangan anak sekolah menurut Havigurst diantaranya belajar membaca, menulis, berhitung, belajar pengertian-pengertian kehidupan sehari-hari. Berapa aspek psikologi dan fisik yang penting dalam perkembangan pada masa anak sekolah diuraikan antara lain a. Perkembangan intelektual Menurut Gagne perkembangan intelektual anak pada masa ini melalui urutan hirarki dari masing-masing kemampuan seperti persepsi, konsep, kaidah dan prinsip. b. Perkembangan Bahasa Pada masa ini perkembangan bahasa diawali adanya kebutuhan anak terhadap keinginan bergaul, keinginan memperoleh informasi, keinginan menyatakan pendapatkemampuan. Perkembangan bahasa anak sangat erat hubungannya dengan tahap-tahap perkembangan fisik maupun psikis anak itu. 31 Joula Ekaningsih, Agar anak PintarMaternatika, Jakarta: Puspaswara,1998, h.7 24 c. Perkembangan Fisik Perkembangan fisik mengikuti pola perkembangan tertentu, terjadilah diferensiasi yang makin luas dari fungsi-fungsi dan sifat- sifat. d. Perkembangan Emosi Perkembangan emosi erat hubungannya dengan fase-fase perkembangan fisik maupun psikis seseorang anak. Dalam masa pertumbuhan dan perkembangan seseorang individu baik dari dalam dan luar akan membentuk sifat khas emosi dari individu itu. Perkembangan pribadi manusia merupakan hasil atau akibat dari pada kematangan dan belajar. Kematangan yang dimaksud adalah kematangan potensi fisik atau mental psikologis yang telah dicapai dalam tahap pertumbuhan atau perkembangan. Kematangan potensi fisik seperti kematangan otak pada umur 6 atau 7 tahun merupakan prequisite untuk perkembangan intelektual di SD. Kematangan mental psikologis yang dicapai di SD merupakan prequisite untuk keberhasilan perkembangan mental psikologis di sekolah lanjutan. Dalam halnya belajar, semua kemampuan dan tingkah laku manusia sebagai hasil perkembangan yang diperoleh melalui proses belajar. Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan yaitu: 1 Faktor Intrinsik Faktor instrinsik yang mempengaruhi kegagalan berkembang terutama berkaitan dengan terjadinya penyakit pada anak, yaitu: Kelainan kromosom misalnya sindroma Down dan sindroma Turner, kelainan pada sistem endokrin, misalnya kekurangan hormon tiroid, kekurangan hormon pertumbuhan atau kekurangan hormon lainnya. Kerusakan otak atau sistem saraf pusat yang bisa menyebabkan kesulitan dalam pemberian makanan pada bayi dan menyebabkan keterlambatan pertumbuhan. Kelainan 25 pada sistem jantung dan pernafasan yang bisa menyebabkan gangguan mekanisme penghantaran oksigen dan zat gizi ke seluruh tubuh. Anemia atau penyakit darah lainnya. Kelainan pada sistem pencernaan yang bisa menyebabkan malabsorbsi atau hilangnya enzim pencernaan sehingga kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi. Menurut Soetjiningsih secara umum terdapat dua faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak yaitu faktor genetik instrinsik dan faktor lingkungan ekstrinsik. Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Faktor ini adalah bawaan yang normal dan patologis, jenis kelamin, suku bangsabahasa, gangguan pertumbuhan di negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor ini, sedangkan di negara yang sedang berkembang, gangguan pertumbuhan selain di akibatkan oleh faktor genetik juga faktor lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang anak yang optimal. 2 Faktor Ekstrinsik Faktor ekstrinsik meliputi, antara lain: a. Faktor psikis dan sosial misalnya tekanan emosional akibat penolakan atau kekerasan dari orang tua. b. Depresi bisa menyebabkan nafsu makan anak berkurang. Depresi bisa terjadi jika anak tidak mendapatkan rangsangan sosial yang cukup, seperti yang dapat terjadi pada bayi yang diisolasi dalam suatu inkubator atau pada anak yang kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya. c. Faktor ekonomi dapat mempengaruhi masalah pemberian makanan kepada anak, tempat tinggal dan perilaku orang tua. Keadaan ekonomi yang pas-pasan dapat menyebabkan anak tidak memperoleh gizi yang cukup untuk perkembangan dan pertumbuhannya. 26

d. Faktor lingkungan termasuk pemaparan oleh infeksi, parasit