Teori Makna Wawasan Semantik 1. Pengertian Semantik

Artinya: “ ini adalah kitab yang kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada terang benderang.”

3. Teori Makna

Berangkat dari latar belakang masalah, menurut informasi mengenai teori makna, pada dasarnya teori makna mempunyai hubungan yang sangat erat dengan makna semantik. Dalam hal ini, teori makna lebih condong dalam bentuk hubungan antara bahasa ujaran, pikiran, dan realitas di alam. Sedangkan pada makna semantik menjelaskan tentang ilmu yang mempelajari tentang makna. 30 Berbicara mengenai teori makna dalam linguistik modern, ada beberapa teori yang dipakai untuk memahami makna, antara lain: 1. Nadzariyah Siyaqiyah Teori Kontekstual Menurut Teori ini, cara untuk memahami makna bukan dengan melihat, mendeskripsikan, atau mendefinisikan acuan atau benda. Akan tetapi, makna dipahami melalui konteks kebahasaan siyaq lughawi yang digunakan dan konteks situasi-kondisi siyaq hal- mawqif pada saat ungkapan itu terjadi. Oleh karena itu, studi tentang makna perlu menganalisis konteks kebahasaan dan konteks situasi- kondisi secara sekaligus, tepat dan cermat. Konteks siyaq menurut bahasa berarti kesesuaian dan hubungan. Di sini, konteks berarti lingkungan kebahasaan intra- 30 Abdul Chaer, Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta, 2003, cet. Ke- 2. h. 5 34 lingual dan luar-kebahasaan ekstra-lingual yang meliputi wacana dan mengungkap maknanya. a. Konteks Bahasa Siyaq Lughawi Yaitu, lingkungan kebahasaan intra-lingual yang mencakup bagian-bagian bahasa seperti: kosakata, kalimat dan wacana. Unsur-unsur intra-lingual dibedakan menjadi enam aspek, yaitu: 31 1. Struktur Fonem Tarkib Shauti Yaitu konteks atau kesesuaian fonemik yang membentuk makna. Misalnya, kalimat ݎ مﺎ ْ݆ا ﻮ ݆ﺪ anak itu tidur. Dari aspek fonemik, kedua kata yang membentuk kalimat ini dapat di batasi maknanya berdasarkan fonem sehinga makna ungkapan ini bisa dibedakan dengan ungkapan lain. Umpamanya, fonem dari ݎ مﺎ tidak bisa diubah menjadi د ما selalu, ݎ بﺎ menggantikan, ﺎݎ ف tinggi, dan sebagainya. Demikian juga dengan fonem dari ْ݆ا ﻮ ݆ﺪ tidak bisa diganti menjadi ْا ۹݆ ݇ﺪ negeri, ْا ﺨ݆ ْ݇ﺪ pikiran, dan sebagainya. 2. Struktur Morfologis Tarkib Sharfi Yaitu perubahan struktur morfem pada sebuah kata, juga dapat mengubah makna. Morfem kata ْا ﻮ݆ ݆ﺪ pada contoh ݎ مﺎ ْ݆ا ﻮ ݆ﺪ adalah kata benda tinggal, mudzakkar, marfu’. Kata ْا ﻮ݆ ݆ﺪ tidak sama dengan ْا ﻮ݆ ﻻ د ة , , ْا ݋݆ ْﻮ ݆ ْﻮ د , ْ݆ا ﻮ ݆ا ﺪ , ْا ﻷ ْو ﻻ د ْا ﻮ݆ ْ݆ﺪ نا dan seterusnya, sebab masing-masing morfem memiliki konteks makna yang berbeda. 31 H.R. Taufiqurrochman, M.A, Leksikologi Bahasa Arab, Malang: UIN-Malang Press, 2008, cet. Ke-1. h.47 35 3. Struktur Sintaksis Tarkib Nahwi Yaitu, struktur sintaksis di bedakan menjadi dua macam, makna sintaksis umum dan makna sintaksis khusus. Makna sintasis umum adalah makna drama tikal secara umum yang dapat dipahami dari sebuah kalimat atau ungkapan. Misalnya: أ ْﺣ ݋ ﺪ ݊ ܛ ܺﺎ ٌﺮ makna sintaksis: kalimat berita; ‘Ahmad pergi’. ْ݆ﻢ ﻳ ܛ ܺﺎ ْﺮ أ ْﺣ ݋ ﺪ makna sintaksis: kalimat negatif; ‘Ahmad tidak belum pergi’. ݊ ۿ ﻳ ﻰ ܛ ܺﺎ ﺮأ ْﺣ ݋ ﺪ ؟ makna sintaksis: kalimat tanya; ‘Kapan Ahmad pergi?’. Sedangkan makna sintaksis khusus adalah makna drama tikal khusus yang dipahami melalui kedudukan kata dalam kalimat. Contoh: ْا ﻮ݆ ݆ﺪ ݎ ﺎ م makna sintaksis khussu dari ْا ﻮ݆ ݆ﺪ adalah fail subyek. ْا ﻮ݆ ݆ﺪ ܦ ﺮ ْ۸ ۽ makna sintaksis khusus dari ْا ﻮ݆ ݆ﺪ sebagai maf’ul bih atau obyek. 4. Struktur leksikal Tarkib Mu’jami Yaitu, hal yang berkaitan dengan kosakata kamus leksim dan karakteristik bidang makna pada kata atau leksem tersebut. Dengan kata lain, setiap leksim memiliki karakter makna yang bisa membedakan denga leksem lainnya. Misalnya, ungkapan ݎ مﺎ أ۸ ْﻮ ك ayahmu tidur. Leksem ݎ مﺎ tidak sama maknanya 36 5. Unsur Idiomatik Mushahabah Yaitu, keberadaan makna sebuah kata atau leksem masih tergantung dengan kata lain yang selalu menyertainya. Disebut juga dengan idiom. Contoh: أْݎ ٌܹ berarti ‘hidung’, bisa berubah makna ketika kata أْݎ ٌܹ bersamaan atau beridiom dengan kata lain.Contoh: أْݎ ܹ ْا ݆ܿ ْﻮ م pemimpin kaum, dan أْݎ ܹ ﱠ݆ا ْهﺪ ﺮ abad pertama. 6. Unsur Pragmatik Uslub Yaitu, perbedaan unsur gaya bahasa uslub yang berada dalam wacana dapat memberi arti lain sebuah ungkapan. Contoh: ܲ ݋ ﺮ ﻳ ْܿ ﺪ م ر ܆ ًݣ و ﻳﺌ ڲﺨ ﺮ ر ܆ ًݣ berarti: Umar sedang bingung ز ْﻳٌﺪ آ ܃ْݛ ﺮ ڲﺮ݆ا ݊ دﺎ berarti: Zaid seorang dermawan أ ْﺣ ݋ ﺪ ﻻ ﻳ ܧ ْݛ ܱ ܲ ܣ ﱠۿ݆ا ﺎ ﺮ ﺣ لﺎ berarti: ahmad sering bepergian 4. Perubahan Makna Di dalam hal ini bahasa mengalami perubahan yang dirasakan oleh setiap orang, dan salah satu aspek dari perkembangan makna perubahan arti yang menjadi objek tela’ah semantik historis. Perkembangan bahasa sejalan dengan perkembangan penuturnya sebagai pemakai bahasa. Kita ketahui bahwa penggunaan bahasa diwujudkan dalam kata- kata dan kalimat. Pemakai bahasa yang menggunakan kata-kata dan kalimat, pemakai itu pula yang menambah, menguranngi atau mengubah kata-kata 37 atau kalimat. Gejala perubahan makna sebagai akibat dari perkembangan makna oleh para pemakai bahasa. Sejalan dengan hal tersebut Karena manusia yang menggunakan bahasa maka bahasa akan berkembang dan makna pun ikut berkembang. Di sisi lain, seperti dinyatakan terdahulu bahwa faktor-faktor yang mengakibatkan perubahan makna adalah sebagai akibat perkembangan bahasa. Perubahan makna terjadi dapat pula sebagai akibat: a. Faktor Kebahasaan b. Faktor Kesejarahan yang dapat diuraikan atas: objek, institusi, ide, dan konsep ilmiah. c. Sebab Sosial d. Faktor Psikologis yang berupa: factor emotif, kata-kata tabu 1 tabu karena takut 2 tabu karena kehalusan 3 tabu karena kesopanan. e. Pengaruh Bahasa Asing f. Karena kebutuhan akan kata-kata baru 32 Selain dari faktor-faktor yang menyebabkan perubahan makna di atas masih terdapat perubahan makna yang diakibatkan oleh banyak hal. Karena bagaimanapun juga seperti yang telah penulis ungkapkan sebelumnya bahwa perubahan makna itu sangat erat kaitannya dengan pemakai bahasa. Sedangkan pemakai bahasa selalu berinteraksi dengan banyak hal yang berada disekitarnya. Dalam hal ini, pengaruh bahasa asing juga menjadi salah satu factor yang terkait pada makna bahasa itu 32 Prof.Dr. T. Fatimah Djajasudarma Semantik II Pemahaman Ilmu Makna, Bandung: Refika Aditama, 1999, cet. Ke-2. h. 62-63 38 sendiri. Secara etimologi pengaruh bahasa asing adalah perubahan bahasa yang satu terhadap bahasa yang lain tidak dapat dihindarkan. Hal itu disebabkan oleh interaksi antara sesame bangsa.itu sebabnya pengaruh bahasa asing terhadap BI, jugatidak dapat dihindarkan. Perubahan makna karena pengaruh bahasa asing, misalnya kata keran yang berasal dari bahasa inggris crank yang kemudian dalam BI bermakna keran, pancuran air leding yang dapat dibuka dan ditutup. Tetapi kalimat”Engkau masuk departemen dan dapat membuka keran untuk kemajuan daerah kita.”Makna kata keran bukan lagi katup penutup, tetapi lebih banyak dikaitkan dengan anggaran. Oleh sebab itulah banyak hal yang bisa mengakibatkan makna sebuah itu menjadi berubah. Hal penting yang harus diketahui berkaitan dengan perubahan makna yaitu perubahan makna karena diakibatkan oleh perubahan lingkungan, contohnya seperti kata cetak. Bagi mereka yang bergerak dalam bidang persurat kabaran, kata cetak selalu dihubungkan dengan kata tinta, huruf, dan kertas. Tetapi bagi tukang bata, kata cetak biasanya dihubungkan dengan kegiatan membuat bata, mencetak batu bata pada cetakannya. Sedangkan bagi petani, kata cetak biasanya dikaitkan dengan usaha membuka lahan baru untuk pertanian sehingga muncul urutan kata pencetakan sawah baru. Selanjutnya bagi para dokter kata cetak biasanya dihubungkan dengan kegiatan menghasilkan uang. 39 40 Penjelasan pada contoh di atas dapat disimpulkan bahwa faktor perubahan makna mempunyai kaitan dengan bahasa yang berkembang sesuai dengan perkembangan pikiran manusia. 33 33 Mansoer Pateda, Semantik Leksikal, Jakarta: Rineka Cipta, 2001, h. 168

BAB III SEKILAS QUR’AN TERJEMAHAN

DEPARTEMEN AGAMA DAN H.B. JASSIN

A. Terjemahan AL Qur’an Departemen Agama

Dalam bab ini, Penulis menjabarkan tentang sekilas terjemahan Departemen Agama dan sekilas Terjemahan al Qur’an H.B. Jassin. Kesemuanya Penulis ambil dari buku yang berjudul Falsifikasi Terjemahan al Qur’an Departemen Agama Edisi 1990 karya Dr. Ismail Lubis. M.A. Dalam Khazanah perpustakaan di Indonesia ditemukan berbagai terjemahan dan tafsir Al Qur’an, baik dalam bahasa Indonesia atau Melayu yang lebih dikenal dengan sebutan bahasa jawi 1 maupun dalam bahasa daerah seperti bahasa Jawa 2 dan Sunda 3 . Pada tahun 1974, Lajnah Pentashih Mushaf al Qur’an mulai diminta oleh proyek pengadaan kitab suci al Qur’an untuk melakukan koreksi terhadap naskah-naskah al Qur’an yang akan diterbitkan oleh Proyek Pengadaan Kitab Suci al Qur’an yang meliputi: 1. Mushaf al Qur’an 2. Al Qur’an dan Terjemahnya 3. Al Qur’an Juz Amma 1 Jawi, Menjawikan Menerjemahkan ke dalam Bahasa Melayu 2 Misalnya: Qur’an Sutji djarwa Djawi Karya R.NG. Djajasugita dan M. Mufti Sharif yang diterbitkan pada tahun 1958 oleh Gerakan Ahmadiah Indonesia Aliran Lahore Jogjakarta, Terjemah Al Qur’an Basa Jawi K.H. Muhammad Adnan yang diterbitkan pada Tahun 1977 oleh P.T. Al Ma’arif Bandung, Al Huda Tafsir Qur’an Basa Jawi Karya Kol. Drs. H. Bakri. Syahid yang diterbitkan pada Tahun 1979 oleh Percetakan Offset “Persatuan”, Yogyakarta, dan sebagai berikut. 3 Misalnya: Al Kitab al Mubin Tafsir al Qur’an Basa Sunda Karya K.H. Muhammad Ramli yang diterbitkan oleh P.T. Al Ma’arif Bandung pada Tahun 1970 41